Kalopsia : (n) the delusion of things being more beautiful than they are.
4 orang, 3 rasa cinta, 2 rasa kasih sesungguhnya dalam 1 cerita yang rumit tentang empat orang yang terlibat dalam toxic relationship yang saling meracuni dan saling menyembuh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warning. 🔞. Read at your own risk.
_______
Denting piano, suara ombak dari kejauhan, angin yang berhembus pelan. Di ujung karpet bunga mawar putih ini, Arjuna menungguku, tersenyum namun tak bisa kupahami makna senyumannya. Aku berjalan mendekatinya, berusaha berjalan dengan wedding dress yang kupilih sendiri. Laki-laki yang sejak dulu menjadi idaman para gadis di kantor, yang gila kerja namun luwes dan mempesona di antara orang-orang banyak... laki-laki ini memilihku untuk menjadi istrinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tangannya terulur menunggu tanganku. Aku meraihnya dan tersenyum manis kepadanya, namun ia mengalihkan pandangannya dariku. Aku menarik nafas panjang dan menegakkan pandanganku. Terlihat pendeta sudah siap untuk memberkati kami berdua dalam kesucian pernikahan.
"Selamat datang, para hadirin sekalian. Hari ini kita akan melaksanakan ibadah pemberkatan nikah dari saudara Arjuna Leonardian dan Elysian Manopo."
"Ucapkan janji pernikahan kalian berdua." kata Pendeta. Kami saling berhadapan dan berpegangan tangan. Arjuna menarik nafas, mengucapkan janji nikahnya.
"Elysian Manopo, saya pilih engkau menjadi istri saya. Saya berjanji untuk setia dan mencintaimu dalam sedih dan sakit, dalam suka dan duka, dan saya berjanji akan mencintai dan mengasihi hingga maut memisahkan." ucapan yang lantang dan mantap memancing decak kagum dari tamu yang hadir. Arjuna tersenyum padaku, menungguku untuk mengucapkan janji nikah.
Hatiku bergetar. Kakiku rasanya lemas mendengar janji nikah Arjuna. Kata-katanya singkat dan apa adanya, tidak berlebihan, namun terdengar begitu tulus bagiku. Itulah sisi yang kusuka darinya. Singkat, apa adanya dan tidak berlebihan.
"Arjuna Leonardian, saya pilih engkau menjadi suami saya. Saya berjanji untuk setia dan mencintaimu dalam sedih dan sakit, dalam suka dan duka. Saya berjanji akan mencintai, mengasihi dan menhormatimu hingga akhir hayatku." ucapku lirih. Arjuna tersenyum kepadaku.
Pendeta mengesahkan pernikahan kami diikuti dengan sorakan dan tepuk tangan dari tamu yang hadir. Arjuna memelukku erat. Aku bisa merasakan kebahagiaan menyusuri setiap nadiku.