Hallo...
Aku seorang perempuan yang kini sedang memikirkan bagaimana cara mengabadikan kenangan (aelah kenangan)
Ya, pokoknya di sini aku mau mencurahkan cerita yang ada dipikiran ku.
Entah itu nyata atau yang ingin kugapai.
Bukan apa, tapi supaya lebih enak dikenang.
---
Menjadi sosok kekasih yang dilimpahi gunung perhatian serta lautan kasih sayang. Punya segala yang diinginkan tanpa susah mengupayakan. Serba ada.
"Pengen apa?"
"Jenuh. Banyak banget tugasnya" , jawabku.
Dengan itu tanpa perlu menjelaskan lebih banyak. Tarikan tangan seketika mendudukanku di atas motor merah dan melintas bersama banyaknya kendaraan. Hingga tiba di ujung kota yang menyajikan pemandangan hijau.
"Kutemani sampai jenuhmu pergi."
Itulah dia. Sosok yang kini di sampingku. Selalu mengerti aku. Ada selalu untukku.
---
Hampa.
Setahun sudah tiada lagi tanya dan sapa. Kata kita yang telah menjadi aku dan dia. Aku yang kini memilih jalanku dan dia sudah nyaman dalam keadaan yang ku paksakan.
Aku jahat. Ya, aku jahat. Tlah menorehkan luka pada orang yang telah menjaga hati tanpa lelah menunggu jawaban pasti.
Hingga dia kecewa dan menerima lalu mundur dengan komitmen yang dia janjikan akan kembali.
'Aku akan tetap kembali, dan akan selalu menempatkanmu di hatiku. Selalu' itu janjinya kala hari perpisahan kita.
Dengan derai air mata, aku menangis di punggungnya. Aku yang jahat, tapi aku yang seolah menjadi korban. Padahal dialah korbannya.
"A-aaaku ingin kita menjadi teman. Sebagaimana awal perkenalan kita dulu. Aku tidak ingin... Kau tersakiti lebih dari ini."
Dia memalingkan wajah kecewanya. Kemudian menengadah. Menatap langit yang kini sudah tidak secerah pagi tadi. Dengan kedua tangannya mendekapku. Erat. Dan semakin erat hingga detak jantung kami menyatu.
Dan
Itu salam perpisahan kami setelah jadi satu.
*24 Juli 2021
Kangen boleh?
