Jangan Nangis loh! Tapi yang ngetik nangis! Cengeng banget authornya. Maaf ya sekalian semua kalo masih banyak typo.
***
"Gis, udah sampe turun."
Motor besar berwarna hitam itu kini sudah terparkir didepan apartement Gistara yang penuh orang berlalu lalang.
"Woy! Lo tidur ya?" tanya Adrian. Sesekali melihat kearah spion. Ternyata Gistara tertidur diatas punggungnya dengan posisi memeluk pinggangnya. Tak lupa mulutnya sedikit terbuka. Bentuk tidur yang tidak bisa estetik.
"Cantik tapi tidurnya gak estetok banget sih," batin Adrian sedikit mengulum senyumannya.
Udara sore hari dingin, ditambah awan yang berwarna keabu-abuan pekat. Tetapi Adrian masih setia diatas motornya sampai menunggu Gistara terbangun.
"Udah bangun?" tanya Adrian kepada Gistara yang sedang mengusap wajah bantalnya.
"Gue tidur Kak?" Pertanyaan Gistara membuat Adrian tertawa. Bagaimana bisa dia tidak sadar? Padahal dia sudah tertidur lebih selama 20 menit diatas motor.
"Engga, lo cuma pingsan aja."
"Boong ya Kak?"
"Menurut lo!!" kesalnya pada Gistara.
"Maaf ya Kak ngerepotin, tadi aku mendengkur ga?"
"Sans aja Gis. Mendengkur lo kenceng banget, pake banget loh. Sampe malu gue," ucap Adrian. Dia hanya bercanda saja, supaya membuat susana jadi lucu. Apalagi melihat wajah khas bangun tidurnya, semakin lucu dan manis.
"Yang bener Kak? Boong pasti!!" gumamnya. Dengan tak sadar Gistara melepaskan tanganya dari pinggang Adrian.
"Udah sana masuk gak baek lo berduan sama cowok gantengnya kayak Lee Min Hoo gini. Suami lo kalo liat, bisa abis gue. Bonyok muka ganteng gue," balas Adrian.
"Iya Kak, yaudah Gis masuk dulu ya. Terima kasih atas tumpangannya."
"Iya manis," ucapnya pelan namun dapat terdengar oleh sang empu.
Gistara memutur tubuhnya mengahadap adrian, "Manis? Siapa kak?" tanyanya. Tapi belum dijawab Adrian sudah main kabur saja. Sontak bibir Gistara mengerucut.
***
Sesudah shalat magrib Gistara menunggu kedatangan Iqbal diruang tamu. Pikirannya gelisah karena sudah lebih dari jam pulang sekolah. Iqbal sempat mengirim pesan padanya, bahwa sekitar jam 5 sore sudah pulang. Tetapi sampai sekarang belum sampai di apartement.
Suara mesin mobil terdengar dari luar. Dapat dipastikan bahwa itu suaminya sudah pulang. Gistara berlari menuju pintu, yang didapatkan adalah wajah tenang milik Iqbal. Dia segara mengahamburkan pelukannya pada Iqbal.
"Assalamualaikum," Gistara memeluk tubuh kekar milik Iqbal dan menghirup wangi tubuh laki-laki dihadapannya. Membuat hati Iqbal berdesir melihat kelakuan Gistara yang tiba-tiba memeluk tubuhnya.
"Waalaikumsalam Mas," balas Gistara dengan tersenyum lebar. Iqbal dibuat bingung, sikap istrinya mengapa jadi semanja ini?
"Kenapa begini? Kangen ya sama aku?"
"Iyaaa kangen banget... Kok lama sih sampai mau isya baru pulang? Tadi katanya--" ucapnya terpotong kala bibir merahnya mencium singkat bibir istrinya. Gistara menyembunyikan wajahnya yang sudah seperti tomat. Baru saja pulang hatinya sudah dibuat berterbangan sampai ke Korea.
"KAK IQBAL!!"
Iqbal meringis saat tangan mungil milik istrinya melayang habis-habisan mencubit bagian perut sixpack. Kotak-kotak perutnya loh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos Is My Husband [On Going]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA] "K-kak Iqbal ngapain maju-maju? Kak j-jangan," ucapnya terputus akibat dia terus maju kearahnya. Dan dia mendekatkan wajahnya yang hanya berjarak satu centi pada gadis tersebut. Cup Tiba-tiba saja ciuman itu mendarat tepat di k...