Hari ini adalah hari pertama Nora menjalani hukuman. Awalnya berjalan lancar, tapi sesampainya di sekolah mendadak ada pengumuman belajar di rumah. Ya mau tidak mau harus pulang lagi.
"Loh kak, rumahku kelewatan!" Serunya menatap nanar halaman rumah yang sudah terlewat.
"Iya tahu,"
"Lah terus kok nggak diturunin?" Tanya Nora seolah meminta penjelasan.
"Sengaja,"
"Bentar deh, ini kan di luar jam sekolah jadi hukumannya udah selesai dong harusnya!" Protesnya yang lagi-lagi malah mendapat ancaman dari Hussein.
"Saya laporin Bu Nur?"
"Iya ngikut,"
Tuh kan pasrah juga, makanya deh bocil tuh harus nurut. Apalagi yang belum bisa ngambil keputusan sendiri kayak Nora. Dan tak berselang lama motor yang dikendarai mereka (Nora dan Husein) sampai di halaman rumah Husein (sepertinya).
"Kok sepi?" Tanyanya turun dari motor.
"Ya karena saya sendirian di rumah," jawab Hussein menggambil kunci rumahnya.
Ia reflek memeluk tubuhnya sendiri. pikirannya jalan-jalan, apalagi ke arah yang tidak-tidak.
"Kakak nggak?" Tanya Nora dengan pikiran was-was tak karuan.
"Tenang kamu aman sama saya, yuk masuk dulu. Gak baik di luar, nanti di omongin tetangga." Jawabnya menarik paksa pergelangan tangan Syahra.
Lah si junedi ga tau aja. Mereka berdua di dalem rumah aja mulut tetangga udah gerah. Apalagi lo nya udah gede, au ah.
"Kalau nanti ada yang nanya kamu siapa, jawab aja sepupu saya." Pesannya menyuruh Nora duduk di kursi ruang tamu.
"Oke deh,"
"Satu lagi, sebentar lagi teman-teman saya kesini, jadi kamu gak perlu takut, cemas, ataupun curiga sama saya." Ucapnya berlalu naik.
"Iya kak, iya,"
Tak berselang lama terdengar suara deru mesin mobil yang memasuki bagasi rumah. mendengar hal itu Syahra langsung saja berdiri dari duduknya. Dan tak lama masuklah seorang suami istri ke rumah tersebut.
"Assalamu'alaikum, tamunya Mas Husein ya?" Tanya seorang ibu-ibu mendekati Nora.
"Wa'alaikumsalam, iya ibu,"
"Siapanya mas Hussein ya?" Tanya ibu-ibu kembali.
"Sepupunya bu," jawabnya sesuai dengan apa yang dipesankan Hussein.
"Mas Hussein ndak punya sepupu loh dek," ucap ibu-ibu tadi tersenyum ramah ke arah Nora.
"Eh, emang iya bu?" Tanyanya dengan raut wajah tak terkira kan.
Tuh kan ketahuan bohongnya.
"Kami kan orang tuanya Mas Hussein dek, kenalin nama ibu Anisa dan ini suami ibu namanya Chandra." Ucap ibu-ibu tadi memperkenalkan diri.
"Kamu sendiri siapa?"
"Maaf bu sebelumnya, saya Nora," ucapnya berdiri dan menyalimi punggung tangan Ibu Anisa
"Temannya Mas Hussein kan?" Tanya Ibu Anisa memastikan kembali.
"Iya bu,"
Tak berselang lama apa yang dikatakan Hussein benar adanya. Datanglah dua orang teman Hussein yang diketahui bernama Brian Brianna. Tanpa dipersilahkan masuk, keduanya langsung masuk dan duduk mengapit Syahra di tengah-tengahnya.
"Lo bawa pulang anak siapa woy! Dasar Ucen!" Teriak Brianna ketika memasuki rumah Hussein.
"Kalian abis ngapain wey, kok udah berduaan aja baru kemarin kenal!?" Kini gantian Brian yang protes.
Sedangkan keduanya hanya diam terpaku. Tidak, tidak, kini pipi Nora malah bersemu merah. Malu sekali dia diserbu pertanyaan-pertanyaan yang rada wagu itu.
"Belum kenalan ya kemarin," ucap Brianna tersenyum ramah ke arah Nora.
"Kenalin gue Braianna, dan cowok di samping lo itu Braian," ucap Brianna monyongkan bibirnya dan menunjuk ke arah Brian.
"Mulutnya dikondisikan ya Brin!" Tegur Brian menatap Brianna.
"Ape sih lo, ngiri? Ya nganan dong!"
Sungguh sepertinya mereka berdua akan menjadi teman baru Nora. Ia tersenyum dan balas memperkenalkan diri.
"Nora kak,"
"Salam kenal Nora," ucap Brian dengan senyumnya yang malah membuat Brianna jijiy.
"Modelmu Bri, iyyuuuuh banget!" Ejek Brianna mendorong tubuh Brian sampai terjatuh.
Sedangkan yang punya rumah hanya bisa tersenyum melihat tingkah teman-temannya yang aneh.
"Eh, gue manggilnya siapa nih?" Tanya Brian seolah meralat panggilannya.
"Seenaknya kakak aja, gapapa."
"Nor boleh kan?" Tanya Brian tersenyum yang malah memancing keributan.
Terlihat Brianna melirik tajam ke arah Brian.
"Paan si Brin?" Tanya Brian menatap ke arah Brianna.
"Gak papa, cuman barusan denger buaya ngomong,"
"Lo cemburu ya Brian deket sama Nora?" Tanya Hussein menanggapi respon sahabatnya.
"Ngapain juga?" Ketus Brianna yang membuat Hussein mencari aman.
"Ya kan hati orang nggak ada yang tahu An." Jawabnya mengalihkan pandangannya.
Jadi ceritanya Nora dibawa paksa pas pertama kali ngejalanin hukuman. Dan dibawanya ke rumah Hussein, entah motif apa yang terselubung didalamnya.
"Sein, ini tehnya buat temen-temen kamu diambil dulu!" Perintah Ibu Anisa dari arah dapur.
Happy reading wahai pembaca tercinta
KAMU SEDANG MEMBACA
(Our) Meeting?
Teen FictionMalam itu tiba, malam yang tidak pernah ditunggu-tunggu oleh keduanya. Akankah ada sebuah kata pisah? Atau malah harap tersebut akan kian nyata? Entahlah, sepertinya masih begitu rumit untuk diputuskan. "Semoga kita dapat bertemu kembali di titik ya...