A/n : Gue bikin ini karena dapet pesan di wall yang katanya kangen baca CTS. Berhubung gue gak bisa up cerita versi awalnya, gue akhirnya milih bikin versi cerita pendeknya aja . Fyi, CTS gue tulis pas jamanan awal2 main wp (2019). Jadi maap aja kalo kalian ngerasa cerita ini ngikutin tema2 perjodohan gituhhhh.
Nama-nama tokoh ada yang gue ubah juga alur ada yang direvisi. Karena ini cerita pendek, mungkin kalian bakal ngerasa alur terlalu cepet atau kurang feel-nya. Tapi, semoga minimal bisa ngehibur, ya.
🌻🌻
“Mereka sama, tapi tak serupa. Pun, dengan cinta mereka di hati saya”
—Ali Syarief
🌻
Gerimis tipis turun membungkus duka yang pekat di atas kepala para pelayat. Tangis tidak rela meraung menyayat hati seiring timbunan tanah yang menutup secara menyeluruh jasad yang kini resmi dipangku bumi.
Tidak ada yang tegar atas rasa kehilangan ini. Begitu pula dengan sosok lelaki yang seditikipun enggan berpura-pura kuat di hadapan banyak orang meski setitik air mata sudah tidak tampak dari kedua matanya atas perginya perempuan terkasih.
Dua minggu lagi ... seharusnya mereka akan berikrar suci di hadapan Tuhan mengikat janji setia sehidup semati. Undangan bahkan telah dipersiapkan. Gaun juga sudah selesai dengan begitu elok. Namun ... suratan takdir mengatakan bahwa jodoh di antara mereka adalah maut. Kecelakaan tunggal membuat kekasihnya seperti ini meski dua hari sebelum kepergiannya, perempuan itu sudah mampu diajak bercakap-cakap kecil juga menebarkan senyum yang mengatakan kepadanya bahwa semua akan baik-baik saja.
Bagi Ali Syarief, Nazira Safa Darmawan memang bukanlah perempuan pertama yang mengisi hati dan harinya. Beberapa kali ia pernah menjalin kasih. Hanya saja, dahulu dia tidak pernah merasakan sakit seperti ini. Dahulu ia tidak merasakan pilu yang semenyiksa ini ketika menghadapi suatu perpisahan hati. Nazira berbeda. Wanita cantik dengan hijab yang selalu membingkai wajahnya itu membuatnya jatuh bertekuk lutut pada semua kecantikan luar dan dalam. Sebuah keindahan yang membuat dirinya mantap memutuskan untuk memulai menjajaki babak baru dalam sebuah hubungan meski keduanya baru 6 bulan berkenalan pada saat itu.
Semua keinginannya tersambut baik. Nazira menerima keseriusannya, begitu pula dengan keluarga. Acara lamaran dilangsungkan dengan hangat di kediaman perempuan cantiknya itu. Tanggal pernikahan ditentukan dan berakhir semenyesakkan ini —pemakaman.
Hati Ali berdenyut perih mengingat hari-hari terakhir kebersamaan mereka. Ditaburkannya bunga-bunga itu lagi sembari bersabda dalam hati bahwa cintanya tetap kepada wanita yang kini telah dipeluk abadi.
Perlahan ... gerimis berganti menjadi hujan rintik kecil. Satu demi satu pengantar jenazah pergi meninggalkan pusara ketika doa telah selesai dilantunkan. Ali tetap bergeming di tempatnya menatap papan kayu bertuliskan nama yang tidak disangka akan secepat ini meninggalkan dirinya. Untuk beberapa saat, ia masih ingin tinggal menemani Nazira.
Awan semakin menghitam. Matahari tidak nampak di mana letaknya. Hujan berubah menderas dan angin bertiup kencang. Tidak lagi bisa berlama-lama, di dalam hati, Ali mengucapkan salam perpisahan serta janji akan kembali nanti dengan setangkai atau banyak tangkai mawar merah. Ia kemudian berdiri dengan sisa kekuatan diri yang masih ada di kedua kaki. Ditatapinya adik kembar Nazira yang bersimpuh putus asa meratapi kepergian sang kakak dengan tangisan yang bercampur tetes hujan.