seolbo 1

499 49 0
                                    

:
::
:::
::::
:::::
::::::
:::::::
::
::






Bona pov ;

Tahun 2016 serasa sebuah tahun penuh suka cita, bagaimana tidak. Ini lebih dari sekedar kelulusan. Akhirnya kami debut juga, dan berakhir lah masa pelatihan. Hari ini aku ingin merayakannya, meminum sedikit bir akan sangat menyenangkan tentunya. Karena sikon yang ga memungkinkan. Jadi hanya aku, exy dan seola yang pergi, yang lainnya memilih hal lain selain minum, dan sebagian lagi masih di bawah umur.














Sampai di sebuah cafe,

kami langsung memesan beberapa botol minuman dan makanan ringan, serta daging sapi kualitas tinggi. Kami sepakat bayar patungan, walaupun sebenarnya kami mampu membayar semua nya, apalagi seola. Dompet dia ga pernah tipis belum lagi card nya yang kebanyakan berwarna gold lebih banyak dari kami, dan salah satunya berwarna hitam.

"Gue ada urusan mendadak nih, ga apa yah gue tinggal" ucap exy sambil mengambil tas nya. Tadi dia sempat mengetik di hpnya dan setelahnya dia terlihat terburu buru.

Pesanan kami tiba. Porsi bertiga akan kami habiskan berdua apa bisa?

"Berdua aja kita. Kaya lagi kencan haha" ucap seola di akhiri tawa khas nya.

"Jangan sampe mabuk yah. Nanti kita susah pulangnya" ucap ku memperingatkan seola yang sedang menuang bir ke gelasnya.

"Ga mabuk ga seru" ucapnya sambil terkekeh kembali 

"Seriusan hyunjung. Ga boleh pokoknya" aku ga setuju banget sama omongan dia

"Iya iyaa. Kita lanjut di apartemen saja, kalo di asrama takut bocil bocil pada minta, terus mabok masal kan ga lucu" ucapnya.

Seola punya apartement sendiri, yang jarang sekali di tempati.

Hanya satu gelas bir yang masuk ke tubuh kami. Tapi seola udah terlihat mabuk, dia ga kuat minum ternyata.

"Pulang sekarang yu" ajak ku. Dia cuma mengangguk sambil berusaha menahan rasa pusing nya.














Aku menyetir mobilnya. Karena seola sudah terlihat payah. Bahkan di sepanjang perjalanan, dia cuma tidur. 

Ini pertama kalinya aku kesini dan ini tidak terlihat seperti apartement pada umumnya. Ini terlihat seperti toko alat musik. Dan hanya ada satu sova panjang yang muat untuk tiga orang saja, berikut mejanya. Dan di depannya terdapat tv ukuran besar. Apartemen nya cukup besar tapi hanya memiliki satu kamar saja.

Aku meletakan tas berisi bir dan anggur merah yang kita beli tadi sebelum kesini.

Keadaan seola ga separah tadi. Dia lebih mendingan, mungkin karena dia tidur pas di perjalanan tadi. Dia berjalan ke arah dapur dan aku memilih untuk melihat beberapa alat musik yang tertata rapih.

"Mari minum sampe tepar" ucapnya sambil membuka botol anggur merahnya dan menuang ke gelas yang tadi ia bawa. Hanya satu gelas saja.

"Gelasnya cuma satu, buat kamu, biar aku minum langsung dari botolnya" ucapnya. Sambil tersenyum.

Gilasih, senyumnya manis banget sumpah. Kadang aku terpesona melihat senyumannya. Lebih lebih dari melihat cowok ganteng ataupun bias sendiri.

"Ko cuma satu?, ga selusin gitu?" tanyaku heran aja, orang kaya ko cuma punya satu gelas.

"Cuma beli satu, lagian ngapai banyak banyak, orang aku tinggal sendiri" ucap nya.

Ya masuk akal juga, tapi aneh aja, setidaknya persiapan gitu takutnya ada tamu. Yah seperti dirinya ini

canggung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang