Prolog

7 3 0
                                    

Seorang anak berusia 8 tahun berdiri dengan mulut berkomat kamit. Kulit putih dan kacamata yang terpasang di kedua mata indahnya seakan membuatnya seperti Harry Potter kecil.

Yah memang dia adalah mirip Harry Potter namun di dunia berbeda. Tongkat sihir berwarna coklat tua ia pegang dengan jari jari mungil itu.

Bibir yang seksi itu bergerak kesana kemari membaca mantra. Namun dia mendengus kesal karena apa yang dia lakukan tidak berhasil.

" płonący żar!" - ucapnya dengan mengarahkan tongkat sihir itu ke pohon

" Wukh!!!" -

Terlihat awalnya pohon itu terbakar namun kemudian padam.

" Ish kenapa ini tidak berhasil?! Aku sudah muak harus mengulang mantra ini berkali kali." - dengusnya

" Kapan aku akan naik tingkat jika terus seperti ini? Aish mengapa eomma tidak membiarkanku mempelajari mantra lain?!" - keluhnya

" Kalau sekali lagi tidak berhasil aku akan benar benar frustasi." - gerutunya

Dengan semangat yang hanya 1% serta rasa percaya diri yang sudah luntur, dia memutar tongkat sihir itu dengan mulut berkomat kamit.

" płonący żar!!" - ucapnya

" Wukh....." -  suara gelombang kekuatan yang mengarah ke pohon

Seperti yang dapat diduga dia masih tidak berhasil. Itu membuatnya marah dan melempar tongkat sihir dari tangan mungilnya.

" Aish sudah cukup aku tidak akan mencoba mantra ini lagi." - melepar tongkat sihir

Tanpa dia sadari ada seseorang dengan jubah berwarna hitam kemerahan sedang mengawasinya. Satu panggilan membuatnya terkejut bukan main.

" Park Jimin...." -panggil seseorang berjubah itu

" Ah eomma???" - Jimin berbalik dan terkejut

" Kenapa kamu membuang tongkat itu?" - tanya ibunya dengan penuh kasih sayang

" Aku sangat marah dan capek eomma karena harus menggulang mantra api itu berkali kali." - keluhnya

" Masa calon pengganti appa sudah capek sih?" - ejek ibunya

" Eomma aku itu tidak sehebat appa dan kakek nenek. Eomma kan tau kalau aku itu paling tidak suka yang namanya diulangi." - rengeknya

" hey jangan bilang seperti itu. Darah penyihir Park ada didalam dirimu sayang." - ibunya sambil berjalan mendekatinya

" Tapi eomma mengapa aku juga harus menjadi seorang penyihir? Apa aku tidak bisa menjadi yang lain?" - tanyanya dengan wajah yang khas

" Yang lain? Memang kamu ingin jadi apa?" - mengambil tongkat sihir milik Jimin

" Aku ingin menjadi seperti Harry Potter." - jawabnya dengan nada semangat

Seketika ibunya tertawa mendengar jawaban dari anaknya itu.

" ㅋㅋㅋㅋㅋ Harry Potter itu juga seorang penyihir sayang." - tawa ibunya

" Benarkah? Apa eomma tidak berbohong?" - dengan wajah ragu dan penuh tanya

" Masa eomma bohong. Kalau eomma bohong nanti hidung eomma panjang." -

" Kalau begitu aku ingin menjadi balerina misalnya." - Jimin

Mendengar apa yang dikatakan anaknya, ibunya terdiam dan suasana menjadi sunyi.

Namun dengan nada rendah ibunya bertanya apa benar Jimin ingin menjadi seorang balerina?

" Balerina???" - ibunya melihat langit

" Iya eomma memangnya kenapa?" - tanyanya polos

" Tidak ada apa apa sayang. Mulai sekarang jangan pernah mengatakan kalau kamu ingin menjadi seorang balerina!" - titah ibunya sambil menepuk pundak Jimin itu

" Ta...pi eomma kenapa?" -

Saat hendak menjawab pertanyaan dari Jimin , tiba tiba ayahnya datang dengan jubah dan tongkat yang khas. Raut wajah pemarah menjadi ciri khas dari ayahnya.

Karena senang ayahnya datang Jimin juga mengatakan apa keinginannya tadi. Ibunya yang tak sempat mencegah anaknya untuk mengatakan hal itu hanya bisa pasrah.

" Wah wah anak appa sedang berlatih ya?" - berjalan kearah Jimin dan ibunya

" Appa kenapa datang terlambat??" - Jimin

" Yeobo darimana kamu?" - ibunya mencium pipi ayah

" Aku habis dari Kota sebelah sayang. Karena ada masalah yang sedang terjadi." - jelasnya

" Bagaimana latihanmu Jimin?" - tanya ayahnya

" Yah seperti itu appa. Aku selalu gagal dan aku muak dengan itu. Appa apa aku tidak boleh menjadi yang lain?" - Jimin dengan raut wajah kesal dan semangat

" Menjadi apa?" - ayahnya

" Menjadi seorang balerina." - Jimin semangat

Ayah yang mendengar hal itu langsung murka dan menghukum Jimin. Ibu yang melihat itu hanya bisa diam karena suaminya bila sudah marah bisa seperti monster.

" Apa maksudmu Jimin???!!!!!" - teriak ayahnya

" Kenapa appa berteriak seperti itu?" - Jimin mulai ketakutan

" Appa tanya kenapa kamu bilang ingin menjadi balerina? Cepat jawab pertanyaan appa!!!" - mulai naik pitam

" Appa aku hanya mengatakan hal itu bukan berarti aku ingin menjadi itu." - Jimin mengeluarkan air mata

" Apa kamu tidak tahu kalau di keluarga kita tidak boleh menyebut kata balerina ataupun menjadi seorang balerina hah?" -

" Sudahlah sayang dia mengatakan itu karena tidak tahu!" - istrinya menenangkan

" Tidak sayang kita harus memberinya hukuman karena sudah berani mengatakan hal itu." -

" Appa apa salahku? Mengapa appa ingin menghukumku?" - Jimin menangis

Tanpa menjawab pertanyaan dari anaknya itu, dia mengucapkan sebuah mantra dan mengarahkan tongkat sihirnya ke Jimin.

" zaklęcie wiążące..." - ucap ayahnya

Seketika tubuh Jimin dililit oleh sebuah tali yang sangat kuat. Ikatannya mengalahkan erat ikatan sebuah keluarga.

Tubuh mungilnya itu jatuh ke tanah dan air matanya tak henti tuk keluar.

" Aaaaa appa mengapa Jimin diikat seperti ini?" - teriaknya kesakitan dengan tersungkur ke tanah

" Sayang mengapa kamu lakukan ini pada anak kita? " - istrinya khawatir

" Biarkan saja dia seperti ini sampai dia menyadari betapa bersalahnya ucapan dia tadi." - katanya tanpa rasa iba

" Appa aku minta maaf tolong jangan hukum aku seperti ini appa!!" - pinta Jimin sambil menangis kesakitan

" Dengar ini appa menghukummu selama 1 hari disini dengan kondisi seperti ini. Appa tidak ingin kamu mengatakan hal itu lagi mengerti?!!" -

" Ayo pergi sayang biarkan dia disini. Dia harus tau apa yang akan terjadi jika dia mengatakan hal itu!" - tarik paksa suaminya

" Ta...pi sayang..." - istrinya

" Appa eomma tunggu jangan pergi tolong maafkan Jimin!!!" - Teriaknya

Ayah dan ibunya pergi meninggalkan Jimin dengan keadaan terikat dan menangis seperti itu. Sembari berjalan ibunya selalu menoleh kebelakang karena kasihan pada anaknya itu.

Namun berbanding terbalik dengan ayahnya yang terlihat begitu marah.

Jimin pun mau tak mau harus berada disitu selama 1 hari dengan keadaan terikat kuat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret Behind Spell : ) Magic And ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang