The Dance Floor

661 16 0
                                    

Top! Tae, Bott! Kook // explicit

Disebuah bar elit kini Jungkook berada, di tengah-tengah ruang riuh suara tawa yang tak begitu terdengar, melebur menjadi gaduh dengan musik yang menderu. Lampu sorot dari arah panggung memancar ke sudut-sudut tak terlihat, mewarnai tubuh-tubuh yang meliuk bebas di lantai dansa, beberapa diantaranya mencari bebas melepas beban, dan mungkin sebagian lagi, berusaha lepas meski sambil berperan. Seperti Jungkook.

Pukul 11 malam, suasana masih belum mencapai puncak keramaian. Ia sudah berada di sana, sengaja datang lebih awal untuk melihat-lihat keadaan sebelum melancarkan aksinya. Ah tidak, alasan sebenarnya tentu ketidaksabaran untuk menemui targetnya malam ini, seorang pilot muda yang sejak sore tadi memenuhi isi kepalanya. Jungkok menggunakan kemeja tipis berbahan katun, dengan tiga kancing teratas yang tebuka, menampilakan dada bidangnya yang tentu menjadikan tiap pandang mengarah turun ke bagian tengah tubuhnya. Jangan tanya mengapa. Tatanan rambutnya dibiarkan begitu saja, sebagian menutupi dahi, sebagian lagi tersibak ke belakang telinga, menampilkan lekuk wajah yang nyaris sempurna. Menawan.

Badannya terasa baik, namun tidak dengan pikirannya, bayang tubuh kokoh dan tatap penuh intimidasi dari sosok bernama Kim Taehyung memenuhi sel-sel otaknya, yang ditunggu tak kunjung datang. Sesuai informasi, kini lelaki yang ia nanti seharusnya sudah melesaikan pertemuan penting dengan importir illegal penjualan senjata. Waktu tempuh dari lokasi ke tempatnya berada hanya lima belas menit.

Jungkook menghangatkan tubuhnya dengan alcohol yang tentu ia perhatikan kadarnya, tak mungkin misi pertamanya berantakan hanya karena kecerobohan menegak terlalu banyak. Malam ini setidaknya, Jungkook harus mengambil hati targetnya, tak lebih.

Samar dari sela-sela tubuh yang bergoyang, Jungkook mendapati sosok yang cukup familiar dengan setelan formal kemeja putih, vest berwarna hijau senada dengan celana, dan dasi berwarna gelap. Targetnya datang. Kim Taehyung nampak berkali-kali lebih tampan dari yang Jungkook bayangkan, tak lepas dari pandangnya pergerakan Kim Taehyung di satu meja, basa-basi singkat dengan kolega, sepertinya.

Jungkook bergerak mendekat, mencari spot yang mudah diraih pandang oleh Taehyung, di sebelah kanan meja, di bawah lampu sorot berwarna temaram, netra keduanya bertemu. Wink. Jungkook memulai aksinya, dengan paras secantik malaikat, ia tersenyum menampakkan gigi putihnya, mengedipkan mata dan sesekali menggigit bibir bawahnya. Tentu Taehyung mengerti, ia lantas tak banyak basa-basi.

Taehyung menitikan langkahnya pasti, mendekati Jungkook yang terlihat menikmati musik ditempat tadi, bermaksud bergabung dengan sosok yang akan menemani malam panjangnya, kali ini.

Hap.
Jungkook terkesiap dengan gerak mendadak Taehyung. Satu lengan melingkari pinggang rampingnya tiba-tiba, mendekapnya dari belakang mengikuti gerakannya, seirama. Tubuh belakang Jungkook sepenuhnya menyentuh Taehyung, termasuk bongkahan pantatnya yang tak jarang bergesekkan dengan pusat tubuh Taehyung. Sepertinya memang sengaja. Dentuman di sudut-sudut bar seolah mengimbangi nafas Jungkook yang semakin memburu, tak ia sangka seseorang yang akan dia hadapi adalah sosok yang berhasil membuatnya terintimidasi dalam sentuhan pertama.

"So, you're my baby tonight?" Suara rendah Taehyung menyusup ke telinga Jungkook tanpa permisi. Pemiliknya terkesiap, dua kali, pikir Jungkook. Tak ingin begitu mudah dikuasai, Jungkook membalikkan badannya, menekuk kedua sikunya di rusuk lawan bicaranya, tangannya meraih kedua ujung kerah lancip kemeja Taehyung, menariknya mendekat hingga kini hidung keduanya hanya berjarak segaris angin. Tangan Taehyung berpindah posisi, kembali melingkari pinggang ramping Jungkook, ia bahkan bisa merasai otot-otot yang tak berusaha menampakkan diri. Kencang, menggairahkan.

Netra keduanya saling tatap, sedetik kemudian Jungkook menuntun bibirnya ke daun telinga Taehyung. "You look hotter than I thought, daddy"

Taehyung menggigit ujung bibir bawahnya, menjilat bibir yang tak kering. Bisikkan dan jilatan singkat lidah Jungkook di sela lipatan telinganya beberapa detik lalu mengalirkan kejut ke sendi-sendi lututnya. Ia melemas, derap aliran darahnya naik, semakin memanas. Sementara lelaki cantik dihadapannya masih menari menggoyangkan tubuh seksinya, meledek pertahanan Taehyung. Taehyung semakin bergairah.
Tangan kanan Taehyung berpindah, menyusuri pipi Jungkook, beralih ke bibir cukup lama, mengulas permukaan bibir dengan ibu jari yang bergerak sensual. Sesekali Jungkook mengecup dan menggigit manja jarinya, dengan netra yang saling tatap, keduanya bertukar hasrat.

Jungkook mengeratkan kedua tangannya yang melingkar di tengkuk Taehyung, mendekatkan nafas yang sedari tadi sudah tak berjarak. Ia sengaja membuat ujung hidung keduanya bertemu, hidung sisi kanan Jungkook dan sisi kiri Taehyung bergantian saling sentuh. Bibir keduanya mampu merasai desah nafas yang entah sengaja atau tidak, berhembus kasar.

Taehyung tak sabar, tangannya menangkup rahang Jungkook dan meraup bibir tipis di hadapannya, tak kasar, namun penuh buncahan hasrat yang sedari tadi hampir mencuat. Lidah tak lagi malu saling bergulat, air liur menyatu, nafas saling memburu.

Jungkook berniat menguasai permainan, membuat targetnya mabuk kepayang. Ia menarik bibirnya tiba-tiba, menghentikan ciuman, membisukan desahan, melanjutkan goyangan. Taehyung frustasi dibuatnya, namun ia suka, ia menyukai semua amunisi-amunisi dari lelaki di hadapannya.

Taehyung mendengus, berusaha mengatur nafasnya. Jungkook berkali –kali mendaratkan bibirnya di ceruk leher Taehyung, mengecup bibir sekilas, memilin anak rambut di tengkuk, menjambak manja rambut yang terurai di belakang kepala, tanpa respon protes dari pemiliknya.

Tak Jarang Taehyung mendaratkan kecupan di dada Jungkook yang menguar, tak ada apapun di sana, hanya hasrat Taehyung yang tak sabar menelanjangi seluruh tubuh yang kini ia dekap, melucuti tiap inci otot-otot yang menyembul. Membayangkannya saja ia tak karuan. Berkali- kali mengumpat terbawa hasrat. Taehyung menikmati semua gerakan yang Jungkook ciptakan, meski pusat tubuhnya kini tak bisa ia tahan, semakin menegang, mengeras.

"Masih mau bermain-main, hm?" Tangan Taehyung menjumput dagu lancip Jungkook, dengan raut muka yang ia tampilkan setegas mungkin, menaik turunkan alisnya, membuat Jungkook terpana. Jungkook menarik dasi Taehyung, merapatkan kembali tubuhnya yang sedari tadi berjarak, meski sedikit. "Sampai kamu bawa aku keluar dari tampat ini, sambil mengecupku tanpa jeda, daddy?"

Otak yang terlampau kacau membuat Taehyung tak meracau, didekapnya sekali lagi tubuh menawan Jungkook, meraup ganas seluruh bibir yang kian ranum, melesak mendorong tubuh Jungkook untuk mengikuti tuntunan langkahnya. Keduanya menjauhi lantai dansa, menabrak apapun di depannya, puluhan pasang mata tentu saja mengarah ke keduanya, yang tak tau malu bergulat lidah membelah kerumunan begitu berani. Tak peduli tatapan milik siapa yang akan membuat keduanya hancur, mereka sungguh tak peduli, hasratnya terlampau tinggi.

_
Part 2 coming soon.

Take it? | NamJin  & Taekook 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang