Part8

10.2K 626 1
                                    

"Hello juga."

Aih suara ini jelas-jelas ka Nathan, dan kenapa dia bisa tau nomber ponsel ku.

"Hih kenapa kaka punya nomber ponselku?"

"Kamu tau ini aku? Waw, kamu hapal sekali dengan suaraku."

"Hmm. Ada apa nelepon? Ga ada kerjaan banget sih ka."

"Yah kirain kamu galau, kan kaka siap untukmu."

Anjrit ko ka Nathan ngomong gitu sih, aku terlalu menyedihkan yah waktu tadi disekolah.

"Heh kamu masih ditempatkan Ta?"

"Iya masih."

"Jangan galau sampe ga makan."

"Hmm."

"Ya udah, selamat malam cinta."

"Malam juga ka."

***

Aku beneran menghindar dari ka Andrew. Sampai aku sengaja pergi sekolah pagi sekali hanya untuk menghindarinya. Jadinya aku sekarang disekolah sendiri.

"Hey!"

"Ya ampun ka, ngapain sih pake ngagetin segala." Untung aku ga punya penyakit jantung kalau ada bisa-bisa berhenti nih nyawa.

Dan ka Nathan hanya tertawa melihatku kekagetan. Kampret memang nih orang. Aku injek aja kakinya, dan sekarang aku yang tertawa sedangkan kan Nathan meringis kesakitan, puas sekali aku tertawa, saking puasnya sampai aku menangis.

"Kamu dendaman banget jadi orang cin, sakit nih kaki." ucap ka Nathan sambil memegang kakinya.

Aku hanya bergumam tak jelas dan duduk dibangku ku.

"Hey, kenapa pagi sekali datang ke sekolah?" tanyanya sambil mendudukan pantatnya dikursi milik Rafa.

"Pingin aja."

"Kebiasaan bener kamu kalau marahan sama Andrew." ucapnya sedikit membuatku kaget. Yah memang kebiasaan ku menjauh dari ka Andrew kalau lagi ada masalah seperti ini. Dan aku sedikit kaget karena ka Nathan mengetahui itu.

Setelahnya aku cemberut menanggapinya.

Ka Nathan menopang wajahnya dan hanya melihatku, membuat sedikit kegugupan untukku, aku hanya bisa membuang muka.

"Ka Nathan sayang sama kamu, cin."

Entah kenapa, jantungku jadi lebih cepat bergerak mendengar pengakuan ka Nathan, senang tentu saja.

"Kaka pasti ngejagain kamu, karena kaka cinta sama Cinta Rizkia Pangestu." ucapannya begitu lancar seperti tak ada keraguan sama sekali, muka ku pasti sudah merah sekali.

"Kaka tak perlu bercanda seperti itu, jika ada yang mendengar pasti bisa salah paham."

"Ya ampun gue disangka bercanda, sakitnya tuh disini." ka nathan memegang dadanya saat mengatahan 'disini', dan menurutku itu sangat lucu, tapi aku tak bisa tertawa sama sekali kali ini. Dan jelas sekali aku tak dapat merespon apa pun, aku terlalu bingung.

"Kalem aja, kaka tungguin kamu lulus SMA." Setelah mengucapkannya dia tersenyum sambil mengacak-ngacak rambutku, dan setelahnya berlalu.

Apa ini sebuah lamaran?

Tbc..
Disini percakapan Cinta sama Nathan doang wkwkwk. Mungkin part-part selanjutnya bakal lama update, tapi diusahain cepet-cepet ko. Dan d tunggu untuk vote dan sarannya.

Protective?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang