Para tamu datang memenuhi rumah si kembar itu. Mulai dari teman hingga tetangga beramai ramai memberi ucapan bela sungkawa pada souta sang adik.
Mitsuya yang selama ini tidak teguran dengan si kembar karna masalah beberapa bulan yang lalu memutuskan untuk datang.
Mitsuya melihat souta terduduk di bangku halaman rumah nya termenung disana. Dia berpikir kenapa souta tidak masuk ke dalam dan mendampingi di samping peti mati kakaknya
Dia kemudian mendekatinya dan ikut duduk di sampingnya. Pria bersurai biru itu hanya menatap sekilas mitsuya
Mitsuya merasa canggung untuk membuka percakapan. Hingga dia sedikit batuk agar tidak terlalu memperburuk suasana.
"Aku tidak menuntut mu untuk minta maaf Karna kau tidak percaya padaku dan menjauhi ku karna menyebarkan berita bohong, tapi aku hanya ingin bilang aku turut berdukacita atas kakakmu" ucap mitsuya
Souta kemudian memundurkan tubuhnya bersandar ke belakang. Dia melipatkan tangannya ke dadanya dan menghela napas
"walaupun kau tidak menuntut pun aku akan tetap merasa bersalah, kita sudah membangun persahabatan ini sejak SMP kan? Hubungan persahabatan kita kandas karna aku tidak mempercayai mu itu saja" ucap souta
padangan souta kemudian beralih ke mitsuya. Mitsuya pun juga sama
Mereka berdua saling menatap lekat
Mitsuya hanya tersenyum dan memeluk erat souta. Souta yang tak kuat pun menangis di sana
"Aku tidak tau lagi mitsuya, aku hancur kakakku sudah tidak ada" souta terisak-isak di sana
Mitsuya yang masih asik mengelus punggung souta hanya berdehem dan mengatakan semua akan baik-baik saja.
Di tengah tengah tangisan itu. Takemichi datang dan mengatakan bahwa sudah waktunya nahoya untuk di kubur
Souta yang menyadari itu pun langsung menyeka air matanya dan berdiri masuk ke dalam lalu di ikuti oleh mitsuya dan takemichi.
***
Batu nisan tertulis makam keluarga kawata itu di penuhi oleh banyak orang Setelah nahoya di kubur.Souta sang adik pun duduk disana di samping makam kakaknya. Dia mengatakan nahoya sudah berkumpul dengan ayah dan ibu.
Takemichi datang kemudian meremas lembut pundak souta. "Aku tidak mengerti, tapi nahoya dia..." Ucapan nya tertahan oleh suara batuk dari istrinya hina
"Iya, aku saja tidak mengerti. Kenapa dia menyembunyikan semuanya dariku" sambung souta.
Kemudian dia berbicara lagi "Dia menahan semuanya selama ini. Aku bahkan tidak menyadarinya" souta berbicara lagi
Tak kalah itu hujan pun turun membasahi area makam. Para tamu yang tak membawa payung pun berbubaran keluar area makam. Tak lupa juga mereka kembali mengucapkan belasungkawa.
Mitsuya pun menyuruh teman temannya meneduh tapi tidak dengan souta. Dia enggan beranjak dari sana
Dia setia menatap dan mengelus batu nisan itu.
Mitsuya mengatakan ayo menepi souta nanti kau akan sakit.
Pria bersurai biru itu hanya menggelengkan kepalanya "pulanglah kalian, aku masih ingin bersama dengan kakakku" ucapnya
Tak ada cara lain. Mengingat souta sedang terpukul saat ini. Mitsuya pun pergi dari sana meninggalkan nya
Air hujan yang mengalir dari pelipisnya dan membasahi rambut kribo milik souta.
Dia masih setia terduduk disana sambil tersenyum dan berbicara di depan kakaknya.
Hingga hari semakin sore. Persetan dengan demam atau sakit. Itu semua tak mempan baginya sekarang
***
Hingga pada malam tiba. Hujan sudah berhenti dan area pemakaman berubah sedikit agak mencekam.
Souta kemudian berdiri dan mengatakan pada kakaknya "aku akan pulang, maaf jika aku bermain hujan. Aku janji akan minum obat setelah pulang nanti"
Sebelum pulang dia kemudian menunduk dan mencium batu nisan kakaknya dan orang tuanya. Kemudian pergi dari sana.
Bibir yang pucat, baju yang basah disertai angin malam yang menusuk ke dalam tubuh. Membuat tubuh souta mengigil
Tapi dia tidak peduli. Sepanjang jalan di bawah Lampu jalanan yang berkedap-kedip souta berjalan perlahan dan menunduk dengan padangan kosong
Orang orang menatap nya dan ingin memberi pertolongan tapi dia tidak meresponnya
***
Pintu rumah di buka menampilkan pemandangan tidak asing.
Sepi dan sunyi tentu saja
Souta melangsungkan kaki nya masuk ke dalam rumah. dia langsung mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi
Selama 15 menit dia habiskan untuk berendam di bak mandi dan tentu saja menangis.
***
Souta merasa lapar dan menuju dapur. Dia membuka kulkas dan betapa terkejutnya dia mendapati sebuah kotak berukuran sedang bergambar mawar dan pita di sana
Di ambilnya kotak itu lalu membukanya
Terlihat sebuah kue ulang tahun di sana. Masih utuh belum tercolek sedikitpun
Tertulis di sana "selamat ulang tahun untuk nahoya dan souta"
Souta pun pergi untuk mengambil lilin kecil dari lemari dapur dan pemantik api.
Dia menyalakan lilin itu yang memutari kue dan nama yang mereka yang terpampang.
Dalam keadaan sunyi. Souta terduduk di meja makan itu dengan mata yang bengkak dan handuk yang masih tergantung di lehernya
Kedua tangannya menepuk mengeluarkan suara yang tadinya sunyi menjadi agak sedikit berisik
"Selamat ulang tahun~ selamat ulang tahun
Selamat ulang tahun untuk kita berdua, s-semoga p-panjang hikss... Semoga panjang umur" di lirik terakhir air mata jatuhSuara tepukan itu pun mereda sedikit demi sedikit. Souta kembali menangis di sana
Dia kemudian mengambil pisau dan memotong kue itu. Dia mengambi 2 sisi untuk memotongnya
Dua piring tersedia di sana
Souta mengulurkan satu piring pada kursi yang ada di depannya dia mengatakan "ayo kak nikmati kue nya"
Souta pun memakan kue itu sambil tersenyum dia kemudian berbicara "kakak bagaimana kue nya, enak tidak?"
Suara sunyi kembali menerpa suasana di sana.
"Aku senang bisa merayakan ulang tahun ini bersamamu, aku bisa melihat bayangan mu dari seberang meja ini"
Souta kemudian berdiri lalu mengambil topi ulang tahun di kardus yang terletak dipinggir dapur
Dia mengambil dua lalu satu ia pakai dan satunya lagi dia letakkan di ujung kursi kosong itu
"Selamat ulang tahun nahoya dan kawata"
.
.
.
T
B
CJangan lupa vote ✨🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐥𝐞𝐞𝐩 𝐚𝐩𝐧𝐞𝐚 || 𝐊𝐚𝐰𝐚𝐭𝐚 𝐭𝐰𝐢𝐧𝐬 [TAMAT✅]
Короткий рассказ"Kakak lelah kakak ingin tidur" TOKREV AU || SMILEY AND ANGRY #angst maybee!! . . . 📌Chara milik Ken-wakui 📌Enjoy