Prolog

1.4K 98 35
                                    

Los Angeles 02.00 am

Gadis kecil itu membanting keras pintu kamar dan menutupnya. Tidak ada tangis yang keluar dari kedua matanya hanya rasa muak yang kini membuncah di dalam dada. Dia merosotkan tubuhnya yang bersender pada sebuah pintu dan menutup kedua telinganya. Tidak ingin mendengar suara pertengkaran kedua orang tua yang hanya memikirkan keegoisan mereka masing masing.

" Aku sudah muak denganmu, aku akan membawa Ann pergi dari rumah sialan ini! Dan kau bebas bersama pelacurmu! "

Terdengar suara langkah kaki menuju lantai atas kemudian diiringi dengan suara beberapa benda dipecahkan. Tidak lama langkah kaki itupun kembali mendekat.

" Jangan tinggalkan aku, Meghan. Aku tidak bisa hidup tanpa kalian. "

Pria itu menahan tangan Meghan, dan langsung ditepis olehnya. " Kau pikir setelah apa yang kau lakukan padaku dan Ann, aku sudi untuk hidup denganmu kembali? Kau hanya benalu Markus!! Kerjamu hanya meminta uang padaku dan berjudi. Belum juga hobimu yang suka mabuk-mabukan, kau pikir dari mana semua uang yang kau beli untuk alkoholmu itu? Aku sudah muak, aku ingin bercerai denganmu! "

" Meghan!! Markus mecekal lengan Meghan kembali, namun Meghan menepisnya lagi dan mendorong dada Markus menjauh.

" Ann!! Kau akan ikut mommy atau daddy mu si brengsek ini? "

Gadis itu terkesiap dan langsung berdiri, dia membuka pintunya yang ternyata sudah ada Meghan menunggu di luar bersama Markus yang menatap mereka penuh putus asa.

Ann sebenarnya tidak tega meninggalkan Markus, walaupun dia ayah yang sangat tidak bertangung jawab tapi sejujurnya Markus mengajarkan banyak hal yang Ann sukai. Dia ayah yang baik untuk gadis berumur tiga belas tahun ini.

Meghan menuntun Ann keluar dari rumah mereka diikuti oleh Markus yang tak bisa berkata apa apa lagi. Tidak ada yang sempat dibawa oleh Ann, hanya dirinya sendiri. Semua baju, peralatan sekolah dan barang barang miliknya dia tinggalkan di rumah itu.

Meghan menaruh tas tangan berisi baju dan barang miliknya di belakang truck pickup tua itu. Ann berharap ini adalah emosi sesaat ibunya, namun harapan itu menguap begitu saja ketika Meghan memasuki pickup dan duduk di kursi kemudi.

Ann berlari kecil ke arah Markus yang berdiri menatap kosong. " Dad, jaga dirimu baik baik. Aku akan berusaha mengunjungimu. " Ann memeluk Markus dengan berjinjit, pria itu mencondongkan tubuhnya untuk menerima pelukan dari sang putri.

Kemudian Ann berjalan kembali ke arah pickup dengan beberapa kali menoleh ke arah ayahnya. Ann melambaikan tangannya saat Meghan menjalankan pickup.

Mobil pickup itu melaju di jalanan sepi Los Angeles karena saat ini masih dini hari.

Ann menikmati semilirnya angin yang menerpa wajahnya, kaca mobil pickup itu memang tidak bisa tertutup karena sudah rusak.

Ann merasa sedih tapi dia tidak bisa menangis, kehidupan yang begitu keras sudah dia rasakan sejak kecil. Mempunyai ayah pemabuk dan suka berjudi, dengan hutang yang menumpuk dimana-mana. Semua itu membuat Ann harus bekerja keras membantu ibunya sedari ia kecil.

" Kita akan kemana? " tanya Ann kepada Meghan tanpa memalingkan mukanya dari jendela mobil.

" Kemanapun asal tidak di rumah sialan itu! "

Meghan memelankan laju mobilnya karena lampu merah, dia berhenti sembari menunggu. Ketika lampu beralih ke warna hijau dia menjalankan kembali pickupnya.

Namun naas, bunyi klakson panjang dari sebuah  truck yang kehilangan kendali membuat Ann dan Meghan menoleh ke arah sisi kiri mereka. Dan untuk sepersekian detik tubuh Ann terasa melayang, kepalanya membentur jendela mobil.

Bunyi tabrakan itu begitu keras, Meghan membanting  stir sekuat yang dia bisa namun pickupnya terseret beberapa meter bersama truck container besar itu sebelum akhirnya terbalik.

Ann menatap nanar Meghan yang terkapar dengan luka cukup mengenaskan. " M--mom. " lidahnya kelu tidak bisa bicara, darah mengucur dari pelipisnya. Tangannya mencoba menggapai tubuh Meghan yang tidak bergerak namun dia hanya menggapai udara, tidak sampai.

Dengan sisa tenaga yang dia punya Ann berusaha untuk meminta tolong kepada seseorang dengan menendang pintu mobil yang tampaknya macet tidak bisa dibuka.

Di depan sana pun pemandangannya tidak kalah mengerikan, truck container itu rupanya memuat berbagai macam senjata. Ann dapat melihatnya karena semua berserakan ke tengah jalan akibat dari truck yang terguling.

Percikan api dari arah belakang truck kian membesar karena sisa sisa bensin yang berceceran. Ann semakin panik saat api itu ke arah mobilnya. Dia berusaha membuka sitbelt tapi tidak bisa.

Kata orang ketika kita sedang berada di ujung kematian beberapa ingatan akan muncul di kepala. Ann menyesalkan pertengkaran orang tuanya yang berujung harus menyakiti satu sama lainnya.

Ann sangat membenci ayahnya yang mempunyai kekasih gelap dan membuat ibunya menangis setiap hari. Seandainya dia menjadi seseorang yang dapat merubah keputusan mereka.

Mengingat dimana pertama kalinya dia bisa berjalan, melihat senyum antusias kedua orang tuanya. Anastasia merasa ingin kembali ke dalam masa indah itu. Walaupun setelahnya hidup terasa sangat menipu.

" Tuhan, kenapa kau membuat semuanya begitu berat. " batin Ann

Ann menoleh kepada Meghan, dia menitihkan air matanya tanpa bisa menggerakan tubuh. Kemudian semuanya menjadi gelap.

***

Hi, yesss ini cerita baru. Cuma mau numpang prolog aja biar ngga lupa. Bakal aku up setelah Paris Karl kelar :)

Find me
by_dee
Instagram
dede_susilowati
Email
dedesusilowati29@gmail.com

Red RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang