Sorry kalau ada typo, biasanya sebelum di up aku cek dulu di hp, tapi ini langsung dari laptop jadi rada gimana-gimana. Jadi kalau ada bebrapa kata atau sesuatu yang bikiin gak nyaman komen inline yaa
--
Fero berjalan dengan cepat menuju kelasnya. Kenapa Mayra sangat menyebalkan dengan segala tingkahnya itu? Selalu menuduh tanpa berpikir terkebih dahulu. Ia tau Mayra hanya tak ingin hal yang dulu sempat dialaminya terulang lagi, tapi bukan seperti ini caranya. Sebenarnya apa yang ada di pikiran Mayra sampai berani menyimpulkan hal seperti itu. Mayra bukan orang bodoh yang menuduh tanpa alasan, pasti dia melihat sesuatu yang akhirnya membuatnya beranggapan demikian. Apakah hal itu berhubungan dengan suatu hal yang terjadi di rumah sakit, tapi apa?
Fero tak merasa ia berbuat sesuatu yang membuat Mayra salah paham padanya. Ia bertingkah sewajarnya selama di rumah sakit, ataukah Mayra bertemu seseorang yang mengatakan hal yang tidak-tidak tentangnya? Bisa saja.
Sekarang Fero memastikan bahwa Mayra akan ikut pulang dengannya dan mendengarkan semua penjelasannya. Ia akan membawanya ke suatu tempat yang pasti akan membuat Mayra berpikir dahulu sebelum menuduhnya.
Kalau Mayra kabur dan tak mau ikut dengannya? Paksa saja, gampang kan? Bukankah hal yang mudah untuk menyeret Mayra yang bertubuh kecil nan tinggi itu.
Nanti setelah selesai menjelaskan semuanya kepada Mayra, Fero akan memberikan pelajaran pada Mayra karena sudah berani menuduhnya yang tidak-tidak.
Fero tersenyum smirk dalam diam.
Hanya Fero dan Tuhan yang tau apa yang ada di dalam otak Fero sekarang.
--
"Lancarkan rencana hamba ya Tuhan," gumamnya sambal mengendap-endap menyusuri selasar kelas yang ramai dipadati siswa yang ingin segera keluar dari lingkungan yang membuat beberapa dari mereka tak merasa bebas.
"Kamu ngapain Mayra?"
"Gue mau kabur dari seseorang anjir," balas Mayra pada Ella.
"Kok kamu mendadak bodoh sih, semua orang udah ngeliat kamu Mayra. Kalaupun kamu kabur, pasti bakal ada yang laporin ke Fero."
"Kok lo tau kalau gue mau kabur dari Fero?"
"Emangnya siapa lagi, kamu cuma punya masalah sama Fero-Fero!"
Mayra melotot seketika, Ella memanggil Fero! Kenapa Ella sekarang sangat menyebalkan?! Apakah ini efek berpacaran dengan Keneth? Kalau seperti ini jadinya, Mayra tak akan mendukung keduanya! Camkan itu!
Sial! Jangan banyak berpikir Mayra, saatnya lari!
Tapi terlambat, Ella menahan kerah bajunya. Mayra menarik kerahnya dengan tenaga kulinya, dan berhasil. Tapi, lagi-baru satu detik melepaskan diri Fero sudah lebih dulu menariknya.
Mayra memasang wajah kesal dan melemparkan jari tengah pada Ella. Memiliki teman tak membantu sama sekali, mungkin kalua Icha ada di sini-ah, sial! Ia lupa kalau Icha bahkan lebih buruk dari Ella. Yang ia lakukan sekarang hanya pasrah, karena apapun yang akan dijelaskan Fero tak akan membuatnya berubah pikiran sedikitpun. Ya, ia yakin akan hal itu. Jadi tak perlu khawatir kawan, Mayra tak akan mau berurusan dengan pria brengsek seperti Fero.
Fero membawanya ke parkiran dan mendorongnya masuk ke mobil. Mayra menggerakan bibirnya kesal, Fero sangat kasar dalam memperlakukan seorang wanita. Fiks, Fero brengsek.
Ternyata dugaannya benar. Mayra memang tak mau mendengar penjelasan darinya. Gadis ini bebar-benar keras kepala. Lihat saja nanti, ia yang akan mematahkan kekeras kepalaannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Bad
General Fiction"Yang kalian lakukan salah." Baik Meyra maupun Fero tidak mempedulikan apa yang mereka lakukan itu salah atau benar. Yang mereka tau ialah mereka senang dan puas karena melakukan hal yang mereka inginkan. Started: 14 March update/seminggu dua sekali