Bang I want to confess, abang nggak perlu merasa terbebani atau ngerasa risih dengan ini. I just want to say that buat ngelegain diri aku sendiri.
Abang mungkin masih ingat dengan beberapa kata random yang pernah aku ucapin dulu sebelum kita jadi kayak gini, atau nggak inget? Nggak apa-apa aku ulangin, "aku pengen banget coba ngejar orang sekali seumur hidupku." And this, aku nggak sadar bahwa aku ngelakuin itu ke abang.
Setelah abang pergi, aku ngerasa kehilangan, ngerasa kangen nggak jelas, sampai kadang aku maksa beberapa hal ke abang yang bikin kita semakin jauh. Aku gak sadar sudah menggali perasaan cinta sedalam itu sampai aku sendiri udah nggak bisa mengoreknya lagi menggunakan kedua tanganku.
Aku ngerasa bodoh; jatuh cinta sendirian, kangen sendirian, nangis sendirian lalu menyalahkan semua hal yang terjadi sama aku ke abang yang bahkan nggak tau apa-apa. Sekali lagi aku cuma mau bilang, aku kangen.
Abang udah nggak pernah liat aku nge-whatsapp abang secara random kan? Udah nggak berusaha nge-follow abang lagi? Udah nggak nelpon abang secara random lagi? Itu karena aku capek, dan yang abang harus tau, aku sampai pada titik ini nggak akan pernah bisa jauh dari yang namanya usaha yang berat, tangis yang diam-diam datang, dada yang sesak akan rindu, mulut yang nggak berhenti menggumam menceritakan segala hal yang aku sukai dari abang.
Sampai ketitik ini, rasanya berat sekali. Tapi aku bisa.
Satu hal lagi bang; I know that im not the first who say that i love you to you, itu adalah kalimat yang mungkin sering abang dengar dari cewek-cewek diluar sana yang ngejar abang kayak aku. Tapi aku pengen bilang sekali aja sebelum aku ngelepas semuanya;
I LOVE YOU!
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Abang
Non-FictionHanya berisi tentang unek-unek yang belum pernah sempat tersampaikan.