Awan gelap menutupi angkasa, perlahan air dari langit pun turun berlomba lomba untuk turun ke bumi. Berdiri dengan perasaan gemetar, Raja menatap gundukan tanah di depannya dengan berat hati.
Dirasanya usapan tangan di punggungnya, "Ayah tau pasti ini berat buat kamu, Ja." Selesai dengan kalimatnya ia menepuk pelan punggung anaknya itu lalu berlalu pergi dari sana.
Raja menghela napas panjang, "bunda yang tenang ya disana, Aja bakal jagain kaya bunda jagain Aja dulu." Raja berjongkok, mengusap pelan nisan yang berada di atas makam ibunya. Ia berdiri, dan melangkah menjauh meninggalkan tempat sunyi itu dengan sangat berat hati.
♡
Hujan turun sangat deras, membuatnya terpaksa harus meneduh di mini market terdekat karena ia membawa sepeda montor. "Ribet amat dah, hujan segala. Awan nya suruh pergi, deh, dari sini ke Bekasi sono kalo ga ke Arab sekalian umroh," Cecar Raja sambil menatap langit.
Seseorang gadis disamping Raja ikut mengerutu mendengar ocehan aneh Raja, "Mana bisa awan pindah seenak jidat dia, dikira langit punya bokapnya apa..."
Raja yang samar samar mendengar komentar dari gadisnya itu berdecak sesaat, "Kalo emang punya bokap gue kenapa? Lu mau tanem saham?"
Gadis dengan hoodie pink itu melongo mendegar sautan yang Raja lontarkan. Gadis itu membuang muka, berusaha tak mengindahkan ocehan tidak jelas Raja.
Raja menunduk melihat kakinya yang mulai kedinginan terkena cipratan air. Dulu, saat ia pulang sekolah dalam keadaaan basah kuyup bundanya selalu membuatkan sup ayam untuknya.
Mata Raja berair, "Gapapa bun, kalo Raja ga makan sup ayam bunda. Bunda tenang aja disana, nanti Raja bakal buat sendiri yang lebih enak," Batinnya.
***
ayank raja semangat y! :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan & Raja
Novela Juvenil"Rasanya pegen jadi awan cuma muter muter bumi, ga ada beban." Raja, laki-laki yang tak pernah Awan sangka sangka kehadirannya, dan di mata Raja Awan hanya seorang wanita aneh yang unik.