🌷🌷🌷
Pagi ini Kamar Silvia begitu riuh karena teriakan Saras, Entah kenapa Silvia susah sekali dibangunlah membuat Saras kelimpungan dengan anak gadisnya itu.
"Silvia bangun sayang..... " Saras menepuk-nepuk pipi Silvia membuat siempu mengeliat pelan.
"Ayo ih..., ini udah siang! " Silvia masih tak berkutik membuat Saras geram, padahal sebelum dia masuk tadi kamar ini sangat berisik karena deringan jam.
"SILVIAAA!! " Oke sekarang Saras udah ngegas poll.
"Ya Allah, anak ini kenapa ngak bangun-bangun sih! " Saras meraup wajahnya sebal, lalu kakinya berjalan menuju kamar mandi mengambil gayung berisi sedikit air.
Saras mengambil selimut yang dipakai Silvia dengan agak kasar, lalu tanganya mempercikan air yang cukup banyak sehingga mata Silvia perlahan terbuka.
"Astaghfirullah, hujan dirumah! " Silvia langsung bangun dan berlarian kesana kemari.
"Cepet mandi sana " Mendengar suara Saras, Silvia langsung tersadar lalu menganguk malas sesekali menguap.
🌷🌷🌷
Setelah acara membangunkan Silvia Saras langsung turun keruang makan menyiapkan sarapan untuk keluarga, sebenarnya Saras agak takut saat bertemu Seno ,mengingat tadi malam suaminya itu pulang larut malam dalam keadaan kacau. Apalagi luka di dagu dan ditangannya masih terasa perih.
Setelah beberapa saat, Silvia turun dari arah tangga dengan penampilan yang lebih fress. Silvia merasa tertantang karena Riva sudah berada disana dan menatapnya sinis,Silvia tak menghiraukannya malah dia duduk disebelah Riva dengan santainya yang membuat Riva kesal sendiri.
"Heh jadi yang kemarin itu ngak bercanda? " Riuh kedua lelaki berwajah sama dengan kaki melangkah menuju meja makan.
"Lah, abang gimana sih? sejak kapan aku ngomong kalo itu bercanda ".kesal pemuda itu sambil mengeser kursi di ruang makan.
" Kamu itu benar-benar tengilnya mendarah daging ya!, Lan " Geram Leon menatap wajah menyebalkan Erlan.
Mereka kalau sesama keluarga, mereka sudah terbiasa mengunakan bahasa aku-kamu, nama atau pangilan sayang lainnya.
"Apaan sih kak, kalian berdua pagi-pagi udah ribut aja ,lagi debatin apa lagi?".Gumam Silvia yang jengah dengan Erlan dan Leon.
" Kamu prempuan jadi ngak boleh tau"
Sungut Erlan yang membuat Silvia mengingat sesuatu dengan ucapan Erlan."Ouh.., Silvia tahu " Pekik Silvia jahil, sesekali milirik Riva yang sedang menikmati air putih dengan pelan. Silvia menyodorkan wajahnya maju lalu berbisik pelan ke arah Leon dan Erlan yang berada di depannya.
"Itu, soal celana dalamnya kak Leon kan?".
Uhuk... Uhuk...
Riva tersedak air putih yang dia minum, walaupun Silvia tadi berbisik pelan tetapi Riva dapat mendengarnya.
Pipi Leon mulai merah, merasa tak enak kepada Riva dan mamanya yang baru saja datang dari dapur, jika nanti mereka berpikir yang tidak-tidak.
" Kok kalian bicarain hal kaya gitu sih "
Tanya heran Saras sambil meletakan nasi lauk-pauk diikuti bi Rere dari belakang."Oh itu ma, Abang sembarangan kalo naro barang, sampe-sampe kelupaan dikamar Erlan " Kata Erlan santai yang langsung saja di tabok oleh Leon.
"Tuh kan, lengan kekar aku jadi sasaran lagi " Gerutu Erlan sebal sambil mengelus pelan bekas tabokan Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Girlfriend
Nezařaditelné" Bara beliin eskrim dong! " Pekiknya girang, Silvia menunjuk salah satu pedagang kaki lima. "Ngak boleh kamu kan lagi pilek " Bara menolak mentah-mentah ajakan Silvia, ia memutar otaknya untuk mengalihkan pembicaraan karena ia tahu gadis itu akan...