05!!

994 108 2
                                    

Kini jam menunjukkan pukul 3 sore dimana biasanya kedua orang tua mereka masih bekerja namun kini mereka melihat kedua orang tua mereka masuk kedalam ruang rawat Tetsuya.

              Posisi nya kayak gini.
  
                             Ruang tamu,sofa

Pintu.         Seijuro Tetsuya    Jendela

" Selamat sore anak ibu semuanya" sapa sang ibu lembut, namun bagi Tetsuya itu adalah sesuatu yang mengerikan.

Saat melihat kedua orang tuanya masuk, Tetsuya melebarkan matanya karena terkejut. Saat mendengar suara sapaan ibunya tiba-tiba tubuhnya gemetar, hal itu pertama kali di sadari Seijuro karena sang adik dalam dekapannya.

"Tetsuya kau baik-baik saja?" Tanya Seijuro dengan menatap mata adiknya.

Tak ada balasan dari sang adik, mata baby blue itu hanya terpaku melihat kedua sosok yang berada di depan pintu, dan semakin lama semakin mendekat.

"Oh Tetsuya bagus kau sudah bangun" suara dingin sang ayah membuat tubuh itu semakin gemetar.

Saat sang ibu ingin mengelus Surai baby blue itu, sontak Tetsuya melepaskan pelukannya, menepis tangan sang ibu dan berusaha mundur dari posisinya.

"Hei Tetsu kau baik-baik saja?" Tanya Daiki yang menangkap sang adik karena hampir jatuh dari ranjangnya.

Mata itu hanya memancarkan ketakutan, dan juga tak mengelakkan penglihatan nya terhadap kedua sosok itu.

"Tetsu-chin kenapa mundur mundur jadinya Tetsu-chin jatuh kan" tegur Atsushi dengan nada malasnya.

"Tetsuya tenang lah kenapa dengan mu" tanya Seijuro turun dari ranjang dan mendekati Tetsuya yang berada dalam pegangan Daiki dengan tubuh yang semakin gemetar.

" Tetsuya kenapa kau tak soapn pada ibumu ha " bentak sang ayah.

"Tenang lah ayah Tetsuya-chi pas-"belum selesai Ryota menenangkan ayahnya, tiba-tiba.

"Aaaakhh, akh Aaaaakhhh " jeritan Tetsuya mengelegar di dalam ruangan tersebut.

Tetsuya tak berhenti berteriak kesakitan, nafasnya memburu tak beraturan, kedua tangannya digunakan menutup telinga atau menjambak rambutnya, tubuhnya gemetar begitu kencang. Membuat kelima kakaknya panik, Shintaro segera keluar untuk memanggil dokter, namun ke dua orang tuanya menyeringai tipis.

"Tetsuya , Tetsuya dengar hei dengar sei ni-san lihat, lihat ni-san," usaha Seijuro menenangkan adiknya dengan menangkup wajah sang adik.

"Akhh ti-tidak pergi aaaaa pergiii tidak, jangan, ampun, maaf, aaa maaf" teriakkan Tetsuya tak henti.

Saat melihat ke4 kakak dan orang tuanya mendekat, Tetsuya justru semakin melangkah mundur, tangannya juga mengeluarkan darah akibat infusnya di buka secara paksa.

Prang..
Buk..
Tak..

Bunyi benda benda yang di lemparkan Tetsuya ke arah mereka.

Tubuh itu semakin menggila teriakkan nya juga semakin keras.

Ceklek pintu terbuka menampilkan dua orang dokter dengan wajah sama paniknya.

"Maaf permisi biar kami ambil tindakan" perintah sang dokter, Takao. Agar dia dan Shintaro bisa leluasa menangani Tetsuya .

Semuanya segera menyingkir, bergeser menjauh agar kedua dokter dapat bekerja.

"Tetsuya dengar, atur nafas mu perlahan-lahan." Shintaro dan Takao berusah mendekati Tetsuya secara bertahap, agar sang empu tak terlalu takut.

Gomen - Gomennasai [ Kuroko Tetsuya ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang