Asmaraloka-1

264 21 0
                                    

"kak Jay!" seru seorang pemuda berambut coklat gelap yang baru saja memasuki gerbang sekolah barunya.

"apa aku tidak salah dengar? Kau tidak sedang sakit kan Hoon?" yang tadi memanggil Jay itu Park Sunghoon; adik sepupunya yang seumur umur tidak pernah memanggilnya dengan embel-embel hyung/kak atau apapun itu.

"yailah, formalitas doang, gw tau lu ketua osis, biar gak dikira semena-mena gw. Lagian, didepan ada crush gw."

"buset. Mana doi lu?" Sunghoon menunjuk pria seumuran Jay yang berdiri di depan gerbang untuk mengecek kelengkapan atribut.

"jeki? E demi apa ziii... Ada yang demen jekiii nihh... JIAKHHH JEKIII ADA YANG SUKA LU NIH." ya begitulah kelakuan lambenya Jay yang ceplas-ceplos. Apakah dia tidak tahu semerah apa muka Sunghoon sekarang?

Jake menoleh ke arah Jay. Tentu saja Jake melihat Sunghoon dengan wajah semerah tomat miliknya. Jake tersenyum sangat tipis, bahkan orang di sebelahnya saja tak mungkin menyadari hal itu.

"udah sana, samperin Jake-nya. Gw bakal ke kelas. Tenang, dia ga makan orang." Jay dengan segera berlari menuju kelasnya.

Suasana kelas masih sepi, mengingat sekarang memang baru masuk semester kedua, setidaknya jadwal mereka memang sedikit senggang, dan banyak yang memilih berangkat lebih siang.

Dibalik sepinya suasana kelas, ada seseorang di pojok baca yang duduk sembari membaca buku, sesekali menyedot susu UHT di sampingnya.

"morning darl." Jay mencuri kecupan di bibir kekasihnya.

"morning too." lelaki di pojok baca itu juga mencuri kecupan di bibir Jay.

"kayanya kelas bakal sepi deh, soalnya guru-guru pada rapat sampe istirahat kedua. Tadi di grup anak-anak janjian berangkat siang. Jadi kita bisa pacaran, tanpa takut ke gep orang."

Jay duduk di samping kekasihnya. Sedangkan yang lebih kecil mengangguk singkat, lalu melanjutkan kegiatan membaca bukunya yang tadi sempat tertunda.

"wonnie..."

"apa hyung?"

"mau tidur."

"pasti semalem ga tidur ya?" tepat sasaran sekali.

"hehe, maaf, keasikan mabar." Jay hanya mengeluarkan cengiran tidak bersalah.

"yaudah sini tidur di paha Jungwon. Nanti kalau ada anak lain Jungwon yang cari alasan."

Tak lama setelah Jay berlayar ke alam mimpi Jungwon pun begitu. Ia menelungkupkan wajahnya ke meja dan menutup matanya.

Suara bel pergantian pelajaran menyadarkan mereka berdua dari acara tidur mereka. Jay segera bangun dari paha Jungwon.

"cuci muka dulu gih, nanti baru aku." Jungwon meminta Jay pergi ke kamar mandi lebih dulu. Yang lebih tua mengangguk lalu melesat ke kamar mandi. Setelahnya Jungwon menyusul.

Mengendap-endap, kucing-kucingan, itu sudah biasa terjadi diantara mereka berdua. Hubungan mereka memang tidak diketahui siapapun selain orang tua kedua belah pihak. Bukan apa-apa, Jay cukup sadar diri kalau dia punya banyak fans fanatik. Jay hanya tak mau ada hal yang tidak diinginkan jika ia mempublikasi hubungannya dengan Jungwon.

"darl. Mama minta kita buat cepet-cepet nikah. Sebelum kolega papa minta aku jadi suami anaknya."

"humm? Kita udah kelas 11, nanggung banget, mending sekalian lulus."

"darl, kolega papa tuh maksa banget, aku capek ngadepin dia. Mau ya, plisss. Mama papa kamu udah tau kok, mereka juga udah setuju. Tinggal di kamunya aja."

Jungwon nampak berpikir sebentar.

"oke. Aku setuju."

"minggu depan kita nikah. Sekarang kamu pake cincin ini."

"ceritanya ngelamar aku nih?"

"iya dong." Jay memasangkan cincin perak ke jari manis Jungwon.

Setelahnya terjadi peperangan lidah diantara keduanya.

Jungwon yang pertama melepas pagutan mereka. Nafas ya tersengal-sengal. Tapi Jay tak tinggal diam, dia sempat mencuri kesempatan untuk membuat tanda kepemilikan di leher Jungwon. Ayolah, warnanya sangat kontras dengan kulit Jungwon. Dan pastinya, itu tak akan hilang dalam waktu singkat.

Jungwon mengambil handphone miliknya, membuka aplikasi kamera. Lalu mengambil sebuah botol concealer di tas miliknya. Berniat menutupi tanda yang dibuat Jay.

Jay terkekeh pelan. "sini-sini kakak bantu." Jay membantu calon 'istrinya' untuk mengaplikasikan benda cair itu. Beruntung merk yang dibeli Jungwon adalah merk terbaik, sekali oles saja semua dosa bisa tertutup rapi.

Saat sedang asyik berduaan, mereka mendengar suara langkah kaki. Dengan sigap, Jay kembali duduk di bangkunya dan pura-pura sibuk memainkan ponselnya, dan Jungwon kembali menelungkupkan kepalanya ke meja.

"eoh? Jay? Kemana teman temanmu?"

"mereka bilang, mau berangkat siang ssaem, setelah istirahat pertama."

"kalau begitu kau bilang saja pada temanmu, tidak usah berangkat sekolah. Semua murid sudah dipulangkan. Kau silahkan pulang, jangan lupa bangunkan temanmu diujung sana."

Lee ssaem menunjuk Jungwon yang masih ada di sudut baca.

"nee ssaem." setelah memastikan gurunya pergi, Jay memberi pesan ke grup kelasnya. Setelahnya ia kembali ke Jungwon yang berpura-pura itu.

"ayo pulang darl."

Karena sekolah sudah kosong, Jay berani merangkul pinggang ramping Jungwon sepanjang koridor. Bahkan rangkulan itu tidak ia lepaskan sampai mereka berada di parkiran.

-------------------------------------------------------------------------
End note : ༼ つ ◕◡◕ ༽つ votment juseyoooo~~~

Kalo mau ngasih masukan bisa langsung ke cc ya, ada di profile!!

Asmaraloka [1] - ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang