"Ka ita...?" Suara izra seketika membuyarkan lamunan ita.
"aku sudah siap ikut kakak hari ini" sambungnya. "Baiklah tunggu sebentar aku sedang bersiap" sahut ita ---yang sedang memilih dress sexy untuk acara hari ini."Aku harus memutuskan berhenti atau melanjutkannya, aku harus bulat, ini demi ibu" gumam ita dalam hati.
"Naiklah, duduk didepan saja" ucap ita pada adiknya yang akhirnya ia putuskan untuk ikut pada pertemuan minggu ke empat di gereja "The Father".
"Kenapa tidak dibelakang saja?" Ucap izra penasaran. "Dan lagi aku tak suka sinar matahari kalau duduk di depan" sambungnya. "Diamlah!, ini kali pertamamu ikut kakak ke sini, kamu tidak kenal tempat ini, ini juga sudah hampir sore matahari tidak panas sekarang" jelas ita pada adiknya yang terus saja bicara sampai akhirnya mereka sampai di The Father.
Mereka berdua akhirnya masuk ke The Father dengan adu mulut karena izra terus saja menanyakan hal-hal asing di sekitarnya, dan ita risih juga tidak mau adiknya segera tahu tempat apa yang mereka datangi ini.
"Selamat datang Sister Ita Madea" lantang suara Father dari mimbar. "Kemarilah datang pada ayah, dan kenalkan pemuda tampan disampingmu itu" ucapnya lagi.
"Selamat sore ayah" ita membungkukan bedannya sengan sopan juga melirikan mata tajam pada adiknya agar melakukan hal yang sama.
"Dia adik saya namanya izra, dan dia partners saya minggu ini" sambungnya ragu."Oooh!"
"Sangat mengagetkan, tapi itu yang saya suka dari sister ita, selalu menomorsatukan The Father dan tidak bimbang mengambil keputusan" ucap ayah sedikit terkaget.
"Dan jangan bawa teman perempuanmu lagi kesini, sudah terlalu banyak ayah lihat disini pasangan perempuan, dan silahkan bergabung dengan sodara-sodaramu di belakang"
Sambungnya kesal."BAIKLAH ANAK-ANAKKU SEMUA, AYAH LIHAT KALIAN SUDAH DENGAN PARTNERS KALIAN MASING-MASING, INI MINGGU TERAKHIR KITA DI BULAN INI DAN JUGA HARI DIMANA IBU KALIAN INGIN KALIAN MENIKMATI MASA MUDA KALIAN DENGAN BERBAHAGIA, AYAH PERSILAHKAN KALIAN MENIKMATI SURGAAA".
Lantang Suara ayah sekaligus menjadi permulaan bagi remaja-remaja ini berhubungan intim layaknya suami dan istri.
Ita mulai dengan mengecup bibir adiknya yang dibalas dengan dorongan yang hebat ke pundaknya, "kak!, apa yang kakak lakukan?" Gumam izra kaget dengan ciuman kakaknya.
"Kenapa mencium bibirku?" Sambungnya.
"Lakukan seperti orang-orang disekitarmu melakukannya!" Balas ita sambil melanjutkan lagi ciumannya dan kali ini izra tidak terlalu melawan tindakan kakaknya itu.Meski izra tidak terlalu mengerti situasinya saat ini tapi dia hanyalah pemuda 16 tahun yang mulai dewasa dan menginginkan hal-hal seperti ini.
Dia tahu ita kakaknya dan diapun terus-menerus menanyakan kenapa mereka harus melakukan itu, kakaknya hanya menjawab "KARENA AKU SAYANG KAMU DAN IBU" sambil terus melanjutkan ciumannya terhadap adiknya itu, izra hanya tersenyum meski masih dirundung rasa penasaran apa yang terjadi padanya juga kakaknya hari ini.
"Kak, lakukan dengan lidah lagi aku menyukainya" ucap izra menikmati ciuman demi ciuman dari kakaknya.
Lidah mereka bertemu melilit satu sama lain, sesekali ita menyedot liur adiknya, begitupun sebaliknya.
Izra sudah tidak bisa menahan rangsangan demi rangsangan dari kakanya dan mulai menciumi leher kakanya sambil membuka dress hitam transparan yang membuat nya horni bahkan saat dia melihatnya pertama kali dirumah sebelum berangkat.
Dia lanjut dengan menciumi seluruh badan kakaknya dan senang berlama-lama di bagian payudaya ita yang memang sangat besar dan indah, memainkan lidahnya di puncak payudaya ita, mengulum, menggigit juga tangan nya tidak mau tinggal diam memainkan payudara satunya lagi sampai membuat ita merintih menikmati permainan adiknya itu.
"Aaahh,"
"Mmmhh"
Rintihan ita membuat izra semakin horni.
"Kak?,"
"Ia zra, mmmmh"
"Boleh aku masukin?"
"Kamu yakin?, kita tidak perlu melakukannya, ini sudah cukup untuk sajian kita buat ayah!"
Pembicaraan itu juga yang buat izra terhenti dan malah melamun dengan keras.
"Zra?" "pergilah kemobil duluan nanti kakak menyusul" ucap ita kali ini gantian membuyarkan lamunannya.
Dia sudah rapih, memakai lagi dress nya yang tadinya dilepas adiknya dengan beringasnya.
Izra sudah duduk dikursi depan mobil mereka yang terparkir memang tidak jauh dari gereja sambil melanjutkan lamunannya.
"Apa yang terjadi"
"Kenapa kakak membawaku kesini"
"Kenapa dia mencumbuku"
"Dan kenapa gereja ini nampak berbeda dengan gereja lain"
Tak berselang lama ita masuk ke mobil dan segera tancap gas terkesan buru-buru sampai di suatu tempat.
Bab selanjutnya REASON
KAMU SEDANG MEMBACA
ITA
Mystery / ThrillerAku akan melakukan apapun untuk kesembuhan ibu, sekalipun harus menjual jiwaku kepada iblis yang menamakan dirinya tuhan. Apa itu hanya alasanku untuk tidak bekerja keras dan hanya ingin hidup mudah. Aku tidak ingin Izra terlibat tapi ini demi ibu...