Alvin berjalan gontai memasuki rumah bernuansa tropis yang terdapat taman yang dipenuhi beragam bunga milik mamah'nya itu. Baru saja masuk pintu utama, dirinya sudah dihadap'kan oleh mamah'nya yang menatap tajam alvin, dan juga tangan kanan yang memegang setoples kripik, tidak lupa mulutnya yang sibuk menyunyah.
"STOP IT YOUR BODY!" Rezhita Herlinxa, mamah alvin yang menyuruh alvin berhenti bergerak.
Alvin mendengus."Kenapa mah?"
"Siapa yang suruh ngomong?!" Rezhita melirik alvin tajam.
Alvin menhela nafas kasar. Salah mulu, gak disekolah dirumah, perasaan sama aja. Batinnya.
Rezhita berjalan memutari tubuh alvin, sembari menatap tajam putra'nya itu. "Seminggu gak ada uang saku, buat kamu!"
Alvin menatap wajah mamah'nya."T-tapi---"
"No Way," Rezhita menggoyang'kan jari telunjak'nya dihadapan alvin.
"Mah, pliss!" air wajah alvin berubah menjadi memelas.
"Ya, mah? Gak lagi-lagi deh, serius!"
"GAK ADA! MAKANYA KALAU DIKASIH DUIT JANGAN DIBELANJAIN BUAT PACAR-PACAR KAMU! MASIH PIYIK UDAH CEWE'AN!" bentak rezhita.
"G-gak ko---"
"Gak ada, masuk kamar. Langsung tidur!" Rezhita meninggal'kan putranya yang masih berada diruang tamu itu."SEKARANG, ALVIN!"
"I-iya!" alvin berlari menaiki tangga rumahnya, menuju kamar yang tepat berhadapan dengan tangga itu. Lalu, menutup kencang pintu kamarnya, sebelum mamah'nya berubah menjadi Kak'Ros.
Alvin melempar asal tas sekolahnya ke'sembarang arah, berjalan ke'walk in closet. Mengganti bajunya dengan mulut yang tidak henti-henti'nya meromet. Setelah mengganti baju, alvin berlalu berjalan ke'kamar mandi untuk membersihkan kaki, tangan, dan giginya, tidak lupa untuk cuci muka.
Cape gue mah! dirumah diomelin mulu, mana disekolah aib gue ke'bongkar, gara'gara Frozen! Emang Kampret tuh Cewek!. Batin'nya menggrutu.
Alvin melompat ke'kasur'nya, menenggelam'kan wajah'nya dibantal tidur'nya. Mengingat-ingat apa saja yang ia pikirkan saat menatap wajah Elsa tadi. Kalau dipikir, cantik juga. Pikirnya.
Alvin beranjak dari tidurnya, memukul-mukul wajahnya yang panas dan memerah. "Apaan dah! Cewek kayak gitu dipikirin, dih!" gerutunya
Setelah itu, Alvin menenggelamkan wajahnya dibantal,"ARGHHHH!" jerit alvin dibantal, melampiaskan rasa yang mengganjal di'dadanya. Tidak lama dari itu, terdengar dengkuran halus dari pemilik suara itu, yang menandakan sudah terlelap dalam alam bawah sadar'nya.
***
Cklek
Alvaro Qercion Relffanz, Ayah alvin yang baru saja memasuki kamar putra bungsu'nya itu. Melihat putranya yang tertidur telungkup dan wajah yang menghadap arah pintu kamar. Membuat Alvaro gemas, ingin mencubit bibir mungil anak'nya yang tergencet oleh bantal tidur.
Alvaro mencoel hidung alvin."Heh! Til, Kutil bangun heh!"
"-"
"Kutil, bangun."
"-"
"Adek!" alvaro membaringkan tubuhnya, lalu memeluk erat tubuh alvin. Tidak lupa mengecup setiap inci wajah alvin, membuat si'empu terganggu.
"Eungh,"
"Bangun sayang."
"-"
"Adek,"
"Hmm, nwaghhnti" jawab alvin yang tidak jelas.
"Cepet bangun! Mandi, Sholat Maghrib. Trus makan nak." alvaro beranjak dari kasur alvin. "Cepet alvin"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINZO RELFFANZ
Random!! W A R N I N G !! " Story hasil karya dan imajinasi saya sendiri " *** Alvinzo Relffanz, cowok yang hampir mendekati kata sempurna oleh banyak orang-orang, namun sesempurna siapa'pun itu, pasti ada saja yang kurang. Dan kekurangan dirinya ini yait...