peringatan

1.3K 110 14
                                    

Pagi ini Mark dan Nana akan berangkat ke sekolah bersama, saat ini mereka masih di halaman rumah Nana.

"Sini kamu mbul pasang helmnya dulu" Mark membantu Nana memasang helmnya ini memang sudah jadi kebiasaan Mark selalu membantu Nana memakaikan helm saat akan berangkat dan pulang sekolah tidak peduli dirinya dibilang bucin karena memang iya. Dan untuk 'mbul' panggilan yang sengaja Mark buat untuk memanggil nana karena menurutnya pipi gadis manis itu sekarang lebih gembul dari sebelumnya awalnya nana menolak namun sekarang sudah biasa mendengarnya, oke balik lagi. Nana pun mendekat ke arah Mark untuk memudahkan Mark memasang helm.

"Kita berangkat sekarang?

" Let's go" ucap Nana riang. Mark terkekeh dan mulai menjalankan motornya membelah jalanan menuju ke sekolahnya.
.

.

.

.

Sampai sekolah mereka berdua menjadi pusat perhatian karena perlakuan mark terhadap Nana tidak sedikit yang kadang menggoda keduanya namun hanya dibalas senyum tipis oleh Nana. Mark membantu Nana turun kemudian membukakan helm dan merapikan rambutnya yang berantakan mereka berdua jalan menuju kekelas secara beriringan. Namun saat ditengah jalan mereka berhenti.

"Mark ko kamu berangkat sama cewek ganjen ini si" ucap seseorang sambil menunjuk wajah Nana yang terdiam disamping Mark, tau lah ya siapa yang bilang.

"Ya emang kenapa kalo gue berangkat sama dia? Ada masalah?" tanya Mark dengan santai dan dingin.

"Harusnya kamu itu berangkat sama aku bukan sama cewek ini"

Semua orang yang lewat dikoridor berhenti melangkahkan kaki dan melihat keributan apa yang sedang terjadi. Disana pun ada Jeno, Rena, haera, Lucas dan beberapa teman teman Mark yang lain.

"Siapa gue harus berangkat sama lo?"

"Aku kan pacar kamu"

"Mana sudi gue punya kakak ipar kaya lo. Orang tua gue juga pasti masih milih Nana kemana mana lah" jawab Jeno yang sedari tadi memperhatikan pertengkaran itu

"Udah ditolak berkali kali tapi masih aja tetep gangguin hubungan orang heran deh" kalo sekarang Rena yang ngomong dia nggak suka kalo sahabatnya ada yang nggangggu. Teman teman Mark juga sudah tau kalo Nana dan Mark dijodohkan karena memang Mark dan Nana sendiri yang bercerita, dan mereka semua mendukung asalkan bukan dengan Mina.

"Harusnya kalian itu dukung gue dong" ucap mina kesal kepada teman teman Mark.

"Lo siapa? Pacar Mark aja bukan? Temen juga bukan?" kali ini yang jawab temen mark namanya Hendery.

Mina menatap sebal ke arah Nana yang sedari tadi diam dan menyimak dia melangkahkan kaki untuk mendekatinya.

"Hai seneng ya udah bisa ngerebut pacar orang?" ucapnya denga senyum sinis.

"Nana nggak pernah ngerebut kak mark dari siapapun" Nana membalas ucapan Mina.

"Oh berani juga ya. DARI AWAL GUE UDAH BILANG JANGAN PERNAH DEKET DEKET SAMA MARK TAPI KENAPA MASIH AJA NGEDEKETIN HAH ?!!!" Nana tersentak ketika mendengar ucapan Mina yang menaikkan nada suaranya.

"Nana ngga pernah ngedeketin kak Mark"

"Murid baru beberapa bulan tapi udah ngerebut pacar orang"

"Nana nggak pernah rebut kak Mark dari kakak"

"MASIH BERANI NGELAK? GUE PERINGATIN SAMA LO JANGAN PERNAH DEKET DEKET SAMA MARK!! MARK ITU PACAR GUE!!"

"TAPI NANA NGGAK PERNAH REBUT KAK MARK!!" teriak Nana kesal karena terus dituduh merebut Mark.

Semua orang tersentak mendengar teriakkan dari Nana. Gadis itu marah karena terus terusan dituduh merebut Mark.

"Ouh berani teriakin gue" Mina hendak melayangkan satu pukulan pada Nana namun Mark dengan cepat langsung menangkis tangan Mina.

"Berani lo sakitin Nana dan temen temen gue yang lain gue gak segan segan buat sakitin lo balik"

"Heh jangan main tangan dong" ucap Rena yang mendekat ke arah Mina diikuti Haera.

"Ngga usah ikut campur ini urusan gue sama cewe ngga tau diri ini kalian mending minggir dari pada kalian juga celaka"

"Kita bakal lakuin apapun demi keselamatan sahabat kita walaupun kita juga harus celaka" ucap Haera menatap nyalang ke arah Mina.

"BERANI LO SAMA GUE?!!"

"IYA KENAPA? LO BUKAN SIAPA SIAPA DISINI. KITA SAMA SAMA MANUSIA BEDANYA GUE PUNYA HATI NURANI SEDANGKAN LO NGGAK. GUE NGGA SUKA NYARI MASALAH LO SUKA CARI MASALAH. KENAPA SI JADI ORANG SUKA BANGET CARI MASALAH? MASALAH LO KURANG ATAU EMANG CUMA CARI PERHATIAN AJA ?" ucap Rena dengan nada yang tinggi.

"CUKUP!!diem semua" ucap Mark menenangkan suasana tetap dengan Nana yang terdiam di pelukannya

"Nggak usah cari cari masalah sehari aja sama gue bisa nggak si? Jadi orang nggak usah ngarep deh. Gue juga pilih pilih kali cari pacar, mana mau gue pacaran sama orang modelan kek lu, ngga ada sopan santunnya, nggak mau ngehargain orang lain. Pantes aja nggak ada yang ngehargain lo. Kalo lo mau dihargai sama orang lu juga harus menghargai orang lain dulu. Dan satu lagi kalo sampe gue liat Nana nangis atau terluka lagi gara gara lo jangan harap lo masih bisa hidup dengan aman dan tenang. Sedikit pun lo ganggu orang orang yang gue sayang lo berurusan langsung sama gue" ucap mark tenang sambil berlalu membawa menuju ke kelasnya.

Sesampainya di kelas, Nana langsung menuju ke bangku miliknya.

"Ssttt, udah ya Nana tenang jangan dipikirin. Ada kakak disini"

"Nana coba liat kakak" mark menangkup wajah Nana.

"Maafin kakak ya yang nggak bisa jagain Nana. Maafin kakak yang udah bikin Nana ada di posisi kaya gini. Maafin kakak yang udah bikin nana ada dikondisi kaya gini. Maafin kakak Na. Maaf" ucap dengan menatap mata bulat nana, sedangkan nana menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan apa yang barusan dikatakan oleh Mark.

"Nggak ini bukan salah kakak" ucap Nana.

"Bener bang, ini bukan salah lo kok. Emang itu cewek satu udah rada gila aja jadi kaya gitu" Ucap Jeno pada Mark.

"Iya Mark bener, Mina emang sekali kali harus di gituin biar dia paham" Ucap Hendery.

Mark hanya tersenyum tipis mendengar ucapan sang adik dan temannya.

"Udah Mark gak usah terlalu dipikirin, mending belajar aja yang bener. Ayo masuk ke kelas karena udah mau bel" Ucap Lucas.

"Bolos aja yuk Cas, Hen"

"Gue gak sepintar lo Mark" Jawab Hendery.

"Yee gue masuk aja tetep gak ngerti materi gimana kalo bolos, planga plongo ntar gue. Udah ayo buruan" Ucap Lucas.

"Kakak ke kelas dulu ya" Pamit Mark pada Nana.

Nana mengangguk dan tersenyum tipis melihat Mark, Lucas dan Hendery yang berjalan meninggalkan kelasnya.

"Gak usah dipikirin Na, mending sekarang kita mikirin gimana caranya supaya pak Indra cerita selama jam pelajaran biar gak jadi ulangan" Ucap Haera.

Nana, Jeno dan Rena tidak bisa menahan tawa atas ucapan yang baru saja keluar dari bibir Haera.


TBC..

Revisi dikitt...

My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang