CHAPTER 38

307 44 122
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agaknya cukup eksentrik tatkala Jiya betul-betul menjadi penghuni papan agung si papa romantis ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agaknya cukup eksentrik tatkala Jiya betul-betul menjadi penghuni papan agung si papa romantis ini. Seperti sudah menjadi candik betulan. Padahal menikah saja belum. Tetapi tak bisa dimungkiri bahwa sanubari ayun-temayun lantaran rasanya Jiya seolah habis keluar dari inferno Tuhan yang notabene menyiksa. Bukannya hiperbol; Jiya tidak munafik, Taehyung mutlak jadi sumber harsa dan eden Jiya sekarang.

Hanya saja, sintingnya, baru dua hari Jiya tinggal di rumah luksurius ini, Jiya sudah similar seperti manusia tidak berguna. Dulu, di rumahnya sendiri, meskipun Jiya memiliki banyak kesibukan atas karir sebagai pemilik Esclaire & Glitz dan memiliki banyak pekerja rumah, terkadang Jiya masih kapabel menjadi babu di rumah sendiri. Agak lucu memang; rasanya sia-sia membayar pekerja dengan duit berjumlah banyak. Namun, Jiya hanya terlalu bingung mesti melakukan apa tatkala luang. Sementara kini, menyentuh pisau untuk memotong buah saja Jiya tidak diperbolehkan. Kata Taehyung, takut Jiya terluka. Yang paling sederhana, merapihkan tilam bekas tidur Jiya dan Taehyung saja, person romantis itu tetap lenggana membiarkan.

Alhasil, Jiya hanya kapabel melakukan kegiatan pribadinya saja. Eksampelnya seperti mencoret-coreti kertas dengan imej sandang, bermain random dengan Jisa dan anjing reseh itu, atau hanya berbicara dengan perut sendiri seperti orang sinting—ibu yang tengah mengandung memang begitu, kan; terutama Jiya, sudah sinting malah terlihat makin sinting. Terkadang diam-diam melakukan pekerjaan rumah, sih. Tetapi pulangnya Taehyung menceracau hebat pada Jiya sebab ia memang memasang sistem kamera pengintai yang terkoneksikan dengan ponsel. Jiya ternyata diawasi oleh si bejad-keparat-durjana itu.

Sumpah. Taehyung yang dulu posesif, sekarang berubah seribu kali lipat. Barangkali sebab influensi Jiya yang tengah mengandung dua produksi hasil investasi. Hanya saja—Jiya sinting sekali rasa-rasanya.

Momen ini, untungnya Taehyung tidak pergi ke gedung Construczoid, jadi Jiya tidak sinting sendirian. Ada Jisa, sih, sebetulnya; tetapi Jisa selalu asyik berkencan dengan Jungtan, anjing reseh itu—oke, namanya memang agak aneh. Jadi, adakalanya bocah setan itu mengabaikan Jiyaㅡbalas dendam sepertinya.

Ngomong-ngomong perkara Taehyung, person itu sebetulnya punya jabatan bagus dan pekerjaan kompleks di kompani milik Jimin. Tetapi Jimin memberikan privelese pada Taehyung untuk bebas. Finalnya terkadang Taehyung lebih mirip pengangguran. Itu juga karena Taehyung bisa bekerja di rumah, sih. Makanya Taehyung tidak pergi bekerja. Pagi tadi si papa romantis ini terang-terangan menelepon si mantan saingan itu—alias si Hwang Jimin—melalui panggilan elektronik, kata Taehyung: “Ingin berduaan dengan calon isteri. Jiya butuh aku. Aku absen.”

𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang