SN 19

386 40 4
                                    

Mendengar itu Kizashi malah tersenyum tipis,"Mengapa Naru mengatakannya seperti itu?"

Naruto meragu sebelum melanjutkan,"aku hanya ingin memastikan ayah. Jika memang menyukai seseorang adalah kesalahan,maka aku memilih untuk tidak pernah mengakuinya." Untuk beberapa alasan apa yang dikatakan separuh dari kebohongan dan kenyataan. Dia tidak mungkin mengatakan secara gamblang apa yang dia rasakan kepada orang lain,selain kakaknya,betapa bimbangnya dia saat ini. Dia hanya masih belum yakin. Itu saja.

Kizashi tidak langsung menjawab,namun tiba-tiba dia menanyakan apa yang sedari tadi menganggunya itu,"apa kau sedang menyukai seseorang?"

"Iya! Maksudku,tidak. Bukan! Aku-ahh.."pasrah,Naruto yang mengacak-acak rambut pirangnya, dia menjadi serba salah. Dia ingin bilang 'Iya' di satu sisi juga 'tidak'. Pada akhirnya dia hanya menjawab,"... aku tidak tau."

"Jangan bohongi hatimu sendiri,nak. Suatu hari,jika kau melakukan kesalahan maka kau akan menyesalinya seumur hidup."

Naruto,"Aku..."jeda sebentar,"aku hanya takut. Memiliki perasaan seperti ini membuatku pusing."

"Apa dia juga menyukaimu?"

Tubuhnya membeku untuk beberapa saat,ini pertanyaan yang dihindari oleh hatinya. Apa Sasuke juga menyukainya,atau tidak, dia pun tidak tau. Dia benar-benar tidak tau. Tapi mengingat semua perlakuan yang dilakukan Sasuke padanya,siapapun akan membuat orang berpikir logis. Mulai dari cara Sasuke menatapnya,nada suaranya yang lembut,dan menyentuhnya dengan cara yang tidak biasa,apakah itu sesuatu yang biasa ketika bersama teman? Seorang wanita bahkan akan mengetahui perilaku seperti apa itu. Dan Naruto pria?! Bagaimana dia bisa membedakan antara perhatian teman dan kekasih.

"... aku tidak tau."

Kizashi menengahi,"Jika dia juga menyukaimu,maka kejarlah dia. Katakan jika kau ingin dia ada di sampingmu,selalu bersamamu. Buatlah dia berfikir untuk tidak pernah meninggalkanmu sebesar apapun masalah yang kau hadapi. Jika bisa lakukan dengan bersama,maka itu sudah lebih baik. Cinta tak membutuhkan keraguan."

Naruto mendengarkan dengan baik. Mencerna setiap kata yang dia dengar. Benar,mengapa dia meragu.*Bahkan jika gunung terbalik pun,langit tak akan runtuh secepat itu. Sakura bilang dia tak pernah menyukai Sasuke,dan akan membatalkan pernikahan mereka. Sasuke juga tidak mengatakan apapun dan tidak berbicara dengan Sakura tadi. Dia merasa semakin yakin,di antara keduanya tidak saling tertarik satu sama lain.

Kalimat sederhana itu memicu tingkat emosionalnya, mengundang hasrat jiwanya untuk terus maju tanpa jeda. Naruto memantapkan hatinya dan tersenyum bahagia.

Dia menyukai Sasuke!

Akhirnya dia bisa mengatakan itu pada dirinya sendiri. Terakhir kali dia memikirkan itu dengan penuh ketekanan, kebingungan bertanya-tanya pada diri yang tidak tau harus berbuat apa, menyangkal dengan tegas bahwa yang dia rasakan selama ini tidak lebih dari seorang kakak pada adiknya. Dia menganggapnya begitu karna dia sudah banyak di limpahkan kasih sayang oleh sang kakak, Kurama. Semua cintanya diberikan pada Naruto dan tak pernah berkurang. Salahkan dia yang masih naif karna baru pertama kalinya merasakan perasaan berdesir dan memabukkan ini.

Dengan senyum merekah di bibir, Naruto berdiri dari duduknya. Membuat Kizashi hampir terjungkal kebelakang akibat reaksi Naruto yang tiba-tiba. Melihat itu Kizashi memegang dadanya yang bisa terkena tembakan orgasme pada jantungnya. Untung dia memiliki tingkat kesabaran yang lebih tinggi,jika tidak Naruto pasti sudah dari tadi menunduk takut dan meminta ampun padanya.

Naruto menoleh pada Kizashi,senyum menawannya bahkan lebih manis dari terakhir kali Kizashi memberikannya ramen favoritnya. Yang kini menjadi semakin manis dan cerah,raut wajahnya yang merah menandakan dia sangat bahagia,entah apa yang terjadi. Raut matanya juga berbinar terang, sangking bahagianya sedikit berkaca-kaca. Sungguh dia menjadi tidak mengerti sekarang.

[BL] Berlian yang tebuang || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang