Lagi Kangen

57 12 5
                                    

Ruangan besar dengan cat putih itu diisi dengan banyak orang berpakaian hitam. Kebanyakan dari mereka memegang kamera dan mengawasi monitor. Dua orang yang berada di bawah sorot lampu menjadi pusat perhatian.

"Oke, good. Terima kasih." Seseorang yang berada di belakang layar berseru.

Dua laki-laki yang terlihat mirip itu kompak tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Bakat model lo masih ada ternyata." Johnny menghampiri laki-laki yang mengenakan jaket merah muda.

"Setelah hampir lima tahun nggak jadi model, gue berasa kaku kayak manekin." Petra tertawa sambil memberi kode pada Pattar yang kelihatan sibuk menggoda make up artist mereka.

"Lo selalu kelihatan bagus. Kakak gue khusus minta lo jadi model brand baju dia."

"Harus gue banget? Padahal ada Jeff yang mukanya mumpuni."

"Seorang Arkanayaka nggak akan sembarangan menyebarkan wajah rupawannya. Lagian kakak gue sukanya sama lo, bukan Jeff."

Laki-laki berambut gondrong yang diikat setengah itu tiba dan menepuk pundak Johnny.

"Lo nggak liat pengikut Jeff di Instagram udah hampir sama jumlahnya sama penduduk pulau jawa. Gayanya nggak mau menyebarkan wajah."

Laki-laki blasteran itu tertawa renyah. "Makasih lo udah mau jadi model hari ini."

"Nggak usah makasih, gue cocok sama honornya jadi gas aja." Pattar menarik bibirnya hingga membentuk garis lurus.

"Paling lama, satu minggu lagi foto kalian bakal publish."

"Mau publish tanpa edit juga nggak apa-apa sih sebenarnya. Muka gue bakal baik-baik aja."

Petra menggeleng karena ucapan adiknya itu.

disukai oleh Rei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

disukai oleh Rei.hana dan 1.270 lainnya

Neo.official New product from Neo

127 komentar lain
@Rei.hana produk Neo memang nggak usah diragukan lagi. Abang aku ganteng banget. @Hafta.petramula

"Bang, lihat komentar Hana." Pattar berteriak dari kamarnya.

"Kenapa pake teriak-teriak, sih?"

"Kan maksud gue, biar gue nggak buang banyak energi buat jalan ke sana. Males ngetik juga. Reflek aja." Pattar nyengir setelah menjelaskan.

Petra membaca komentar Hana melalui ponsel Pattar.

"Lo kayak nggak tau Hana aja."

"Ya, masa yang dibilang ganteng abang doang. Aku ada di situ loh. Nggak kelihatan apa?"

Petra tertawa. "Ceritanya cemburu?"

"Ya, nggak gitu. Emang yang abang dia tuh abang doang?"

"Secara teknis, Hana lebih tua dua bulan dari lo." Petra terkekeh melihat adiknya masih mengeluh.

Ponsel Pattar berdering sesaat setelah Petra tertawa.

"Apa?"

Perhatian Petra tertuju pada adiknya yang menjawab telepon dengan penuh emosi.

"Siapa?" Laki-laki berambut hitam itu bertanya tanpa suara.

Pattar menyalakan loudspeaker.

"Sejak kapan Kampret bisa jadi model? Lo ngerusak pemandangan tau nggak? Gue sih curiga kalau penjualan Neo bakal turun gara-gara lo." Suara serak khas gadis itu memenuhi kamar Pattar.

"Heh! Lo nggak lihat itu banyak komentar yang bilang gue ganteng?" Pattar menyahut dengan penuh penekanan.

Suara tawa terdengar. "Lo jadi kelihatan jelek tau nggak kalo sebelahan sama Bang Petra. Ngapain coba rambutnya diiket ala-ala cewek zaman dulu?"

"Lo emang bener-bener nggak ngerti mode. Itu keren tau!"

Suara tawa Hana semakin keras. "By the way, selamat atas debutnya jadi model. Gue sampe zoom berkali-kali buat meyakinkan kalau itu beneran lo."

"Hmm." Pattar menjawab dengan malas.

"Gue bercanda elah, gitu aja ngambek. Gue tarik lagi kata-kata gue."

"Gue bukan atm yang bisa maen tarik-tarik."

Petra tengah menahan tawa. Pipi dan perutnya sudah sakit karena menertawakan tingkah adik laki-lakinya ini.

"Asli, foto lo bagus banget. Cocok lah jadi model. Walau nggak sebagus Bang Petra, sih." Hana kembali tertawa keras.

"Bye." Pattar memutuskan panggilan itu dan mendengkus kasar.

"Dia repot-repot telpon lo cuma buat kasih selamat, salut banget sama persahabatan kalian."

"Dia cuma mau ngeledek doang."

"Cara orang mengungkapkan sayang itu beda-beda. Tipe mengungkapkan sayang Hana ke lo itu ya dari meledek tadi. Meski dia ngeledekin lo, tapi dia tetap ngucapin selamat dan puji fotonya, loh. Menurut gue, level tertinggi dari persahabatan itu adalah ketika lo bisa ngeledekin sampe puas dan itu nggak buat hubungan kalian renggang."

"Kayaknya lo kebanyakan nonton Youtube, deh."

Petra tidak mendebat saudaranya, ia kembali ke kamarnya dengan tawa geli.

***

Aloha!
Tiba-tiba pengen aja nulis part ini. Gemes banget sama foto Yuta sama Taeyong. Auto keinget Pattar Petra.

Terima kasih sudah membaca. Kalau berkenan mampir work aku yang lain ya. Semoga kita selalu sehat.

The Untold Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang