I think that possibly
Kupikir mungkin saja
Maybe I'm falling for you
Mungkin aku jatuh cinta padamu
No one understands me quite like you do
Tidak ada yang mengerti diriku seperti dirimu
Through all of the shadowy corners of me
Melalui setiap sudut bayangankuI never knew just what it was
Aku tidak tau ada apa sebenarnya
about this old coffee shop I love so much
Tentang kedai kopi tua yang sangat aku sukai ini
All of the while I never knew
Selama ini aku tidak pernah tau
I never knew just what it was
Aku tidak tau ada apa sebenarnya
about this old coffee shop I love so much
Tentang kedai kopi tua yang sangat aku sukai ini
All of the while I never knew
Selama ini aku tidak pernah tau
-Falling In Love At A Coffee Shop - Landon Pigg-
---------------------------------
==========
200 vote + 30 comment
===========
Jenewa, Swiss. 8:01 AM.Clara memandang punggung Zach yang pergi menjauh hingga menghilang di balik pintu masuk lobi hotel. Ia melangkahkan kakinya kearah kursi tunggu yang tersedia di lobi, duduk dengan anggun sembari menyilangkan kakinya secara elegan.
Jam dinding hotel menunjukkan pukul 8 pagi waktu Swiss. Kebanyakan orang-orang di jam seperti ini tengah sibuk mengejar urusan kantor daripada berkeliaran tak tentu arah seperti yang Clara lakukan.
Beberapa menit telah berlalu, gadis cantik itu urung membuka ponselnya ketika suara seorang wanita ber-jas kantor memanggil namanya. Clara menatap wanita berambut sebahu itu dengan tatapan bingung.
"Benar anda Mrs. Clara?" tanyanya ramah.
Clara tersenyum hangat, "Ya, saya sendiri." jawabnya tak kalah ramah.
"Ah, syukurlah. Saya Merry, asisten tuan Zach yang akan menemani anda berkeliling Jenewa."
Clara mengangguk senang, ia mengulurkan tangannya tanpa ragu berniat menyalami Merry. Namun sayangnya Merry hanya menatapnya tak mengerti, dengan terpaksa Clara meraih tangan Merry untuk berjabat tangan dengannya.
"Clara, namaku Clara Arranta Addams. Kita belum berkenalan secara resmi." ucapnya semangat.
Merry sempat terkejut dengan reaksi Clara, namun ia langsung tersadar dan terkekeh pelan. Astaga, gadis didepannya ini luar biasa energik ternyata.
"Aku Merry Agatha, senang mengenalmu nona Clara." Merry menggoyangkan jabatan tangan mereka pelan, lalu melepasnya. "Baiklah Mrs. Clara, mari ikuti saya."
Clara mengangguk, ia dengan patuh mengikuti langkah wanita bertubuh semampai yang berjalan mendahuluinya. Sesekali dirinya melirik kanan dan kirinya kagum. Interior hotel ini sangat sangat mewah, para pegawai hotel pun sangat ramah dan tak henti-hentinya tersenyum.
Langkah kedua wanita itu kemudian berhenti di depan sebuah mobil Lexus LC500h berwarna hitam legam. Clara menganga melihatnya. Tidak, ini tidak masuk akal. Bagaimana bisa seorang asisten mengendarai mobil seharga 4 miliar itu seorang diri? Terlebih lagi dia seorang perempuan.
Clara mungkin bukan pecinta mobil, tapi Xavier pernah menawarinya membeli mobil itu ketika ia baru lulus sekolah menengah pertama sebagai hadiah. Tapi tentu saja Clara menolak, untuk apa repot-repot mengendarai kendaraan sendiri jika kau memiliki sopir pribadi? Bisa-bisa sopirnya memakan gaji buta.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dad is Taboo [END]
Roman d'amourTubuhnya menggodaku untuk mendekati nya, mengundang ku untuk menjamahnya, dan meminta ku untuk menikmati nya. Tabu? Ya, ini semua tabu. Tapi dalam buah tabu ini, terdapat kenikmatan luar biasa yang bisa kami nikmati. Jika dirimu adalah nerakaku, ma...