Pertempuran selama berjam-jam tanpa penghujung itu membuatkan Jesse yang pertama kali mengikuti perang ini merasa sangat lelah dan kakinya terasa ingin patah saja. Lebih-lebih di keadaan yang darurat ini. Takut pula kalau dia duduk berehat, tiba-tiba kena serang dengan Dark Monsters. Siapalah yang mahu mati awal...
Tapi kerana tidak tahan, Jesse masuk ke sebuah kawasan bangunan yang sudah buruk dan dipenuhi dengan lumut berwarna hitam dan keperangan. Jesse memegang tangan kirinya yang sudah lenguh kerana memegang senjata. 'Seriously, macam mana dorang boleh bertahan berhari-hari di tempat ni sedangkan saya baru kali ini pun sudah rasa nak mati!'
Jesse memandang sekeliling tempat dia sedang berehat. Tempat ini merupakan tapak pembangunan kota pada suatu ketika dahulu tapi setelah diserang dengan Dark Monsters, tempat ini menjadi terbiar dan kini menjadi kawasan peperangan pula.
Jesse mengeluh sekejap sambil memeriksa senjatanya. Keadaan senjatanya baik-baik saja tapi Jesse tidak yakin jika dia masih boleh terus berlawan atau tidak.
Saat dia sedang berehat, terdengar bunyi seolah-olah ada yang datang mendekat tempat itu dengan cepat. Jesse yang mendengar bunyi itu terus mengangkat senapangnya dan diacukan di depan. Pada masa yang sama, seorang lelaki yang tinggi kini muncul tepat di depan mata Jesse.
Bila dilihat ternyata lelaki itu ialah Kayden, Jesse menarik nafas lega dan menurunkan senapang di tangannya. Dia kemudian menutup matanya dan bersandar di dinding tua di sebelahnya. "Kau rupanya... Saya ingatkan apa tadi..."
Kayden memandang Jesse dengan wajah berkerut. "Kenapa kau ada di sini? Bukankah kau sepatutnya ada di luar sana?"
Bunyi tembakan bergema di sekeliling mereka saat Kayden bertanyakan soalan itu. Jesse sekadar menggelengkan kepalanya. "Just a minute. I need a minute to rest and I would go out there again..."
Kayden mendengus sinis. Dia tidak mempedulikan Jesse dan berjalan ke depan meninggalkan Jesse di sana. Jesse yang tertanya-tanya itu merenung Kayden yang sudah semakin jauh. "Where are you going?" dia bertanya.
"It's none of your business. Baik kau keluar ke luar sana dan lakukan tugas kau," kata Kayden suara acuh tak acuh. Dia terus berjalan tanpa menoleh ke belakang lagi sehinggalah bayangnya hilang sepenuhnya.
Jesse yang dilayan acuh tak acuh itu hanya mencebikkan bibirnya dengan wajah bengang. "Menyesal saya bercakap dengan lelaki ni. Bukannya dia nak layan saya dengan baik pun..."
Jesse meninggalkan tempat dia berehat itu dan keluar ke kawasan peperangan untuk menolong kawan-kawannya yang lain. Di saat dia melihat ada kumpulan Beta sedang berkumpul di satu tempat yang tersembunyi, dia segera berjalan ke arah mereka.Vernon melihat Jesse yang baru saja datang. "Kau dari mana saja? Dari tadi menghilang... We are a team jadi pastikan kau juga bergerak sebagai sebuah pasukan. I won't responsible if something happen to you, you got that?" Suara Vernon terdengar kasar dan langsung tidak risau di mana Jesse sedang berada tadi. Yang ada malah ditengkingnya wanita itu sebaik saja dia muncul.
Jesse memutarkan biji matanya sambil berpeluk tubuh. Dia berdiri di depan Vernon dengan wajah bengang dan berkata, "Di mana saya pergi itu bukan urusan kau. Kalau ada apa-apa jadi dengan saya pun, saya tidak mengharapkan kau untuk tolong saya. Ini adalah kawasan perang, you just need to save yourself if anything wrong happen!" Setiap kata-katanya itu disertai dengan suara kasar dan tatapan mata yang tajam.
"You—!" Vernon tidak tahu sama ada dia harus ketawa atau marah dengan kata-kata Jesse itu. Dia tidak menyangka yang Jesse sudah pandai melawan perkataannya dan perubahan ini membuatkan Vernon kehilangan kata-katanya. Dia menolak bahu Jesse ke dinding dan menekan wanita itu kuat sikit ke belakang. "You better watch out your mouth. Kau masih lagi ahli dalam kumpulan saya dan saya ialah ketua di kumpulan ini..."
YOU ARE READING
2. Season 1 : This Is My Fate
Pertualangan(SEASON 1 : The New Beginning) Roh Jesse masuk ke dalam badan seorang wanita cantik dan kuat yang bernama Jessica. Jessica meninggal kerana dia membiarkan dirinya berlapar selama dua minggu, tanpa makan dan tanpa minum. Jesse merasa perbuatan Je...