𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟓

630 70 1
                                    

Baekhyun dan Xiumin saat ini berada di belakang mansion, lebih tepatnya di taman luas yang ditumbuhi dengan berbagai tanaman yang indah mulai dari bunga-bunga yang bermekaran hingga tanaman hijau lainnya. Di tengah-tengah taman itu ada sebuah pendopo untuk beristirahat dimana mereka sekarang berada.

❝Xiu, apa kita bisa meminta izin untuk keluar ya?❞ Tanya Baekhyun sambil menundukkan kepalanya sedangkan tangannya menggenggam erat bajunya tanda ia sedang gugup.

❝Kau ingin pergi dari sini?❞ Tanya Xiumin kembali.

Baekhyun mengangkat wajahnya dan melihat Xiumin sambil menganggukan kepalanya, ❝Sahabat-sahabatku pasti mengkhawatirkanku. Mereka pasti bertanya-tanya aku dimana jadi setidaknya aku harus menghubungi atau bertemu dengan mereka.❞ Jawab Baekhyun sambil memanyunkan bibirnya.

Xiumin yang mendengar itu hanya menganggukan kepalanya, ia mengerti dengan alasan Baekhyun. Tidak sepertinya yang keluarga pun tidak punya, jadi untuk saat ini prioritas utamanya adalah Baekhyun yang sudah ia anggap sebagai adik kecilnya, walaupun mereka baru bertemu.

❝Nanti kita coba untuk meminta izin pada Tuan Park saja ya.❞ Katanya sambil menggenggam tangan kecil Baekhyun, memberikan janjinya dengan senyuman menenangkan.

★★★

Waktu menunjukkan hampir jam 10 malam saat Chanyeol dan Chen memasuki mansion besarnya itu. Yang terlihat hanya beberapa penjaga yang masih terus berada di pos masing-masing dan beberapa maid yang memang mempunyai jadwal kerja malam karena ditakutkan Tuan Besarnya itu membutuhkan sesuatu saat pulang atau tengah malam.

Begitu juga Baekhyun dan Xiumin yang sedang duduk di ruang tengah menunggu kedatangan Tuan Rumah datang.

❝Kalian belum tidur?❞ Tanya Chanyeol sesampainya mereka di sana.

❝Ah itu, belum, Tuan. Kami ingin membicarakan sesuatu denganmu.❞ Kata Xiumin dengan gugup sedangkan Baekhyun diam membisu karena ketakutan.

Chanyeol membuka jas yang dikenakannya sebelum duduk di sofa tunggal dan diikuti oleh Chen. ❝Katakan, ada apa?❞

❝Ja-Jadi begini, Tuan. Saya dan adik saya ingin meminta izin untuk keluar sebentar dari sini.❞ Kata Xiumin, ❝adik saya ingin bertemu dengan teman-temannya karena takut mereka khawatir, Tuan. Dan kami berjanji untuk kembali lagi kemari jika sudah selesai.❞ Kata Xiumin.

Chanyeol terdiam sesaat sedangkan Chen melirik kepada orang yang berstatus atasannya itu menunggu jawaban darinya.

❝Kapan kalian akan pergi?❞ Tanya Chanyeol sambil melihat langsung ke netra pria kecil itu.

❝A-Ah itu... Kalau bisa besok, Tuan.❞ Jawab Baekhyun terbata-bata.

❝Baiklah, kalian bisa pergi besok.❞ Kata Chanyeol, ❝tetapi...❞

❝Tetapi apa, Tuan?❞ Tanya Xiumin.

❝Tetapi ada syaratnya. Kalian berdua akan tinggal disini, kau akan tinggal di bangunan utama dan kau akan tinggal di bangunan belakang bersama Chen.❞ Kata Chanyeol dengan tenang, ❝kau juga bisa kuliah kembali dan Xiumin akan bekerja di perusahaan sebagai Asisten Sekretaris di bawah Chen. Bagaimana?❞ Sambungnya lagi.

Xiumin menengok ke arah Baekhyun menunggu si kecil itu berpikir, jika dia sih tentu saja tidak akan menolak. Siapa yang akan menolak tempat tinggal gratis dan pekerjaan? Ya walaupun ia tau jika pria di depannya itu bukan orang biasa yang menyelamatkannya dari tempat human traffic kemarin. Tetapi berbeda dengannya, Baekhyun mempunyai teman dan juga kehidupan di luar dari sini jadi keputusan Baekhyun menjadi prioritasnya.

❝Baiklah, aku setuju.❞ Putus Baekhyun setelah ia menimbang-nimbang agak lama.

Mungkin keputusannya itu tidak terlalu buruk, yang penting saat ini ia bisa bertemu dengan para sahabatnya dan juga bisa beraktifitas seperti biasa. Tidak ada yang tau pasti jika ia memaksakan diri untuk pergi dari sini tanpa sepengetahuan Chanyeol, mungkin orang-orang yang dulu menculiknya itu akan mencarinya kembali karena ia mengetahui ada kegiatan illegal seperti itu di Korea. Jadi pilihan terbaiknya adalah tetap berada di bawah perlindungan orang yang sudah membelinya itu.

★★★

❝Aku kira diperbolehkan itu kita bisa pergi sendiri, ternyata...❞ Kata Xiumin yang sengaja menggantungkan ucapannya.

Saat ini mereka berdua berkendara menuju kafe Meong Meong ditemani oleh sopir juga beberapa pengawal yang sengaja diperintah oleh Chanyeol untuk menemani mereka bertemu dengan teman-teman Baekhyun. Rombongan mereka terlihat ramai dengan iring-iringan 2 mobil di depan dan 2 mobil di belakang yang mengikuti mobil mereka sendiri.

Entahlah, Xiumin bingung dengan Chanyeol antara posesif juga terlalu protektif pada Baekhyun.

Bukan tanpa sebab Xiumin tau itu, dilihat sekilas pun ia tau jika pria bermarga Park itu menaruh rasa pada Baekhyun dari pertama mereka bertemu. Tetapi sayangnya Baekhyun sepertinya tidak menyadari ini.

❝Gak masalah sih, Xiu. Yang penting kan keselamatan kita terjamin, mungkin Tuan Park gak mau kalau budak yang udah dibelinya kabur.❞ Kata Baekhyun.

Mendengar perkataan Baekhyun membuat Xiumin tersenyum miris. Tuh kan benar, Baekhyun itu bisa dibilang polos karena tidak menyadari maksud dari Chanyeol.

TRING

❝Sela—❞ Ucapan Luhan melemah saat ia melihat orang yang masuk ke kafe ternyata adalah sahabatnya yang hilang tiba-tiba beberapa hari lalu.

❝BYUN BAEKHYUUUUUUN!!❞ Teriaknya sambil berlarian menuju Baekhyun dan memeluknya dengan erat, jangan lupakan juga air matanya yang sudah menderai dengan deras dari mata rusanya itu. Masa bodo dengan beberapa pandangan pelanggan yang dalam keadaan ramai, yang ia pedulikan kini hanyalah sahabatnya kembali dengan keadaan baik-baik saja.

Mendengar suara teriakan dari luar, Kyungsoo langsung beranjak pergi dari dapur dan melihat Luhan yang memeluk tubuh Baekhyun sambil menangis.

❝ANAK NAKAL!! KEMANA AJA LO, HAH?!❞ Teriak Kyungsoo dengan wajah yang memerah menahan marah, tetapi sampai di dekat Baekhyun, ia langsung menabrakkan dirinya dan bergabung dengan pelukan bersama Luhan.

❝HIKS... MAAFIN BAEKKI! BAEKKI KANGEN SAMA LUHANIE DAN KYUNGIE!!❞

❝BAEKKI BAIK-BAIK AJA KAN? HIKS LU—HIKS, LU BIKIN KITA KHAWATIR TAU GAK?!❞ Teriak Luhan sambil memukul lengan Baekhyun dengan air mata dan ingus yang terjun bebas.

Melihat tiga orang di hadapannya menangis semua, Xiumin hanya meringis saja sambil menoleh ke kanan dan kiri. Terlalu malu karena menjadi tontonan orang-orang.

[✓] 𝐂𝐁 [𝟓] 𝐓𝐇𝐄 𝐈𝐍𝐕𝐈𝐍𝐂𝐈𝐁𝐋𝐄 𝐏𝐇𝐎𝐄𝐍𝐈𝐗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang