5

6K 594 25
                                    

Dipuncak istana, Sakusa duduk dikursi singgasananya. Duduk dengan tegak, tatapannya dingin. Terkesan terlalu serius hanya untuk memandang jendela kaca yang besar, tidak terganggu dengan cahaya matahari. Wajah tampannya yang terkena cahaya itu makin menambah keindahan si Pangeran.

"YO OMI-KUN!" dan tentu saja, seseorang akan mengganggu keindahan itu. Pria bersurai kuning tersenyum, saat ia akan menepuk pundak Sakusa seseorang menghentikannya.

"tidak sopan!" tegur pria yang memiliki wajah mirip dengan pria bersurai kuning tadi, bedanya ia bersurai abu-abu.

"apa? Aku hanya ingin meninggalkan formalitas!" ucap pria bersurai kuning yang bernama Miya Atsumu, seolah ingin membela dirinya.

"tapi tidak seperti itu juga!" balas pria bersurai abu-abu yang ternyata adalah kembarannya bernama Miya Osamu.

"Master!" ucap Osamu dengan empat pria lainnya sembari berlutut dengan tangan kanan didada.

"master" ucap Atsumu mengikuti gerakan tetua lainnya, setelah menghela nafas sedikit.

"kita bisa langsung mulai pertemuannya" ucap Sakusa tanpa perlu repot-repot membalas sapaan mereka. Ia lantas berdiri tegak, tubuhnya berbalik sepenuhnya, menampakkan wajah tampan dan tubuh tegapnya.

Sakusa berjalan ke arah meja panjang, sembari mengibaskan tangannya dan saat itulah gorden merah maron tergeser menutup jendela. Menghalangi sinar matahari yang cerah.

"Yes, your highness" ucap tetua lainnya. Kenapa mereka begitu menghormati Sakusa? Well, selain karena Sakusa adalah Vampire murni, ia juga sudah hidup lebih lama dari mereka.

Mereka lantas duduk dikursi masing-masing, seperti hirarki dengan Sakusa sebagai pusatnya. Sang pemimpin duduk di kursi kepala, menatap lurus ke depan. Entah menatap apa, tetua lainnya hanya diam, seolah enggan untuk memulai sebelum diperintahkan.

"apa kali ini?" tanya Sakusa dengan nada dingin, masih dengan menatap lurus ke depan. Seolah pemandangan di depannya lebih indah daripada tetua lainnya.

"para werewolf master" jawab salah satu pria yang memiliki rambut seperti jambul ayam yang hitam legam. Menjawab dengan sopan. Namanya adalah Kuro Tetsuro, pemimpin dari kerajaan Nekoma

"serangan mereka di dunia manusia makin menjadi-jadi setelah Lord Tendo naik tahta" lanjutnya dengan nada frustasi, para manusia serigala itu tetap saja suka mencari masalah.

"mengapa kau memanggilnya Lord?" tanya tidak suka dari pria berambut putih hitam yang berbentuk seperti tanduk burung hantu. Namanya adalah Bokuto Koutaro, pemimpin dari kerajaan Fukurodani.

"memang begitu sebutannya" balas Kuro santai. Ketika Bokuto ingin membalas seperti 'kita tak perlu memanggil para manusia serigala itu Lord!' ia sudah di dului oleh pria berambut coklat kehijauan.

"sebenarnya Tendo belum jadi Lord, ia hanya pengganti" katanya dengan wajah datar, membuat tetua lainnya menatapnya. Namanya adalah Ushijima Wakathosi, pemimpin kerajaan Siratorizawa.

"Lord Daichi masihlah Lord sampai sekarang, tapi tidak ada yang tau keberadaannya. Ada yang bilang ia sedang berkeliling dunia. Ada yang bilang ia sudah dikalahkan oleh Tendo. Ada yang bilang ia mati. Ada yang bilang ia tak peduli dengan tahtanya dan statusnya sebagai Lord" lanjutnya masih dengan wajah datar.

"beraninya dia tidak peduli dengan tahta dan rakyatnya!" teriak Atsumu dengan sedikit memukul meja. Ia dan kembarannya adalah pemimpin dari kerajaan Inarizaki, tapi setelah Osamu mendapatkan pengantinnya, ia lantas membuat istananya sendiri.

"tidak, menurutku Lord Daichi tidak akan tinggal diam kalau tau Tendo membuat masalah. Mau bagaimanapun ia tetaplah masih Lord sekarang, yang terkuat dari werewolf lainnya" timpal Osamu sedikit merutuki saudara kembarnya yang masih saja suka tiba-tiba berteriak, padahal Sakusa sudah membuat tatapan yang seolah siap membunuh siapa saja.

"itu jika ia masih jadi Lord" balas Kuro santai. Seolah tidak peduli dengan aura yang Sakusa buat. Tetua lainnya sedikit bergidik dan menelan ludah dengan kasar, karena sedari tadi Sakusa tidak membuat suara sedikitpun. Seperti ia tidak ada di sekitar mereka.

"siapapun itu, ini tidak bisa dibiarkan. Mereka mengganggu kestabilan dunia" ucap Sakusa dengan suara dinginnya, membuat para tetua duduk tegak. Tapi pria bersurai coklat sepertinya tidak bisa membaca situasi.

Pria yang sedari tadi diam itu kini menyahut "apa kau akan turun tangan langsung?" tanyanya pada Sakusa dengan nada tidak sopan, tetua lainnya lantas melemparkan tatapan mengancam padanya yang membuat pria bersurai coklat itu menciut. Namanya adalah Oikawa Toru, pemimpin kerajaan Aoba Johsai.

"tidak" jawab Sakusa santai, tidak peduli dengan aura yang ia buat menakuti tetua lainnya.

"sejak Lord pertama mereka lahir, kami sudah membuat kesepakatan untuk tidak mencampuri urusan ataupun permasalahan yang terjadi di dunia masing-masing. Lord Daichi juga sudah tau hal itu, dan aku yakin kalian juga sudah tau" lanjutnya membuat para tetua  mengangguk mengerti.

"lalu apa yang akan kau lakukan master?" tanya Osamu.

"salah satu dari kalian akan pergi mencari keberadaan Lord Daichi. Jika ia benar-benar sudah mati, bawa buktinya padaku. Jika kalian menemukannya, beritahu dia apa yang rakyatnya lakukan di dunia manusia, aku yakin ia pasti akan langsung kembali dan mencegahnya" jawab Sakusa.

"Yes, your highness" jawab mereka serempak. Lalu mereka terdiam, baru menyadarinya bahwa ada makhluk tidak diundang mendengarkan pembicaraan mereka. Saat mereka bersiap untuk membunuh siapapun itu, mereka berhenti karena suara Sakusa.

"Shouyo, bukankah menguping pembicaraan orang lain itu tidak baik?"

~♥~
TBC

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang