"Ketika seseorang membencimu, maka semakin ia memperhatikanmu.
Tapi tidak, seseorang telah mengaturnya, bukan aku"
-Xu Minghao -
Hari ini menjadi salah satu hari yang tenang bagi Jun. Ia merasa bahwa hari ini tidak sesibuk hari biasanya. Meskipun sejujurnya, cepat atau lambat tidak akan ada bedanya. Atau mungkin efek tempat dimana dirinya berada?
Bangun dari tempat tidur king size berwarna cream, kemudian menyentuh gorden panjang, membukanya lebar menampakkan suasana malam indah yang biasanya tak begitu ia perhatikan. Jauh didepan sana terlihat gedung dan menara tinggi, yang jika ia menebak memiliki puluhan lantai. Gedung-gedung itu menampilkan warna lampu indah yang memanjakan mata bagi siapapun yang melihatnya, termasuk Wen Junhui saat ini.
Tidak cukup dengan menatap keluar jendela, ia memutuskan untuk membuat kopi kemudian duduk di depan jendela apartmenet yang terbuka lebar – tanpa membawa satu barangpun yang berkaitan dengan pekerjaan, kecuali benda pipih yang akan selalu ia bawa.
"Hm?" gumam Jun pelan mengangkat panggilan dari seseorang.
"Sepertinya benar ada orang yang mengincarmu." Ucap seseorang di seberang menyampaikan sesuatu yang diminta oleh Jun tadi siang.
"Hm, baiklah." Ucapnya hendak mematikan sambungan panggilan tersebut.
"Ngomong-ngomong siapa yang mengatakan hal ini?" ucap seseorang lagi tepat sebelum Jun memutus sambungan telepon mereka.
"Entah, orang asing." Ucap Jun kemudian benar-benar memutus panggilan itu.
Hari itu, seperti yang telah ia dengar, Minghao mengatakan asumsinya terkait orang dengan pemukul besi di tangannya. Jun memang terlihat tidak tertarik dengan pendapat Minghao. Namun, bukan berarti ia tidak mendengarkan. Ia masih punya telinga tentu saja. Selepas Minghao meninggalkan perpustakaan, Jun menghubungi Joshua untuk mencari tahu terkait hal ini. Dan malam ini, ia mendapatkan jawabannya.
"Yah... mau bagaimana lagi" ucap jun menghela nafas dan menyesap kopinya.
DRRRT
Terlihat ponselnya memunculkan notifikasi, sedetik kemudian layar ponsel itu kembali padam. Jun mengecek dan mendapati satu pesan dari Joshua. Lagi-lagi masih dengan pembahasan yang sama seperti panggilan suara mereka beberapa saat lalu.
"Hhhh Joshua ini" Joshua kembali bertanya apakah Jun menginginkan untuk mencari tahu siapa yang mengikutinya, atau bahkan orang yang berada di baliknya. Karena menurut Joshua tidak mungkin orang semalam bertindak tanpa perintah.
Tidak perlu.
Send
Usai mengirim balasan pesan tersebut, Jun memutuskan untuk menuju meja kerjanya. Membatalkan niat awalnya untuk bersantai hari ini.
Jika kalian bertanya dimana ia sekarang maka mohon diingat bahwasanya orang-orang seperti Jun tidak hanya memiliki satu rumah untuknya beristirahat. So, you got the answer.
HEADLINE NEWS:
"CEO Xing Company Terlihat Menghabiskan Waktu Santai Dengan CEO Muda MN Co."
"Dua CEO Muda Terlihat Berbincang, Akan Ada Inovasi Baru Dalam Waktu Dekat?"
"Tuan Wen dan Tuan Xu Rupanya Teman Dekat"
Beberapa judul artikel yang beragam ia temukan malam itu dalam headline berita pencarian terbaru. Yang membuatnya tidak suka ialah lagi-lagi semua artikel tersebut – yang entah siapa penulisnya- kembali menggunakan namanya. Bahkan ia tidak tahu apa yang ia lakukan hingga menjadi topik berita hari ini.
Jun membuka kolom komentar, berdecak sebal membaca satu persatu diantaranya.
'Wah apa ini?'
'Aku baru mendengar nama CEO muda yang tampan lagi'
'Kota ini benar-benar surga bisnis'
'Bukankah Xing Company telah menolak kerjasama? Itu yang kudengar.'
'Wah Xing Company berubah pikiran'
'Mari nantikan kemunculan mereka haha'
"Dari mana orang-orang ini tau?" gumam Jun kemudian.
Hanya sebentar. Ia memilih menutup tab berita-berita tersebut, berbalik dan merebahkan tubuhnya mengingat waktu telah menunjukkan pukul 11 malam.
.
.
Sementara di tempat lain –
10.30 p.m
"Halo, topik yang anda maksud telah terbit" seseorang terdengar melaporkan informasi dengan intonasi gembira. Tentu saja, mengingat apa yang bosnya perintahkan mampu ia kerjakan dengan baik dan tepat waktu.
"Good job, Jeon Wonwoo." Balas seseorang yang lain tak kalah antusias dari orang pertama.
"Kukira kau hanya ingin bersantai" ucap seseorang yang dipanggil Jeon Wonwoo dengan tawa ringan.
"Ya awalnya. Namun siapa sangka ia ada disana. Oh jangan lupa esok siapkan proposal kerja sama baru untuk tuan Wen tercinta ini. Lusa kita kesana." Titah Xu Minghao dengan semangatnya.
"Oke"
Tuttt..tutt...tutt...
"Ternyata benar kau harus dihadapi dengan cara agak ekstrim, Wen Junhui" ucap Minghao percaya diri, kemudian menegak wine yang berada di tangannya sedari tadi.
Hari itu Minghao benar-benar merasa senang dan sedikit lebih dekat dengan tujuannya. Mungkin berlebihan untuk mengatakan bahwa ia akan menang. Namun sangat benar jika ia selangkah lebih dulu dari Wen Junhui. Ia yang awalnya hanya berniat menghabiskan waktu santai malah bertemu CEO perusahaan yang ia incar dan mendapat ide untuk melakukan diskusi lagi terkait dengan apa yang mereka tolak.
Masih dengan rasa bahagianya, Minghao kembali menghubungi seseorang. Tidak butuh satu menit bagi orang tersebut untuk menangkat teleponnya.
"Sudah lihat berita hari ini, Tuan Wen?" tanya Minghao langsung pada intinya begitu panggilannya diangkat.
"Sepertinya ada hal bagus hari ini. Hm?"
"Wah sepertinya anda yang terhormat ini belum menyentuh berita ya" gelak tawa candaan Minghao terdengar menanggapi jawaban dari apa yang dikatakan orang seberang.
"Baiklah, Xu Minghao yang baik hati ini akan memberitahukan dengan sukarela." Lanjutnya
"Ekhem... aku berhasil membuat berita yang yaa sedikit membantu untuk kerja sama kita. Dan sudah kusuruh Jeon Wonwoo membuatkan amunisi sebelum lusa aku ke sana."
"Hahaha kerja bagus. Memang tidak salah aku memilihmu untuk menjalankan perusahaan cabang. Lakukan yang terbaik. Pantas saja anak itu belum pulang hari ini" cerita tuan Wen panjang lebar
"Benarkah? Mungkin Tuan muda sedang memikirkan beberapa hal yang akan terjadi besok" gurau minghao
"Sudah-sudah, kembali urus hal tersebut." Putus tuan wen mengakhiri percakapan antar keduanya dengan perasaan puas dan penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Break My Trust [Junhao]
Fanfiction[JUNHAO Story] "Trusting someone is something that I rarely or never do. But i tried it for you, I did. Only at the end did it make me think that it was a mistake."