‼️Jangan lupa Vote ya manteman‼️
*******
Jimin pernah mendengar ada pepatah yang mengatakan; kencangnya langkah kakimu adalah arah tujuan hidupmu, dan besarnya badai ombak yang menghempas ke tepian adalah cara Tuhan melihat bagaimana kamu bertahan.
Tapi kenapa langkah yang Jimin ayunkan seakan tidak bertemu dimana tempat ia harus tenang dan menenangkan. Badai yang menghampirinya seolah enggan melewati tepian, itu lah sebabnya kenapa Jimin tidak mengerti harus seperti apa agar bisa bertahan.
Siang itu Taehyung berucap begini, "Kau tidak akan benar-benar menikahi Shin Hyejin bukan?"
Dan Jimin tidak menjawab.
Dia tidak menjawab bukan karna tidak punya jawaban. Tapi karna bingung. Ya, Jimin bingung sampai saat ini belum menemukan cara menghindar dan mengakhiri masalah tersebut kecuali harus menikahi Hyejin dan menghancurkan pernikahannya dengan Alisa.
Lalu anehnya lagi, pagi ini Taehyung kembali membuat Jimin semakin bingung. Taehyung kembali berucap dengan sedikit kalimat yang berbeda, "Benar, aku rasa kau harus melamar Hyejin secepat mungkin. Dengan begitu, setelahnya semua akan segera berakhir."
"Tae,"
"Tapi Hyejin harus menolakmu."
"Apa? a-apa katamu?"
"Ya, kau harus tetap melakukan apa yang Jackson inginkan Jimin. Sesuai dengan janjimu, kau akan menikahi gadis lain untuk menghancurkan perjodohan yang tidak pernah gagal ini kan? kalau begitu lakukan."
"Apa kau sudah gila!"
"Jimin, dengar. Kau bisa membalikkan kondisi ini pada Jackson. Yakinkan Hyejin untuk menolak lamaranmu nanti."
Memijat keningnya yang tidak pusing, Jimin lantas beranjak dari kursi nya. Kedua tangan gagah itu menekan meja kaca kerja nya. "Tidak semudah yang kau pikirkan, Tae. Hyejin tidak akan m--"
"Kau tidak sungguh-sungguh akan menikahi Hyejin diluar janjimu pada Jackson kan?"
Tepat sasaran.
Jimin langsung menelan ludahnya kesusahan. "Te-tentu saja tidak. Hubungan kami sudah lama berakhir. Dan aku sudah menceritakan semuanya padamu kan? kau tahu betul--"
"Kalau begitu yakinkan Hyejin untuk menolak lamaranmu nanti. Dengan begitu Jackson akan kesulitan mencari jalan keluarnya."
Karna ide luar biasa Taehyung itu lah kenapa kini Jimin menunggu kedatangan seseorang yang sudah satu jam lalu janji bertemu. Perhatian nya terfokus pada pintu masuk ruangan yang sejak tadi belum juga terdengar mengetuk. Hyejin lama sekali.
Sudah terhitung sedikit lama tidak berhubungan lagi dengan sang pujaan hati, entah kenapa Jimin merasa teramat gugup dan tentu saja canggung. Menunggu seorang Hyejin masuk kembali ke ruangan kerjanya saja sudah seperti menunggu presiden datang atau babak terakhir kemenangan tender. Menegangkan sekali. Membuat perasaan Jimin campur aduk sampai-sampai ujung jemarinya dingin. Sial!
Ceklek
"Sudah satu jam kau membuatku menunggu."
Belum sempat Hyejin menyapa, sedang kaki nya masih di pembuka pintu, gadis cantik itu sudah di sambut dengan keluhan Jimin karna ia begitu lama datang.
Hyejin menghela nafas samar-samar, ia ayunkan tungkai panjang itu mendekati meja kerja dimana Jimin duduk angkuh disana. "Maaf, pekerjaan ku banyak siang ini." alasan nya singkat. Padahal bukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY IN MY LIFE || [PJM]✓
Hayran Kurgu"Anak kecil harus pulang." Jimin menggenggam tangannya. Berharap yang ia cari sedari tadi bisa ia bawa kembali. Namun Alisa tidak berharap demikian. "Tidak, aku tidak ingin pulang." "Alisa," "Aku mau kita bercerai." Start : 21maret