My Vampire [OmiHina]

8

Diruangan megah dengan nuansa warna putih dan merah, duduklah seorang pria mungil yang manis di sofa hitam empuk, rambut pudingnya terurai begitu saja.

Mata kucingnya sangat fokus pada benda persegi panjang aneh -menurut para vampire- seolah tidak terganggu dengan beberapa helai rambutnya yang sedikit menutupi matanya.

Suara-suara aneh terus saja keluar dari benda persegi panjang di tangannya. Tidak terganggu oleh kedatangan tiba-tiba makhluk haus darah dibelakangnya.

"Kuro, kau sudah meminum darahku tiga hari yang lalu" ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari benda aneh yang mengeluarkan suara aneh.

Kuro yang tadi baru datang, melihat pengantinnya duduk manis dan tidak terganggu sedikitpun dengan kedatangannya, lantas bersiap untuk menggigit leher mulus milik pemuda manis yang sudah ia klaim. Dan sedikit kecewa saat pemuda puding itu tau kehadirannya.

"Kenma, aku pulang! Apa kau tidak ingin menyambutku?" tanyanya pada pemuda yang bernama Kenma yang masih saja belum mengalihkan perhatiannya dari benda aneh yang mengeluarkan suara aneh.

"selamat datang" singkatnya tanpa menatap Kuro yang sekarang sudah duduk didepannya membuat wajah cemberut.

Saat benda persegi panjang ditangannya mengatakan bahwa ia menang, barulah ia mengangkat wajahnya. Melihat vampire-nya cemberut, Kenma segera mendekatinya.

Tangan mungilnya menangkup wajah Kuro yang tertekuk (ngambek ceritanya) ia lantas mendekatkan wajahnya pada wajah Kuro dan mengecup singkat bibir pria yang lebih tua darinya -sangat tua darinya-

"bagaimana pertemuannya tadi?" tanyanya dengan nada lembut saat melihat Kuro membuat wajah senang.

"seperti biasa, Master sangat dingin. Dan kami membicarakan para werewolf yang bertindak seenaknya di luar dunia mereka. Aku disuruh untuk mencari Lord Daichi" ucapnya sambil tersenyum, tangan kekarnya dengan cekatan langsung menarik pinggang ramping pengantinnya untuk duduk dipangkuannya.

Ia lantas menyandarkan kepalanya di bahu Kenma sembari mengendus leher pemuda itu tepat ditato bentuk kucing berada -tanda ia sudah diklaim- yang sudah membuatnya candu.

Kenma yang mendengar itu hanya diam, tapi tangan mungilnya dengan lembut mengelus kepala Kuro yang bersandar di bahunya. "oh satu lagi!" ucapan Kuro membuat Kenma menaikkan alisnya.

"Master sekarang sudah memiliki pengantin" lanjutnya sembari mengangkat wajahnya dan langsung bertatap muka dengan Kenma. Mata kucing mereka saling menatap satu sama lain, menikmati keindahan masing-masing.

"siapa namanya?" tanya Kenma yang sekarang mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan wajah memerah.

"Hinata Shouyo, kalian akan bertemu saat masalah werewolf di dunia manusia selesai dan ketika Atsumu mendapatkan pengantinnya" Kata Kuro dengan seringai yang menampakkan taringnya.

"baiklah" jawab Kenma "apa master menculiknya?" tanya Kenma dengan nada bercanda.

"Nope. Master bukan orang yang seperti itu" jawab Kuro dengan tawa kecil. "manusia-manusia itu selalu penasaran dengan wilayah master. Mengingat hanya master yang memiliki wilayah yang dekat dengan permukiman manusia" lanjutnya saat melihat Kenma juga ikutan tertawa.

Memikirkan seorang Pangeran Vampire menculik manusia membuatnya tertawa. That's absolutely impossible.

~♥~

"terima kasih makanannya" ucap Shouyo yang sudah menyelesaikan makanannya. Sakusa yang duduk ditempat yang sama seperti sebelumnya, masih saja terkejut dengan porsi makan pemuda disampingnya.

"jadi werewolf itu nyata?" tanya Shouyo ketika piring-piring kosong dibawa pergi oleh Komori dan menggantinya dengan makanan penutup.

"jika kami para vampire nyata, maka werewolf juga nyata" ucap Sakusa santai sembari menyingkirkan beberapa helai rambut jingga milik Shouyo yang sudah sedikit memanjang.

Sementara Shouyo yang mendapatkan sentuhan itu tak mempedulikannya, karena ia terlalu serius mendengarkan perkataan sang pangeran vampire dan makanan penutupnya.

"kami sudah lama tidak berhubungan setelah peraturan baru dibuat" lanjut Sakusa yang sekarang mulai mengelus pipi yang menggembul karena pemuda jingga itu sedang asik dengan makanan penutupnya.

"peraturan yang menyatakan bahwa kami tidak boleh ikut campur dalam urusan maupun permasalahan yang terjadi didunia masing-masing" lanjutnya.

"lalu kenapa Omi-kun menyuruh mereka mencari Lord-- err siapa?" ucap Shouyo dengan nada bertanya di akhir kalimat.

"Daichi. Karena para manusia serigala itu sudah kelewatan, mereka membantai manusia yang lemah" balas Sakusa dengan nada suara lirih yang terkesan dingin disaat bersamaan.

"lalu bagaimana denganmu?" tanya Shouyo dengan nada yang sedikit diberanikan sembari menatap mata merah darah yang untuk sesaat berkilat marah.

Sakusa yang mendengar pertanyaan itu menyeringai, memamerkan taringnya. "aku tidak pernah membantai manusia, mereka sendiri yang datang pada kematian mereka" jawab Sakusa dengan nada mengancam, membuat Shouyo bergidik takut.

"lagipula mereka tidak benar-benar mati" lanjut Sakusa santai saat tau bahwa pengantinnya sedikit takut pada nada bicaranya.

"maksudnya?" tanya Shouyo sedikit gugup karena tatapan dari mata merah sang pangeran vampire.

"mereka jadi sama seperti kami, menjadi vampire, memperbanyak anggota inti seperti para tetua dan tangan kanannya" kata Sakusa sembari melembutkan tatapan dan nada bicaranya agar pemuda jingga itu tidak takut.

"eh? Jadi mereka gak jadi roh?" tanya Shouyo sedikit berteriak.

"roh? Dari mana teori itu datang?" tanya balik Sakusa sedikit menahan tawa.

"kakek didesaku yang menceritakannya! Tapi aku gak percaya! Makanya aku datang kemari untuk membuktikan kalau kakek salah!" ucap Shouyo dengan nada bersemangat sembari berkacak pinggang dan membusungkan dadanya seolah membanggakan dirinya bahwa ternyata kakek salah.

"oh? Sepertinya aku harus berterimakasih pada kakek itu" ucap Sakusa dengan nada lembut dan senyum tipis.

"kenapa?" tanya Shouyo sembari menaikkan alisnya.

"karena akhirnya aku dapat pengantin yang manis ini~" jawab Sakusa dengan nada menggoda sembari mengelus pipi gempil yang sekarang memerah padam.

~♥~
TBC