494 83 18
                                    


Waiting for You
04

Semuanya berjalan normal seperti biasanya, sampai sebelum kawan dekat mereka- setidaknya mereka anggap begitu, mulai menjadi aneh...

Adam.

Kawan dekat mereka, sesama pendiri 'S', berubah menjadi egois, mereka akui kemampuan bermain skateboard Adam memang sedikit lebih hebat dari mereka berdua. Hanya saja kali ini sudah keterlaluan, ia mulai bermain kasar, mencederai pemain lain, ingin mencari Eve katanya. Berulang kali mereka membawa korban kegilaan Adam ke rumah sakit.

Sampai akhirnya saat dimana mereka berpisah- tidak sepenuhnya berpisah. Tapi Adam yang memutuskan menjauh, ia menganggap Kojiro dan Kaoru bukanlah kawan yang pantas bersanding dengan dirinya. Ia menganggap mereka lebih rendah derajatnya dari dirinya. Ntahlah... Kalau kalian ingin mengatakan dia gila silahkan... Kolom komentar terbuka lebar untuk kalian :)

Ok back to the story :v

Kejadian dimana Adam menyatakan hal itu, tepat malam setelah ujian akhir mereka selesai. Sejak saat itu pula, Kojiro dan Kaoru jarang mengikuti 'S'.

Yang membuat Kojiro lebih kesal- benci terhadap Adam adalah... Kaoru yang menangis malam itu dengan sumpah serapah yang ia lontarkan kepada Adam. Saat itu pula Adam mengatakan kalau Kaoru sangat menyedihkan, lelaki lemah yang memuja sesama lelaki, bahkan ia mengatakan kalau Kaoru juga menjijikan dengan menginginkan sesama lelaki.

Hal itupun berujung Kojiro yang menyerang Adam, mereka adu tinju hingga keduanya sama-sama babak belur, hanya saja kondisi Adam jauh lebih mengenaskan. Kojiro tidak akan main-main dengan orang yang berani merendahkan Kaoru. Sudah sejak dulu begitu, Kojiro akan menghajar siapa saja yang berani meledek atau menyakiti Kaoru. Karena itu ia dikenal sebagai anak nakal oleh guru mereka saat masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak.

Sejak dulu Kaoru memang memiliki fisik yang tidak terlalu kuat seperti anak laki-laki pada umumnya, meskipun begitu, Kaoru cukup hebat dalam beladiri, jangan cari masalah dengannya, ia mengerikan, apalagi saat kondisi tubuhnya sedang sangat prima- itu pesan Kojiro.

Kojiro baru berhenti memukuli Adam saat Kaoru menahan lengannya, menariknya untuk berhenti, kemudian menarik Kojiro untuk pulang, tapi sebelum itu, Kaoru tidak lupa menendang kepala Adam yang terbaring di tanah sebelum mereka meninggalkannya.

***

Sesampainya mereka di rumah Kaoru, Kaoru tidak membiarkan Kojiro langsung pulang begitu saja, ia menarik Kojiro masuk kedalam rumahnya.

Jarak dari tempat mereka berkumpul tadi, lebih dekat ke rumah Kaoru dibandingkan dengan rumah Kojiro yang masih harus melewati beberapa blok rumah. Kaoru tidak akan membiarkan sahabatnya pulang dengan kondisi seperti saat ini.

"Diam dan jangan melawan!" Kaoru menatap tajam pada Kojiro, ia yakin ibunya sudah tidur saat ini, jadi ia membawa Kojiro langsung ke kamarnya. Mendudukkan sahabatnya di atas tempat tidurnya, keju keluar kamar untuk mengambil baskom, handuk bersih, dan air hangat yang dicampur antiseptik untuk membersihkan luka-luka Kojiro. Untuk kotak obat, ia memilikinya di kamarnya. Saat kembali ke kamarnya, ia melihat Kojiro yang sudah melepas kemeja seragam nya, menyisakan kaus lengan pendek berwarna hitam. Ia segera mendekati sahabatnya itu lalu mulai membersihkan luka-lukanya.

"Ssshh... Maaf merepotkanmu Kaoru..." Kojiro mengatakannya dengan sesekali meringis merasakan perih lukanya yang sedang dibersihkan.

Kaoru lebih berhati-hati lagi membersihkan luka Kojiro mendengar sahabatnya meringis- walau hanya sedikit. "Tidak perlu meminta maaf, seharusnya aku yang berterima kasih kau sudah memberinya pelajaran untukku..." Kaoru menampilkan senyum manisnya. Selesai dengan membersihkan luka Kojiro, ia mengambil kotak obatnya untuk memberi obat merah pada luka Kojiro serta memplesternya. "Nah, kalau seperti ini seharusnya sudah tidak apa-apa" Kaoru selesai mengobati luka-luka Kojiro, ia beranjak membereskan barang-barang yang telah selesai ia gunakan.

Waiting for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang