13. Tuhan Tahu Yang Terbaik

72 21 6
                                    

Author's Note: Masih part slice of life gaes, jangan bosen-bosen wkwk. Sebelum ke konflik, lebih baik mengenal tokoh lebih lama lagi hehe. Happy reading!!!

~¢¢¢~

Malam pertama untuk mempersiapkan hari UAS 1 dengan mata pelajaran Sastra Korea dan Fisika. Yuna menghabiskan waktu semalaman untuk belajar. Ini rutinitas yang selalu ia lakukan ketika ujian meskipun setiap hari ia sudah belajar guna membuat ayahnya selalu puas dengan nilai-nilai tinggi yang diraihnya. Tapi, kali ini Yuna tak yakin untuk kembali meraih nilai tinggi seperti biasa karena Yuna merasa kalau keadaan tubuhnya sedang tidak fit.

Mungkin terdengar berlebihan, tetapi pertengkarannya dengan Eunha dan sosok Jaebum juga selalu hadir di pikiran dan turut mengganggu konsentrasinya.

Tiga hari pertama ujian, membuat Yuna frustrasi. Ia sangat jarang–– hampir tidak pernah––seperti ini sebelumnya. Ilmu yang sudah Yuna kumpulkan, sebagian besar menguap dan membuatnya kesulitan untuk mengerjakan soal, padahal Yuna juga sudah begadang sampai hidungnya mimisan.

Sisa beberapa hari lagi untuk UAS 1. Yuna memutuskan untuk tidak begadang lagi dan merehatkan dirinya dengan tidur lebih banyak. Karena Yuna sudah belajar keras setiap hari, sepertinya tidak masalah kalau ia tidak belajar pada malam ujian dari hari keempat hingga hari terakhir.

Syukurlah karena Yuna dapat mengerjakan soal-soal dengan mudah pada hari keempat hingga hari keenam, padahal tiga hari terakhir itu dia tak belajar. Justru tiga hari pertama yang Yuna lalui dengan belajar semalaman, malah membuatnya kesulitan. Mungkin karena kondisi Yuna yang sedang tidak sehat dan pikirannya yang tengah berantakan.

Kalau hasil nilai ujian di mata pelajaran pada tiga hari pertama itu jelek, Yuna percaya ayahnya akan dapat mengerti jika Yuna beralasan kalau dia sedang sakit saat itu.

Tapi, ternyata dia salah. Kepercayaan yang memang mustahil sungguhlah rusak.

Ketika hari penerimaan rapor semester pertama, ayahnya marah besar karena Yuna meraih peringkat ketujuh. Yuna dibentak habis-habisan di sekolah dan membuat dirinya beserta Siwon menjadi pusat perhatian. Eunha juga tak ada untuk membelanya saat itu, semakin membuat Yuna sedih.

Di tengah caci maki Siwon, Yuna menyela dengan berteriak, "Aku sedang sakit, Ayah. Tak bisakah Ayah mengerti dan berhenti untuk lebih mementingkan nilai?! Aku muak!"

Selepas membentak ayahnya, Siwon menarik Yuna dengan kasar dan melempar putrinya itu ke jok mobil, lalu mengendarai kendaraan pribadinya dengan kecepatan tinggi. Setelah tiba di rumah, pria itu kembali menarik putrinya dengan tak sabar ke sebuah ruangan.

Sebuah ruangan gelap. Ruang yang menjadi tempat Yuna menyaksikan bagaimana sang ibu yang menjadi korban dari ayahnya yang ringan tangan itu.

"Sakit, katamu? Akan kubuat agar kau tahu apa itu sakit, Choi Yuna!" bentak Siwon.

"Jangan, Yah, kumohon ... AKHH!"

PLAK!

Itu terjadi.

"BAGAIMANA KAU AKAN MASUK KE UNIVERSITAS JIKA PERINGKATMU SANGAT BURUK SEPERTI INI, CHOI YUNA!? LIHATLAH AKU!"

Yuna hanya menangis seraya meraba pipinya yang terasa sangat perih dan panas. Mimpi buruknya selama ini, telah terjadi. Berkali-kali, Yuna membatin jika ini adalah ilusi semata. Namun, aliran napasnya menandakan bahwa kejadian ini merupakan kenyataan.

Manik gelap Yuna menatap pasrah ke arah cambuk yang telah berada di genggaman Siwon. Ia hanya bisa menunggu aksi benda tersebut yang akan ditujukan padanya.

"AKKHH!" erang Yuna untuk kedua kali. Tubuhnya langsung ambruk ketika cambuk itu mendarat di punggungnya. Yuna bukan hanya merasakan sakit di pipi dan punggung, tetapi hatinya juga berdenyut nyeri. Karena ayahnya, Yuna merasa sangat terluka.

Werewolf [The Lorzt's Regulation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang