Destiny(2)

187 14 0
                                        

"Bagaimana dengan Chaeyoung, Umma?" Tanya Chanyeol pada sang Ibu yang baru saja menutup pintu kamar Rosé.

Sang Ibu tersenyum tipis, "Dia sudah tertidur."

Chanyeol menghela nafasnya dan mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu.

Mereka baru saja pulang dari pemakaman Ayah mereka. Dengan meninggalnya Ayah merekq, otomatis Chanyeol yang memegang kendali kepala keluarga.

Sang Ibu menghampiri Chanyeol dan mengusap pelan rambutnya. Sang Ibu tau, di usia Chanyeol yang sekarang, dia belum siap menanggung segala beban keluarga.

"Jangan dipaksakan ya, Chanyeol?" Ucap sang Ibu

Chanyeol menatap sang Ibu seraya berkata, "Gwenchana. Aku tidak ingin mengecewakan Appa yang telah memberikan tanggung jawab ini kepadaku."

Sang Ibu tersenyum, "Kau terlihat sama seperti Appa-mu."

Chanyeol memeluk Ibunya, "Aku berjanji akan berusaha menjaga Umma dan Chaeyoung seperti Appa menjaga kalian berdua."

Sang Ibu kembali tersenyum manis dan mengusap rambut dari Chanyeol.

***

Sementara itu...

Lapangan basket Indoor Sekolah menengah Eungkwang

JDUG! JDUG!

Terdengar pantulan bola basket di lapangan basket. Tampak seorang gadis tengah memantulkan bola basket di tangannya sambil berlari ke arah ring. Setelah dekat, dia pun menembakkan bola di tangannya. Karena tembakan tergesa-gesa, bola pun kembali memantul keluar.

Gadis tersebut adalah Kim Jisoo. Dia masih belum menerima keputusan Jennie menggantinya dengan Rosé. Jisoo mengusap keringat di dahinya. Dia menatap tajam pada ring basket di hadapannya. Setelah itu, dia berjalan ke arah dimana bola memantul dan mengambilnya.

Lagi, dia memantulkan bola basket di tangannya sambil berlari. Setelah dekat, dia melompat tinggi dan melakukan One Hand Slam. Namun, Slam Dunk yang dilakukannya juga gagal.

Jisoo menyerah. Dia terduduk di lantai dengan menatap bola basket di hadapannya. Nafasnya telah memburu. Benar kata Jennie, dia sudah tidak sekuat dulu lagi.

"Sial! Kenapa aku bisa selemah ini sekarang?" Gerutunya.

"Itu karena kau jarang berlatih!"

Jisoo menatap ke arah pemilik suara dan berkata, "Ya, Lim Nayeon! Apa maksudmu?!"

"Jujur saja, saat rapat tim seminggu yang lalu, kami sepakat untuk menggantikanmu." Jawab gadis yang bernama Nayeon.

"Rapat tim?" Jisoo mengerutkan keningnya, "Kenapa aku tidak diberitahu kalau ada rapat tim seminggu yang lalu?"

Nayeon menghela nafasnya, "Makanya rajin cek ponselmu."

Setelah berkata demikian, Nayeon pun mulai berlatih menghiraukan Jisoo yang termenung.

Jisoo menatap kedua tangannya. Dulu, dia adalah seorang MVP dengan mencetak 50 angka kemenangan bagi sekolahnya.

Namun sekarang, semuanya berubah. Disaat rekan setimnya berkembang, dia malah semakin terpuruk dengan selalu bolos latihan. Baginya, kemampuannya sudah cukup untuk bisa membawa SMA Eunkwang untuk menyabet gelar juara tahun ini. Ditambah lagi, kemampuan super rookie Rosé yang jauh di atasnya.

Blackpink OneShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang