CHAPTER 36

265 40 107
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Momen tatkala siluet cemar tergantikan oleh pancarona ekstraordinari sudah kapabel membuat atmosfer menjadi tak teregulasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Momen tatkala siluet cemar tergantikan oleh pancarona ekstraordinari sudah kapabel membuat atmosfer menjadi tak teregulasi. Kenya dengan kompleksitas perasaan dan sikap itu acapkali memberikan manuver yang tidak terduga. Yang awalnya sempat melankolis, tetapi beruntung finalnya kucing manis ini luluh dan terus bergelayut manja meminta afeksi. Memang lagipula sudah mutlak bahwa menghadapi Taehyung tidak akan membuat Jiya jadi superior seperti biasanya. Sudah dibilang barangkali Taehyung mengikuti les privat pada setan untuk urusan menggoda perempuan. Jadi, konklusinya Jiya mati.

Realitasnya seperti itu. Apa ini laik diperbincangkan? Kenya itu seolah dikelilingi uforia yang infinit. Namun, seratus persen ia memberi aksis pada paragon perfek dengan netra yang menukik tajam seperti sembilu. Perkara daksa yang diberikan sejuta rasa penuh gemirang, nikmat, dan komposur, Jiya mengandalkan abiliti alamiah untuk mengeluaran pekikan halus yang terdengar manis di rungu Taehyung sekaligus membuka labim minim dan mendongak ekstra demi memperluas akses Taehyung.

Jiya di eden. Eden miliknya Taehyung. Dan sebaliknya. Taehyung di eden miliknya Jiya.

Predestinasi ini terfiksasi perfek. Jiya meluluh atas otoritas Taehyung yang punya dominansi demi mendetonasikan luapan gelora percintaan. Taehyung terus menginvasi daksa Jiya dengan seluruh abiliti sapuan dan kecupan ekspert; aktif memberi manuver penuh afeksi. Berbeda dengan Jiya yang hanya kapabel menerima perlakuan Taehyung; pasif supaya tidak terlalu banyak mengeluarkan energi.

Inti atas fragmen ini, tak ada gunanya Jiya meminta hanya untuk diberi cumbana saja, tidak lebih; lantaran ujung-ujungnya keduanya sama-sama tersesat. Tersesat pada mintakat ekslusif dengan imej harsa dan rasa sedap yang infinit. Atau lebih tepatnya Taehyung yang tidak kapabel menahan luapan afeksi eksentrik itu dan Jiya tidak kapabel menolak. Jiya tidak bisa menolak Taehyung.

Di sisi yang bersamaan, Taehyung masih selalu memberi ultimatum pada diri sendiri bahwa rahim seorang Kim Jiya tengah menjadi penginapan konkret bagi adiknya Jisa. Takut menyakiti, meski secara harfiah, tatkala Taehyung punya oportuniti untuk menjalin linear semacam ini, Taehyung selalu menetapkan pada visi kelembutan dan afeksi. Dan fragmen ini akan terasa berbeda, seribu kali lipat lebih lembut. Tidak agahan dan tidak ceroboh.

𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang