CP 1

246 23 9
                                    

Warning!! Typo!
Bahasa Campuran!

Happy Reading....
––––––––––––––––––––


Sejumput cerita tentang seorang namja yang sudah menikah dan memiliki satu anak laki-laki. Ia adalah orang yang pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya, sayang seribu sayang sang istri sangat suka membuang-buang uang yang ia hasilkan untuk hal-hal yang tidak penting.

"Seulgi-ah, kemana semua uang yang ku berikan minggu lalu? Kenapa kau meminta uang lagi, berhentilah menggunakan uang berlebihan," ujar sang suami.

"Apa yang kau bicarakan Jimin-ah! Itu sudah seminggu lalu tentu saja uang itu sudah habis," jawab seulgi enteng.

Jimin hanya bisa memijat pangkal hidungnya, selalu seperti ini. Bagaimana caranya menjelaskan pada istrinya untuk berhenti membuang-buang uang, ia berjuang untuk mendapatkan uang-uang itu terlebih istrinya ini tidak pernah mau merawat anak mereka yang masih berumur 2th dan lebih memilih untuk berkumpul dengan teman-temannya, pulang larut atau tidak pulang sama sekali. Mau tidak mau Jimin lah yang menjaga putra nya selama ini.

"Uang yang ku berikan bahkan cukup untuk kebutuhan rumah dan anak kita selama sebulan kedepan seulgi!" Bentak Jimin, ia sudah tak tahan,  istrinya sudah sangat keterlaluan.

"Sudahlah berikan saja aku uang, kau ini cerewet sekali," ucap seulgi jengah.

"Apa yang akan kau lakukan dengan uang-uang itu, pekerjaanmu hanya keluar dengan teman-temanmu dan menghamburkan semua uangku. Kau bahkan tidak pernah mengurus anak kita yang masih kecil," tekan Jimin pada istrinya.

"Kalau kau tidak mau memberiku uang katakan saja sialan!" Teriak seulgi sambil beranjak menuju pintu utama.

Bukannya Jimin miskin, ia kaya bahkan sangat kaya. Ia adalah CEO salah satu perusahaan terkenal di Korea. Hanya saja ia tidak suka dengan sikap istrinya yang boros. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan, dan mereka juga punya anak yang masih kecil. Lebih baik uangnya ditabung untuk masa depan anak mereka, tapi semua perkataan Jimin hanya dianggap angin oleh seulgi dia tetap menghamburkan semua uang jimin.

"Kau mau kemana lagi seulgi?" Tanya Jimin sembari menahan lengan seulgi.
Ya, istrinya itu bahkan baru pulang, dan sekarang sudah akan pergi lagi? Apa ia benar-benar tidak perduli dengan anak yang suaminya?!

"Bukan urusanmu brengsek! Urus saja anak cengengmu itu," ujar seulgi sambil menggebrak pintu rumah.

"Itu juga anakmu seulgi!" Teriak Jimin yang sama sekali tidak digubris oleh seulgi.

Jimin masuk kedalam rumah sambil menatap sendu keramik di bawahnya, seolah keramik jauh lebih menarik di matanya. Saat ini tujuannya hanya satu, kamar putra kecilnya.


Di tempat lain....

"Eomma...setelah lulus aku ingin kuliah di Seoul, aku ingin sekali bersekolah disana," ucap seorang namja bermata bulat dengan wajah berseri-seri.

"Kau ingin berada di universitas mana, kookie?" Tanya sang ibu sambil mengelus kepala anaknya yang sedang tiduran di pahanya.

"Emm aku masih belum menentukan tempatnya eomma," jawab sang anak.

"Tapi nak, biayanya pasti sangat mehal, kita tidak punya banyak uang," ujar sang ibu sendu.

Jeon Jungkook, nama pemuda itu. Ia beranjak duduk dan menangkup kedua pipi eommanya sambil mengulas senyum lembut.

"Hey eomma, aku bahkan masih berumur 18tahun. Ada banyak waktu untuk mengumpulkan biaya, eomma tenang saja Jungkook akan bekerja lebih keras lagi," hibur Jungkook.

I Want a PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang