Worth It?

131 14 3
                                    

Peraturan MPLS :
1. Bersifat wajib bagi seluruh calon siswa/i SMANSA.
2. Calon siswa/i dilarang datang terlambat saat MPLS di adakan.
3. Membawa name tag berukan 15x10 disertai foto terbaru.
4. Memakai seragam dan berpenampilan rapi.
5. Tidak membawa senjata tajam.

Dan di sinilah Winter berada, di depan pintu gerbang sekolah barunya. Mengenakan seragam rapi dan name tag yang menggantung di lehernya. Dirinya melangkah memasuki sekolah dan segera mencari keberadaan Giselle, sahabat semasa sekolah menengahnya dulu.

Hari ini, hari pertamanya mengikuti MPLS tetapi gadis berambut panjang ini malah menghela nafasnya berulang kali membuat Giselle di sebelahnya mengerutkan dahinya bingung.

"Napa sih lu dari tadi? Baru juga hari pertama MPLS udah kaya ketemu hantu aja." tanya Giselle setelah mereka duduk di salah satu bangku panjang di pinggir lapangan sekolah menunggu kegiatan MPLS dimulai.

Winter yang ditanya hanya menoleh lalu membenarkan letak name tagnya. "Iya gue ketemu hantu, tuh liat arah jam 2 hantunya noh!" jawab Winter sambil mengangkat dagu.

Gadis berdarah Jepang itu pun tertawa setelah melihat objek yang Winter tunjuk. "Anjir, lebih giat lagi ya move on nya ya kalo gitu."

Kampret.

Manusia yang dimaksud Winter juga sedang melakukan hal yang sama degannya. Duduk di bangku panjang yang hanya berjarak kurang dari sepuluh meter dari tempat dirinya dan Giselle duduk. Lelaki itu mengenakan mengenakan seragam putih dengan name tag yang menggantung di lehernya. Penampilannya masih sama, tetap terlihat tampan. Hanya saja rambutnya telihat dipangkas lebih rapi dari sebelumnya saat Winter temui di SMP.

Dipikir-pikir dari banyaknya sekolah di Jakarta yang luas ini kenapa harus satu sekolah lagi sama mantannya ya?

Na Jaemin.

Ya gimana Winter bisa lupa kalo dulu dikasihnya modelan setengah dewa begitu gantengnya? Bukan hanya Winter, tapi semua orang sih sepertinya.

"Makin ganteng ya kalo diliat liat pantes lo langsung goyah."

Winter mengangguk "Gue bahkan nggak bisa perpaling sedikit pun kalo lo mau tau."

Giselle tertawa mendengarnya. "Mungkin gue kalo jadi lu pasti mengalami hal yang sama. Tapi Alhamdulillahnya gue nggak dikasih cobaan kayak lu."

Ah sialan, Giselle.

"By the way, tuh mantan lu ngeliatin pake bonus senyumnya. Mampus jangan lupa nafas, Winter."

Ucapan Giselle otomatis membuat Winter mengangkat kepalanya dan bener aja dirinya menemukan Jaemin yang menatapnya intens sambil meneguk minuman cupnya. Juga tak lupa lupa tercetak senyum miring yang menghiasi wajah tampannya.

Hancur sudah pertahanannya berkeping keping.

Hell! kenapa harus pake senyum segala sih! Ini hati gue masih berantakan kenapa makin diacak acakin lagi!

Winter memberanikan diri membalas tatapan Jaemin dengan raut wajah yang dibuat sedatar mungkin. Tak bisa mengelak, lelaki itu ternyata masih menempati ruang di hatinya. Logikanya mengatakan lupakan tapi hatinya terus menggumam kata rindu melihat parasnya.

Tau nggak sih? Winter dari tadi pengen banget ngomong di depan wajah mantannya itu. 'Apa lo liat liat? Mau gue congkel mata lo?'

Yang sayangnya tidak bisa. Bibirnya hanya menutup rapat. Dirinya tidak seberani itu. Memutuskan lelaki itu saja ia membuat alasan yang sangat tidak masuk akal.

-

MAIN CAST

Winter Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Winter Kim

Winter Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin Na

-

Worth It?
wirtten by nuttelands
© 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Worth it?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang