prelude : Marka Alvaro
"Kak Alka..""Kak Alka, banun ih! Kita cekulah ayo."
Seorang gadis kecil naik dengan susah payah ke atas ranjang saat sang empunya masih tidur nyenyak. Gadis kecil itu menggoyang-goyangkan tubuh kakaknya dengan kuat namun tetap tidak ada pergerakan dari orang itu.
"Kak Alka kalo nda banun nanti Calva ngambek pokokna. Nda mawu main cama kak Alka lagi."
Anak laki-laki yang tertidur itu tersenyum saat mendengar perkataan adiknya. Sebenarnya ia sudah bangun sejak 5 menit yang lalu, tapi melihat usaha adiknya untuk membangunkan dirinya benar-benar menyenangkan. Apalagi saat kedua pipi chubby adiknya digembungkan seperti saat ini. Sungguh menggemaskan.
"Kakak mau bangun tapi Calva cium pipi kakak dulu."
"Nda mawu! Kak Alka bawu acem nda laik ih."
Marka Alvaro, kakak dari seorang Calva Adriani tidak kehabisan akal untuk mendapat ciuman sang adik kesayangannya itu. Ia peluk erat adik gembilnya itu lalu mengecupi pipi adiknya berkali-kali. Wangi, Calva itu selalu bau minyak telon makanya Marka suka banget nyiumin adiknya itu. Marka dan adiknya tepaut jarak 13 tahun, Marka yang saat ini berumur 17 tahun dan Calva yang saat ini berumur 4 tahun. Calva itu segalanya buat Marka, ia bisa hidup seminggu tanpa orang tuanya tapi tanpa Calva? Oh tentu saja tidak bisa. Pernah suatu hari Calva ikut pergi bersama kedua orang tuanya kerumah neneknya, tapi karena Marka sedang ada ujian kenaikan kelas jadi ia tidak bisa ikut. Marka benar-benar menelpon bundanya untuk menanyakan kabar Calva. Anggaplah Marka bucin Calva. Tapi memang seperti itu kenyataannya.
"BUNAAA! KAK ALKA NA BAWU CIUM CIUM CALVA."
"Hiihh ngaduan sama bunda nih." Marka menggigit gemas pipi adiknya lalu tersenyum. Ia menggendong Calva untuk turun dari ranjangnya lalu mengelus rambut adiknya itu lembut.
"Kakak mandi dulu ya. Calva bantuin bunda siapin sarapan dulu gih."
"Aye aye captain!"
Calva berlari kearah dapur menghampiri bundanya sedangkan Marka memilih untuk bersiap-siap karena hari ini ia akan mengantarkan adiknya ke playgroup dulu sebelum berangkat ke sekolah. Mengantar Calva sudah menjadi kewajiban Marka.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Dreams
Teen FictionKatanya, setiap orang pasti memiliki mimpi. Namun tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Ada yang menyerah ditengah jalan, ada yang berhenti bahkan sebelum memulai. Tuntutan keluarga menjadi salah satu alasan yang paling menyebalkan dimasa r...