Laki-laki yang bersetelan rapi seperti biasanya kini tampak lebih bersinar. Entah karena berada di bawah lampu terang yang tak terhitung jumlahnya atau karena sedang menuggu kedatangan seorang wanita.
Ranu berada di sebuah taman yang dihias sedemikian rupa dengan berbagai macam bunga warna-warni dan gemerlap lampu. Ia berdiri di ujung jalan setapak yang dihiasi oleh lilin-lilin di pinggirnya.
Ia sedikit ragu Raline akan menyukainya mengingat betapa anehnya wanita itu. Tapi Jay bilang kebanyakan wanita suka dilamar seperti ini, kecuali Ranu lupa Raline tidak seperti kebanyakan wanita.
Ah lupakan itu, Raline pasti akan menghargai perjuangannya menata taman ini sendirian.
Ranu menatap pantulan dirinya di cermin sembari membenarkan dasi yang sedikit miring.
"Aku memang sangat tampan." Ucapnya sambil tersenyum penuh percaya diri menatap cermin.
Dahinya tiba-tiba berkerut "Tapi kenapa mereka belum sampai juga? Apa yang dilakukan si payah Jay itu! ck"
Ting
Bunyi notifikasi pesan singkat mengalihkan perhatian Ranu. Bibirnya melengkung ketika membuka pesan singkat sekretarisnya itu.
Seorang wanita anggun memakai dress hitam sepanjang lutut dengan aksesoris kalung berlian melingkar di leher jenjangnya membuat Ranu terpukau. Di foto itu Raline juga tampak tersenyum manis membuat senyum Ranu semakin lebar.
Cukup lama Ranu memandang foto itu hingga tiba-tiba sebuah panggilan masuk membuat Ranu mengernyit sebelum kembali tersenyum lagi ketika mengetahui siapa yang menelpon. Ranu segera menggeser tombol hijau lalu menempelkan layar ponsel di telinganya dengan senyum yang masih menempel.
"Kau sudah dijalan? Kenapa lama sekali? Jay benar-benar lambat saat menyupir, aku akan me—"
kalimat Ranu terhenti saat suara rintihan wanita memanggil namanya.
***
Raline tak tahu kemana pria itu membawanya. Kepalanya ditutupi oleh kantong hitam besar dan tangannya di cekal kuat oleh pria yang hampir membuatnya terjatuh dari atas gedung. Ia diseret paksa bak hewan peliharaan. Raline tidak melawan sebab kepalanya masih berdenyut akibat keramaian tadi.
Berbeda dengan sekarang, Raline merasa berada di tempat yang sepi. Tak ada suara orang desak-desakan atau bau asap tebal yang Raline sendiri tak tahu dari mana asalnya. Yang jelas, Pria di depannya pasti dalang di balik kericuhan itu.
Brugh
Tubuh wanita itu terjerambab paksa menghantam benda empuk yang terasa seperti kursi penumpang.
Tak lama kemudian kantong hitam yang mengerubungi kepala di tarik dari depan membuatnya bisa melihat situasi. Dia berada dalam sebuah mobil berkaca gelap, disekeliling mobil itu sama sekali tidak ada orang.
Loma menempatkan mobilnya cukup jauh dari gedung tadi. Pantas saja, suara hiruk piruk tadi sudah tidak terdengar.
Akan tetapi, sesuatu dalam radius kurang dari 15 meter darinya berhasil membuat Raline menyipitkan matanya. Tak lama, setelah mengenali objek itu adalah Ranu, pria yang beberapa waktu lalu menawarkan pernikahan padanya, pupil netra coklat itu melebar.
Seorang laki-laki berdiri di tengah taman yang penuh dengan gemerlam lampu dan bunga warna-warni membuat matanya berkaca-kaca. Walaupun cukup jauh, Raline bisa merasakan bahwa laki-laki itu sedang tersenyum menatap sebuah kotak bewarna hitam.
"Inikah alasan kau ingin menemuiku? Inikah rencanamu? Untuk melamarku?" gumamnya sembari menatap lurus menembus jendela hitam.
Mesin mobil dinyalakan. Pria itu hendak memajukan mobilnya namun Raline mencegah.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Something Happens I Love You
RomanceRaline Dhara, seorang psikolog, tersesat dalam hutan terlarang karena dikejar oleh pria bertopi fedora. Pertemuannya dengan Ranu, bilioner tampan berdarah dingin dan kejam, membuat Raline bertekad untuk menyembuhkan luka batin Ranu dan membuat laki...