Pagi ini Jisoo datang ke kantor dengan di antarkan oleh Haruto, tadinya Sowon hendak menjemput Jisoo namun Haruto mengatakan bahwa ia akan mengantarkan Jisoo dengan mobil Mamanya. Kemudian, akan bergegas ke sekolah menggunakan mobil tersebut, bukan motornya.
Setelah mengantarkan Jisoo, Haruto tidak ikut keluar atau mengantarkan Mamanya sampai depan pintu kantor, Haruto belum mengerjakan tugasnya ia harus cepat-cepat ke sekolah karena Haruto akan menyalin jawaban Jaemin.
Saat sampai di sekolah, Haruto segera di sambut oleh Jaemin. Kemudian kedua anak tersebut menuju ke kelas bersama. "Apakah kau sudah menyelesaikan PR yang kemarin?" Tanya Haruto, sambil tercengir dan itu membuat Jaemin menatapnya malas.
"Tentunya sudah, dan aku tau kau akan menyalin jawabanku bukan? Cih." Jaemin mendecih dan menatap tak suka ke arah Haruto, namun meskipun begitu Jaemin tetap membuka tasnya dan menyerahkan buku PR-nya kepada Haruto.
Dengan senang hati Haruto menerima buku PR tersebut, kemudian ia memasukkannya ke dalam tas. "Kau memang teman terbaikku, Na Jaemin." Haruto merangkul Jaemin, menepuk punggung Jaemin kemudian memberikan Jaemin senyuman terindah yang pernah ada.
Jaemin menatap jijik ke arah Haruto dan segera menepis tangan Haruto. Seolah-olah tangan Haruto adalah tangan haram yang sudah berani menyentuh dirinya. Dan Haruto hanya meresponnya dengan tawa garing, namun tawa tersebut langsung terhenti tatkala ada yang menghadang jalannya dengan Jaemin.
Dan saat mengetahui siapa yang menghadang jalannya tersebut, aura Haruto langsung berbeda, tawanya sudah hilang di gantikan dengan tatapan yang tajam. "Apa yang kau lakukan, Felix?" Tanya Haruto terdengar sekali ia tidak menyukai keberadaan Felix yang sudah menghalangi jalannya.
Tentunya Felix tidak sendiri, anak tersebut bersama dengan Hyunjin teman dekatnya. Felix tampak tertawa renyah mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Haruto, menganggu Haruto adalah kesenangan tersendiri bagi dirinya. "Tentunya aku akan menganggu si anak jalang ini." Ucapnya di akhiri dengan tawa yang menyebalkan.
Haruto menatap malas Felix, ada amarah yang sebenarnya ingin meledak dari dirinya. Namun ia tidak ingin membuat masalah dan berujung membuat Mamanya sedih dan jadi kepikiran. "Aku sedang tidak ingin berkelahi dengan dirimu. Jadi lebih baik kau minggir, dan jangan halangi jalanku."
Mendengar penolakan dari Haruto membuat Felix semakin tertantang untuk memancing emosi Haruto, "Anak macam apa kau ini? Mendengar ibunya di katai jalang tapi hanya acuh saja. Cih, apakah kau tidak pernah sadar jika kau adalah pembawa sial? Kehadiranmu itu hanya beban bagi Mama kesayanganmu itu. Kau hanyalah anak haram pembawa sial, Kim Haruto." Felix meludah tepat didepan Haruto, seolah Haruto ini adalah seekor anjing yang benar-benar menjijikkan.
Jaemin menggenggam lengan Haruto, ia tahu Haruto sedang mati-matian berusaha untuk menahan amarahnya yang entah kapan akan meledak itu. Namun, Jaemin bisa bernafas lega tatkala Haruto hanya diam, meskipun tatapannya seolah ingin membunuh Felix yang sedari tadi menghina dirinya dan juga Mamanya.
"Kenapa kau hanya diam Kim Haruto? Apakah kau sudah kehabisan kata-kata untuk membalas ku? Benar-benar anak haram yang tidak berguna, Mama mu itu adalah seorang jalang sialan. Apalagi Papamu itu yang tidak mau bertanggungjawab bukan, miris sekali kehidupan mu itu."
"Hentikan omong kosong mu itu Felix!"
"Kenapa? Bukankah yang aku katakan ini benar? Coba sekarang aku tanya padamu, siapa nama Papamu, huh? Kau tidak tau kan? Bahkan nama Papa kandungmu saja kau tidak tau." Felix menatap rendah Haruto, dan untuk kali ini Haruto sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
Jika saja Felix kembali berucap, maka Haruto akan benar-benar berkelahi dengan Felix. "Bahkan kau tidak tau, seberapa banyak dan gonta-gantinya sperma yang masuk kedalam rahim Mama mu. Pasti-bangsat!" Umpat Felix ketika Haruto benar-benar memukul rahangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Strong Mother | Jaesoo Feat Haruto
Lãng mạn"Kehadiran kamu bukanlah sebuah kesalahan, melainkan kehadiran kamu adalah sebuah anugerah dari Tuhan." ©xxxhaterainbow