Di bagian ini prolog ya, jadi kata-katanya cuma sedikit aja, hanya sebagai pembuka saja.
___
"Mana obat pengaman lo?" tanya gadis itu sedikit ketus. Sedangkan si laki-laki terkejut oleh pertanyaannya itu.
"Hah? Pengaman?"
"Penenang maksudnya," ralat gadis tersebut.
"Gue nggak punya."
"Lha, gimana sih? Katanya lo sakit? Biasanya kalau sakit itu ada obatnya, biar diri kita bisa tenang dan tidur dengan nyaman, lalu cepat sembuh deh," jelas gadis itu meringis. Berbeda halnya dengan lawan mainnya itu yang semakin tak mengerti pada maksud omongannya.
"Siapa juga sih, yang lagi sakit? Tapi gue ini emang sakit, tapi sakitnya juga nggak kayak gitu. Gue sakitnya ini gara-gara 'junior' gue kecepit sama kerekan celana gue," rintih cowok itu.
Gadis itu mendelik dan terhenyak. Oh my good! Apa-apaan ini?! Bisa-bisanya tuh cowok ngomong formal kayak gitu di depannya langsung? Oke, stop! Pipinya sudah mulai panas. Kini dia harus menolong cowok itu.
"Terus gue harus ngapain?"
"Ya bantuin gue lah."
"Bantuin gimana maksud lo? Gue harus nyentuh 'milik' lo itu dan buka kerekannya? Oh no! Gue nggak mau itu terjadi! Gue nggak mau ngundang syahwat cowok lain karena sentuhan gue ini! Plis! Lo jangan macam-macam sama gue! Ini cuma sekedar modusan lo doang kan?! Banyak kok laki-laki di luaran sana yang pakai modusan kayak gini untuk memerkosa gadis-gadis cantik dan imut kayak gue!" jerit cewek itu ketakutan.
Tangannya menutup wajahnya mulai sangat memerah. Rasanya dia malu sendiri. Dan kenapa saja dia jadi berpikir yang tidak-tidak.
Bagaimana nanti jika dia harus memegang 'milik' cowok itu? Nanti rasanya besar apa gimana ya? Aduh, kenapa jadi bayangin kayak gitu sih? Tapi dia sedikit penasaran juga, jadi sedikit melirik ke arah celana cowok itu, dan ya, semuanya terlihat ...
"Eh, lo jangan mikir yang aneh-aneh deh! Siapa juga yang bakal terangsang sama sentuhan lo itu, heh?! Tangan sekecil semut aja sok bangga! Gue emang minta bantuan lo tapi bukan dengan cara pegang 'milik' gue. Lo lepasin ikatan tali ini dari tangan gue, cepetan!" titah cowok itu segera dan membenarkan pikiran gadis itu.
Sebagai laki-laki, dia juga merasa malu jika 'juniornya' harus dijadikan bahasan bersama wanita lain yang bukan muhrimnya. Huh, untung saja imannya sangat kuat. Jika tidak, mungkin dia sudah tergoda iman oleh pikiran kotor wanita itu.
Di lain sisi, perempuan itu mulai peka dan mengangguk cepat. Lalu bergerak ke belakang cowok itu kemudian melepaskan ikatan tali di tangan cowok itu.
Gimana dengan prolognya?
Garingnya?😟
Maaf, aku bukan Raditya Dika yang bisa bertingkah kocak🤪
Tapi, apa dari kalian ada juga yang penasaran dengan isi cerita ini?
Aku harap iya.
Tapi sebelum itu jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen. Hargai seorang penulis.
YOU ARE READING
10 Misi Meraih Cinta
HumorHappy Reading (Cerita ini hasil pemikiran dan imajinasi saya sendiri) -Follow akun WP author karena cerita di priviasi. -Update setiap hari -Jangan lupa vote dan komen. ___ "Mana obat pengaman lo?" tanya gadis itu sedikit ketus. Sedangkan si laki...