🌷🌷🌷"Pagih semua ". Silvia berjalan menuju meja makan dan mencium mereka satu persatu bahkan Ayah dan Riva juga, Silvia tidak pernah gengsi ataupun takut kalau ia mau mencium pipi Ayahnya setiap pagi.
Dasarnya memang polos dan manja jadi Silvia hanya melakukan apa yang dia anggap benar. Silvia duduk disebelah Leon yang sedang menatap binar ayam goreng di hadapanya. Ruang makan dengan desain mewah dan anggun hasil dari rancangan ayahnya.
"Ehkm.... Silvia.. " . Pangil Seno yang membuat Silvia menoleh kearahnya.
"Apa yah? " . Silvia menatap polos ayahnya yang jarang sekali bicara dengannya kecuali hal-hal penting dan sepertinya itu terjadi sekarang.
"Lusa kamu sudah harus sekolah di Sma Bintang Garuda, sama dengan para abangmu " . Seno menatap datar Silvia yang tengah menatapnya binar karena sudah tidak sabar bersekolah di sma yang ditempati para kakaknya.
"Yess, Makasih ayah ". Silvia bangkit dari duduknya dan mencium pipi Ayahnya beruang-ulang, Ah rasanyaa senang sekali setelah liburan lama setelah lulus Smp Silvia bisa bersekolah disekolah yang ia idamkan selama ini karena setiap keluarganya rata-rata bersekolah disana pada saat Sma.
"Apaansih ". Seno mendorong kasar Silvia yang mencium-cium pipinya terus-menerus dengan tidak berperasaanya.
"Ayah jangan kasar - kasar sama Silvia yah! " Bentak Saras menatap tajam suaminya sambil membantu Silvia berdiri.
"Mama lihat ini hiks.. hua........ ". Silvia merengek sambil menangis menatap sikunya yang sedikit berdarah yang membuat Saras naik pitam.
" Kamu sekali-kali sabar kenapa sih!, Silvia itu anak kamu Sen. Dia cuma mau cium kamu sebagai tanda bahagia dan terimakasih nya kepada dirimu! "Sungguh kesabaran Saras diambang batas menatap putrinya yang terluka padahal putrinya salah apa?.
Silvia masing sesenggukan didalam dekapan Erlan yang juga tengah kesal kepada Ayahnya itu, inilah yang paling mereka benci pertengkaran Ibu dan Ayah mereka.Jika Erlan dan Leon geram kepada perilaku Ayahnya tidak dengan Riva yang justru sudah mengepalkan tangannya geram kepada Silvia yang sangat manja dan menyebabkan kedua orang tuanya bertengkar.
"Dia terlalu manja aku ngak suka!!, padahal aku ngak ada darah manjanya sama sekali kenapa aku punya anak seperti dia yang sifatnya bertolak belakang denganku!! yang selalu menyulut emosi " . Gertak Seno dengan gigi yang mengertak.
"Karena dia istimewa mas, hasil dari cinta kita berdua selama ini ".Tangis Saras tersendu-sendu.
Seno tidak menghiraukan Saras kakinya berjalan menuju Silvia yang masih bersembunyi dibalik dada bidang kakanya.
" Saya membiyayaimu dengan susah payah , jadi jangan pernah melakukan hal yang membuat saya malu ". Sarkas Seno kepada Silvia yang membuat Leon mengebrak meja tidak terima.
" Ayah apaan sih, Silvia akan aku pastikan tidak akan membuat Ayah malu karena aku sebagai abangnya akan menjaga dan menyayanginya sepenuh hatiku ". Gertak Leon yang membuat Seno menatap remeh dirinya lalu mengangkat bahunya acuh yang membuat Leon dan Erlan mengembuskan nafas kasar.
Seno mengambil tas kerjanya kasar dan menyeret Saras keluar rumah, membuat Leon panik setengah mati dan mengikuti Ayah tempramenya dari belakang.
Seno melepas gengaman tanganya pada Saras dengan kasar setelah mereka berada di samping rumah yang tertutup tembok pada bagian depannya. Seno mulai mulai menghimpit tubuh Saras antara tembok dan dirinya yang telah menggurungnya dengan kedua tangan.
Leon Berada ada dibalik tembok melihat apa yang akan dilakukan ayah pada mamanya, dia sudah bersiap-siap siaga untuk membantu sang mama jika ayah melakukan tindakan kekerasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Girlfriend
Random" Bara beliin eskrim dong! " Pekiknya girang, Silvia menunjuk salah satu pedagang kaki lima. "Ngak boleh kamu kan lagi pilek " Bara menolak mentah-mentah ajakan Silvia, ia memutar otaknya untuk mengalihkan pembicaraan karena ia tahu gadis itu akan...