<[Ɱαԋʅυƙ]>
(Name) menatap mereka dengan tatapan sedikit tidak percaya, ia masih melihat tatapan waspada rion dan kanglim."nah (name), sekarang giliranmu untuk maju! Cepatlah."kata hari.
(Name) tersenyum lalu memainkan mesin capit. Yap, mereka sedang berjalan-jalan dan bermain di center game. (Name) menatap mesin capit itu, pupil matanya sedikit berubah menjadi (e/c) namun tidak ada yang menyadarinya.
Ia berhasil mendapatkan boneka yang memegang alat musik biola itu."wahh hebatnya, kau pasti sudah terbiasa bermain mesin capit."puji hari.
Doori menatap boneka itu dengan binar bintang di matanya."itu kan boneka langka yang baru-baru ini keluar. Bagaimana bisa ada di mesin capit umum?"tanyanya.
(Name) berjongkok menyamakan tingginya dengan doori, ia menyodorkan boneka itu."kau mau doori?"tanyanya.
Doori menatap dengan wajah berbinar, ia kemudian menerima boneka itu."terimakasih kak (name)."ucapanya. (Name) tersenyum dan mengangguk.
"Hari sudah sore, sebaiknya kita pulang bukan?"sahut gaeun yang berada di sebelah hari. (Name) mengangguk."aku juga inggin berlatih musik, aku pergi dulu ya semua. Sampai jumpa." setelah mengatakan itu (name) langsung belari pergi.
Hari melambaikan tangannya."sampai jumpa besok."teriaknya.
"Gadis itu aneh, tapi dia baik." sahut hyonwo yang berada di sebelah rion. Hari mengangguk dan membalikan badan menghadap mereka."aku jadi ragu dia jahat, tapi kita masih harus menyelidiki bukan?"
"Teman-teman, aku pergi dulu." mereka menoleh kepada rion."kemana?"tanya hari.
"Aku ada urusan." hanya itu yang rion jawab, langsung saja rion belari pergi ke arah (name) tadi.
"Ada apa dengannya?" tanya hyonwo bingung. Hari menggindikam bahunya, mereka kemudian pulang karena matahari mulai terbenam.
Disisi lain (name) kita tengah duduk di atas rooftop dengan tangan yang membawa biola. Langsung saja ia mempersiapkan diri.
Ia memejamkan mata dan menikmati angin yang menghembus. Suara biola terdengar. Ia tidak sedang memainkan biola seperti biasanya, ia hanya memainkan biola biasa tanpa mantra sedikitpun.
Karena dia tahu bahwa.“ada yang memperhatikanku.” dia lalu langsung berbalik."siapa itu?!" (name) kemudian bersiap melempar biolanya ke arah orang itu.
namun karena tidak menjawab jawaban, ia tidak jadi melemparnya. Ia kemudian memutuskan untuk diam sampai menunggu orang itu memunculkan diri.
"Aku tahu kau ada disana. Keluarlah, tidak ada gunanya bersembunyi."ucapnya dengan senyuman dan menatap ke arah pintu rooftop.
Laki-laki surai kuning muncul, dia rion. (Name) mengerjabkan matanya terkejut." kenapa kau mengikutiku?"tanyanya.
"Aku tanya siapa kau sebenarnya!?" (name) terdiam, ia hanya menatap bingung seolah tak mengerti.
Dia kemudian menatap aneh leon."kau bicara apa?"tanyanya dengan menatap aneh rion.
"Siapa kau?! Auramu bukan manusia!" kata rion yang mengundang tatapan aneh (name) kembali.
(Name) berjalan ke arah leon, menaruh tangannya pada dahi leon."tidak panas."gunamnya kemudian menjauhkan diri."kau ini bicara aneh, aku manusia. Memangnya ada mahluk selain manusia yang bisa bicara?"
Rion berdecak, mencekram tangan (name)."o-oi! Sakit tahu."dan langsung saja (name) melepasnya.
"Berikan hairpin kupu-kupu itu!" seru rion. (Name) berdecak.
“Jika bukan karena bagian dari rencana, aku sudah akan membunuhmu. Baiklah, berikan saja dahulu. Lagipula hairpin ini meski diapakan akan kembali padaku.”
(Name) kemudian memberikan hairpin itu pada rion."memangnya ada apa dengan hairpinku, sih?"tanyanya dengan menatap bingung.
"Kau akan dalam bahaya karena hairpin ini, maka itu aku akan mengambil hairpin ini." jawab rion.
(Name) mengangguk mengerti."baiklah, tidak apa. Tapi jaga hairpinku dengan baik, jangan kau rusakkan. Hairpin ini pemberian special dari orang behargaku! Ingat itu!"serunya dan kemudian berjalan melewati leon.
"Oh ya, aku seperti pernah melihatmu. Apakah kita pernah bertemu selain waktu saat aku tidak sengaja menabrakmu?" tanya (name).
"Ya sepertinya kau juga familiar, tapi kita tidak pernah bertemu aku yakin." jawab rion.
(Name) mengangguk, dia kemudian berjalan melewati rion. Namun ia berhenti dan menoleh."aku inggin menunjukan sesuatu padamu, rion."katanya.
<[Ɱαԋʅυƙ]>
"I-ini adalah"mata anak laki-laki itu terkejut, melihat bangunan besar di depannya.
"Aku menemukan sesuatu saat mengecek sekolah ini."jawab (name). (Name) kemudian berjalan masuk." ayo."ajaknya pada rion.
Akhirnya leon mengikuti (name), sampai ruangan musik."kita akan kemana?"tanya rion.
(Name) tersenyum, mereka sampai di ruangan musik. (Name) langsung membuka ruangan musik itu."aku menemukan sesuatu, saat memeriksa ruangan ini."ucapnya seraya berjalan ke sebuah peti.
Rion terkejut, dia kemudian membuka peti itu."Ini adalah peti ... "Dia melirik (name) yang tersenyum dan mengangguk. (Name) kemudian berjalan ke arah pintu.
"mungkin saja, mungkin bisa membantumu dalam penyelidikan."katanya dan kemudian meninggalkan ruangan musik dan meninggalkan rion yang terdiam menatap peti itu.
“kau pikir aku membantumu? Tidak, yang kulakukan hanyalah menghilangkan kecurigaan padamu. Aku bukan mahluk baik hati, aku bukan mahluk bodoh, aku tidak akan membiarkan mangsaku memangsa diriku terlebih dahulu.”seringaian muncul di wajahnya.
Gadis itu kemudian memakai hairpin kupu-kupu.“dan hairpinku bukan hanya satu, ada dua hairpin mahlukku loh.”
<[Ɱαԋʅυƙ]>
Bersambung.Jangan lupa Vote dan terimakasih. Saya harap cerita ini menghibur. Maaf jika ada kata yang tidak mengenakan atau typo yang bertebaran. Sekian, Sampai jumpa di cerita selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mahluk [shinbi house X readers ]
Random[10 capter] : on going waktuku disini sudah terlalu lama, aku bahagia dapat memainkan biolaku dan musik-ku untuk kalian. årïgå†ð ɏðð [måhlµk þêmµ§ïк]