Lagi dan lagi Aoi tidak bisa tepat waktu untuk pergi membuat kue bersama kelompoknya. Hari ini jadwal rutin untuk latihan anggota paskibraka. Tak mau mengulangi kesalahan yang lalu cewek itu terlebih dahulu mengizin pada Athala.
"Hari ini lo mau kemana?" tanya Kafka.
"Buat kue buat jualan besok. Kelompok lo ngapain?"
"Ada deeh," jawabnya tak sesuai ekspektasi.
Memang dasarnya Aoi tidak perdulian cewek itu hanya mengendikkan bahunya.
"Sekolah tadi pake apa?"
"Motor," jawab Aoi singkat.
"Lo—"
"Nanyanya nanti aja gue buru-buru nih, nggak enak sama kelompok gue." Aoi mengambil tasnya disampirkan di bahu kanan.
"Sejak kapan lo jadi orang nggak enakan gini?" Kafka menatapnya heran.
"Ssstt, bacot."
Aoi segera berlalu, tak lagi menghiraukan ocehan Kafka maupun yang lain.
Scoopy warna hitamnya melaju meninggalkan sekolah. Sama seperti kemarin hari ini mereka akan membuat kue di rumah Athala.
Rumah Athala sama seperti kemarin, ramai dengan suara dua anak. Sampai dapur pemilik rumah itu terlihat sibuk bersama Kendra, Aoi segera berinisiatif untuk membantu.
"Aoi." cewek yang dipanggil namanya itu menoleh.
Perempuan paruh baya itu terlihat tersenyum tidak enak.
"Kenapa, Tan?"
Nara melirik sekilas pada Athala dan Kendra.
"Tante ada mau ngomong sama kamu, tapi berdua."
Aoi menghentikan kegiatannya, "Tapi kalau masih sibuk nggak apa-apa."
"Ini cuma tinggal di oven aja kok, habis itu jadi." Kendra yang menjawab.
"Serius? Kalau gitu Tante pinjem Aoi sebentar ya."
Setelah mendapat jawaban dari kedua manusia itu Nara pergi diikuti Aoi dari belakang. Nara berhenti di ruang keluarga. Aoi dibuat menebak-nebak apa yang membuat Nara sampai ingin berbicara empat mata dengannya?
"Jadi kenapa, Tan?" Aoi langsung to the point.
"Soal masalah kemarin, mewakili Athala tante minta maaf sama kamu. Kemarin Athala memang keterlaluan."
Aoi menghembuskan nafas lega, "Aku fikir apa. Lupain aja Tan, akunya juga yang keterlaluan."
"Terima kasih banyak ya udah mau maafin."
Senyum tipis terukir di bibir gadis bermata sipit itu.
"Ma, Kendra mau pulang," kata Athala.
"Nggak mau makan malam di sini dulu?"
"Nggak dulu deh Tan, soalnya udah ditelfon Papa disuruh pulang."
"Kalau begitu hati-hati ya, salam sama orang tuamu." Kendra mengiyakan, setelah bersalaman dengan Nara.
"Aoi pokoknya harus makan malam di sini, Tante nggak ngebolehin pulang!" kata Nara tegas.
"Tapi Tan—"
"Nggak ada tapi-tapian. Athala kamu temenin Aoi dulu soalnya Mama mau masak buat makan malam."
"Okey."
"Ikut gue yuk." Aoi berdiri mengikuti kemana cowok itu melangkah.
Cowok itu memberhentikan langkahnya, memilih duduk di depan adik-adiknya yang sedang bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [SGS#2]
Teen FictionSegal series 2 Kita dilahirkan berbeda untuk bisa saling menyempurnakan.