18. Escape

7 3 0
                                    

Aku mengajak Pak Sangyeon menuju lokasi Sang Penangkap Mimpi pertama yang ku tinggalkan begitu saja saat lehernya terhunus anak panah. Pak Sangyeon antara percaya dan tidak percaya mengikutiku lari ke arah sebaliknya. Namun, langkahku terhenti saat pria berwajah dingin berdiri di mayat Sang Penangkap Mimpi pertama. Matanya sipit, dagunya lancip, dan wajah dinginnya membuat kesan penjahat makin terlihat.

Orang itu menarik pedang yang tertancap di badan leluhur kekuatan mimpiku, kemudian ditodongkan pada kami. Suasana malam gelap ini membuat matanya menyala terang. Lingkar mata merah yang menyala di tengah kegelapan, kalau begitu, dia adalah Xiumin Sang Perusak Mimpi.

 Lingkar mata merah yang menyala di tengah kegelapan, kalau begitu, dia adalah Xiumin Sang Perusak Mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa kau?!"
Tanya Pak Sangyeon.

Xiumin Sang Perusak mimpi tak menjawab dan langsung mengayunkan pedang itu padaku.

"Diin!" (Beku)

Pak Sangyeon dengan cekatan mengeluarkan bahasa dunia mimpi. Hal itu membuat Xiumin diam mematung dengan pose mengayunkan pedang. Pak Sangyeon menarikku untuk lari. Kami lari sekuat nafas kami entah ke mana.

"Pak Sangyeon! Dia adalah Xiumin, Sang Perusak Mimpi!"
Kataku sambil lari.

"Aku tahu dia Sang Perusak Mimpi. Tapi, darimana kau tahu namanya?!"

"Sang Penangkap Mimpi pertama menulisnya di, entahlah, seperti di kulit hewan."

"Kulit hewan?! Tahun berapa ini?!"

"Dia juga menyuruh saya menemukan busur panah emasnya, ada kemungkinan benda itu ada di dunia nyata."

"Kita pikirkan itu lain waktu, yang penting kita harus keluar dari gelembung mimpi ini!"

Ide Pak Sangyeon sangat bagus. Aku aktifkan kekuatan, begitupula lelaki yang mirip denganku. Kami berdua mencari jalan keluar dari mimpi ini. Pak Sangyeon memberiku info kalau mencari jalan keluar mimpi tak semudah yang dibayangkan, cuma Sang Pelari Mimpi saja yang mampu mencari jalan keluar dari mimpi dengan cepat. Kami berdua makin fokus, tiba-tiba sebuah aura emas seakan memanggil kami.

Kami tiba di sebuah gubuk kecil dengan aura keemasan memenuhinya. Di tengah pintu sejajar mata, terukir lambang kekuatan kami.

"Ini lambang kekuatan kita."

"Apa ini jalan keluarnya, Pak Sangyeon?"

"Mungkin saja, ayo kita pergi."

Aku merasa ada yang janggal. Seperti ada sesuatu yang ku kenali tak jauh di sebelah kanan. Pak Sangyeon sepertinya merasa demikian, ia turut menoleh ke kanan.

"Pak Sangyeon, apa anda merasa ada yang aneh?"

"Benar. Seperti ada Dreamer lain selain kita dan Xiumin."

JREB!

Sebuah anak panah mendarat tepat di bagian lambang Sang Penangkap Mimpi. Ternyata Xiumin sudah kembali dan ia bersiap memburu kami.

Hangyul, The Dream Catcher [Book 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang