PRINCE - 03

49 25 105
                                    

👑SELAMAT MEMBACA👑

Berikan komentar untuk typo.

***

Pangeran menutup pintu mobil, lalu mulai menjalankan kendaraan tersebut. Sekilas Pangeran melihat sebelahnya, ada Mama.
Sore hari ini Pangeran berencana mengajak Mama pergi makan di luar.

"Cantik banget Mama aku."

Godaan yang di utara kan Pangeran tidak lah sepadan dengan nada dan juga mimik muka pemuda tersebut, wajah yang tegas dan terkesan dingin, bukan kan sedikit tidak cocok untuk mengeluarkan godaan seperti itu?

Kekehan lemah terdengar ditelinga Pangeran.

"Jadi pengin liat muka kamu pas ngomong tadi," Mama berujar masih dengan kekehan ringan.

Pangeran di tempat dibuat menghela napas. "Mama aja kali yang ngga pernah di gombalin," gumam pemuda itu.

"Justru itu, Mama waktu muda lebih dari sering di rayu kaya gitu sama Papa kamu."

Pangeran tidak merespon. Terjadi keheningan.

Hingga. "Kayaknya, kamu jago gombal gitu emang dari Papa kali ya?"

"Ma..."

"Kenapa hem?"

Mama dengan pandangan mata kosong kedepan berusaha menggapai tangan Pangeran untuk digenggamnya.

"Dengerin Mama. Seberapa pun kamu menghindari, menolak dan membantah. Itu ngga akan pernah merubah fakta kalo kamu emang anak Papa, Pangeran."

Kembali, Pangeran hanya terdiam. Pemuda itu sibuk memikirkan sesuatu, yang entah apa itu.

Tiba-tiba Mama merasakan tidak biasa dengan kecepatan mobil yang di kendarai mereka.

"Pangeran..."

"Orang-orang Papa- Wijaya ngikutin kita."

Setelah Pangeran memberitahu hal itu, entah apa yang membuat Mama terdiam, sesaat sampai...

"Bisa berhenti sayang? Ada yang mau Mama tanyakan pada mereka."

Pangeran menatap Mama-nya tak percaya.
"Lagi? Ma tolong. Gak, aku ga bakal berhenti!"

Mama tolong maaf kan Pangeran yang berbicara sedikit meninggikan suaranya.

Mama sudah tahu kalau Pangeran tidak akan semudah.

"Pangeran tidak sayang Mama?"

Pertanyaan itu, tolong lah Pangeran sangat-sangat menyayangi Mama, tapi kenapa Mama-nya ini malah rela seperti ini hanya demi lelaki itu?

Rahang pemuda itu mengeras tangannya pun meremas kemudi dengan kuat. Namun selang beberapa saat, laju mobil memelan dan berakhir berhenti di samping jalan.

👑👑👑

Nadin sudah siap dengan keranjang belanjaan, untuk pergi membeli bahan-bahan pesanan pelanggannya tadi. Bosen tidak kalau aku menuliskan bahwasanya Nadin selalu tersenyum kala melakukan suatu pekerjaan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang