Chapter 6

37K 4K 19
                                    

Ku bawa daksa ku menyusuri koridor yang sedikit padat oleh para siswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ku bawa daksa ku menyusuri koridor yang sedikit padat oleh para siswa. Aku berjalan santai agar tidak bertabrakan dengan orang-orang di sekitar.

"Nggak bisa cepet apa jalannya? Kayak ngantri diberi banson aja!" teriakku kesal karena tak menemukan celah untuk melewati mereka.

Mendengar teriakanku mereka semua berbalik memandang ke arahku, seperkian detik mereka memberikan jalan agar aku bisa lewat. "Nah ... dari tadi kek, gini kan enak gue bisa lewat."

"Leta!"

Aku berjalan cepat mengabaikan suara orang yang memanggilku.

"Leta tungguin!"

Brukkk

Saat aku berhenti mendadak, tubuhku terhunyuk ke depan karena ditabrak dari belakang. Aku berbalik, melihat Karin terduduk di bawah kakiku. "Lo nggak apa-apa? Sini gue bantu." Aku hendak meraih tangan Karin untuk membantunya berdiri.

"Apa yang udah lo lakuin ke Karin!" Sagaras datang-datang langsung menepis tanganku yang terulur di depan Karin. Sagaras membantu Karin berdiri, matanya menatap ku tak suka.

"Lo sengaja kan dorong Karin!"

"Lo baru dateng, nggak tau kejadian yang sebenarnya, jadi nggak usah nuduh sembarangan."

Aku dan Sagaras bertukar pandang selama beberapa detik, tapi harus terputus ketika kedua teman Sagaras datang mendekati kami.

"Gar, kenapa lagi?" tanya teman Sagaras yang menarik kerah seragamku saat berada di belakang gedung sekolah tadi pagi.

"Biasa," balas Sagaras.

"Lo ngebully Karin lagi hah!" tuduh teman Sagaras yang satunya.

Aku melirik nametag di dadanya. "Denger ya, Rey. Gue nggak ngebully Karin. Tadi dia yang nabrak gue terus jatuh."

"Halah alesen!" balas Rey.

"Terserah lo mau percaya atau nggak." Aku berbalik, lebih baik aku pergi ke kelas Sean untuk meminta uang daripada meladeni Sagaras beserta teman-temannya.

Sampai di lantai tiga. "Maaf, Kak. Mau nanya, kelas Kak Sean di mana ya?" Aku menghentikan Kakak kelas yang sedang berjalan di koridor.

"Itu, di sebelah kelas XII IPA-2," tunjuknya ke arah kelas yang jaraknya tak begitu jauh dariku.

"Oke, makasih, Kak."

A or A [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang