Bab 33

1.2K 163 105
                                    

Selamat menikmati bab terakhir WaL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat menikmati bab terakhir WaL

Terima kasih yg udh mau ngikutin dari awal sampai tamat...

Happy reading ❤️✨🌻

***


"Nyonya Son, semua dokter sudah sepakat untuk melakukan operasi besok siang pada Renjun. Kami menilai kondisi Renjun harus ditangani secepatnya."

"Terima kasih banyak dokter, dan maaf atas kelancangan saya waktu itu." Ujar Seungwan.

"Tidak apa-apa Nyonya Son, saya permisi." Pamit Dokter Wonpil yang kebetulan bertemu dengan Seungwan di lorong rumah sakit.

"Terima kasih, Ya Tuhan." Bisik Seungwan seraya memegang dadanya. Rasanya saat ini tidak ada satupun kata yang bisa mendeskripsikan rasa bahagia dan syukurnya.

"Itu dia, bibi Seungwan!"

"Sihyeon?" Seungwan membalikkan badannya saat mendengarkan ada yang memanggil namanya. "Nyonya Nam?"

"Halo Seungwan, maaf aku baru bisa menengok Renjun sekarang. Aku sangat sibuk dengan pekerjaanku." Kata Ibunya Sihyeon itu.

Seungwan tersenyum, "tidak apa-apa Nyonya Nam. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menjenguk Renjun. Mari, saya tunjukkan kamarnya."

Mereka bertiga berjalan ke kamar Renjun dengan Seungwan yang melangkah paling depan.

"Silahkan." Seungwan membuka pintu kamar dan masuk kesana dengan diikuti oleh Sihyeon dan Nyonya Nam.

"Padahal kau adalah anak baik, tapi kenapa harus mendapatkan hal seperti ini?" Bisik Nyonya Nam sambil mengusap pelan tangan Renjun.

"Sudah berapa lama dia begini?" Tanyanya kemudian.

"Sudah sekitar dua bulan." Jawab Seungwan.

"Aku turut sedih mendengarnya, ini pasti sangat berat bagimu, Seungwan."

"Terima kasih Nyonya Nam." Seungwan tersenyum tipis, "tapi aku senang karena kesempatannya untuk sembuh semakin besar, karena dia mendapatkan donor sumsum tulang belakang."

"Syukurlah, aku harap dia bisa sembuh dengan cepat. Aku tidak tega melihat Sihyeon terus menangis karena sangat khawatir pada Renjun."

"Ibu!" Rengek Sihyeon. Dia menunduk dan menatap Seungwan dengan malu. Aih, sejak kapan ibunya tau kalau dia kadang menangis saking khawatirnya pada Renjun?

"Jangan sedih lagi Sihyeon, Renjun akan segera sembuh." Hibur Seungwan padahal dia sendiri sangat ingin tertawa.

"I---iya bibi." Gumam Sihyeon dengan wajah yang sudah memerah, saking malunya.

.

.

.

"Chanyeol?! Kau kesini?" Hera yang sedang menonton televisi langsung menolehkan kepalanya saat mendengar suara langkah kaki.

Warmth And Loyalty (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang