"Kalau semesta tidak berpihak pada kita, mengapa kita dipertemukan satu sama lain?"
"Kamu akan tahu jawabannya suatu saat nanti"
-Kulacino-
Chapter 1Tatkala aku terduduk di samping jendela kusam, jendela perpustakaan yang entah sudah berapa lama belum dibersihkan.
Melihat pemandangan kota Bandung yang tak ada bosan-bosannya jika dipandang.
Oh, senja. Paling indah terlihat disini, bersama dengan gedung-gedung tinggi. Walau memang, mataharinya tidak terlihat. Tetapi langitnya berwarna.
Aku membaca buku yang berjudul 'Malam, Rindu, dan Segelas Kopi'. Buku karya 202 penulis asal Indonesia yang berisikan kumpulan puisi tentang malam, rindu, dan segelas kopi.
Bicara tentang kopi, mengingatkanku pada dirinya yang selalu menemaniku di perpustakaan ketika senja menyapa. Seperti waktu sekarang ini.
Biasanya kami menghabiskan waktu dengan belajar, tidak lupa dengan segelas es kopi agar mata kami tidak terlelap.
Aku membuka ponselku. Melihat layar yang tidak ada notifikasinya sama sekali. Karena begitu, aku memutuskan untuk menghubunginya terlebih dahulu.
Yan, udah dimana?
Begitu pesanku masuk, biasanya ia langsung membacanya. Tetapi kali ini tidak. Entah apa yang sedang ia lakukan hari ini, mungkin ada kesibukan lain yang aku tidak tahu.
Gue beli kopi dulu, ya? Lo mau sekalian dibeliin atau gimana, nih?
Aku menutup layar ponselku setelah mengirim pesan yang tak kunjung ia baca.
Sedetik aku menatap senja yang entah kenapa selalu berhasil membuatku bahagia, hanya dengan melihatnya. Bahkan aku tidak mengerjapkan mataku sama sekali sangking indahnya.
Langit. Aku seperti memiliki hubungan khusus dengan langit. Aku bisa melihat berbagai macam bentuk awan disana, berimajinasi dengan pikiranku, memikirkan segala kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi ketika ini dan itu, tak terbatas jumlahnya.
Termasuk kemungkinan-kemungkinan ketika aku tidak bertemu dengan Biyan, lelaki yang hingga saat ini aku dambakan. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ketika aku menjalin hubungan khusus dengannya, seperti lebih dari teman.
Bagaimana kalau itu terjadi? Aku juga tidak tahu.
Biyan tak kunjung membalas pesanku. Akhirnya, aku memutuskan untuk pergi dari perpustakaan untuk sekedar membeli kopi terlebih dahulu daripada menunggu terlalu lama.
Aku melangkahkan kakiku menuju rak nomor tiga ratus sebelas. Menaruh kembali buku berisi kumpulan puisi yang baru saja kubaca ke dalam rak.
Hm, buku yang bagus. Mungkin lain kali aku bisa merekomendasikannya kepada Biyan.
Aku berjalan ke arah meja, meja yang selalu kutempati dengannya pada saat belajar.
Entah kenapa, hari ini, aku merasakan 'kerinduan' yang entah dari mana asalnya. Padahal, aku bertemu dengannya setiap hari. Tetapi mengapa masih terasa rindu dan terkadang, mungkin, 'hampa'.
Bisa jadi karena aku bukan sepenuhnya miliknya. Aku hanyalah temannya yang biasa menemaninya belajar di perpustakaan sambil meneguk segelas es kopi. Hanya sebatas itu.
Aku meratapi meja kosong didepanku, hanya sebentar. Menghilangkan rasa rindu yang entah kenapa sedari tadi menyelimuti hatiku.
Seketika, aku membuyarkan lamunanku.
Aku melihat kulacino di atas meja kosong tersebut. Aku berfikir apakah Biyan sudah datang, tadi? Tetapi aku tidak menyadarinya? Atau bagaimana?
Karena setahuku, meja ini adalah meja tua. Tidak ada orang yang ingin memakai meja tersebut. Jadi, hanya aku dan Biyan yang selalu memakainya.
Kulacino??
Ah.. Kini pikiranku diselimuti oleh banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang tak seharusnya aku pikirkan.
Bahasa lainnya, menjadi overthinking.
"Nunggu gue, ya?"
Seseorang berbicara di belakangku yang membuatku sontak langsung menoleh.
Kamu.
-To Be Continued-
~~~
Penjelasan = Kulacino adalah nama ketika seseorang melihat di atas meja terdapat bekas air dari gelas yang dingin atau basah.a.n :
Hai! Dengan author teddy disini💞
Udah dua minggu aku nggak update, dan sekarang aku update cerita baru nih!Short story, untuk iseng-iseng aja. Aku ngadain lomba sama dua temenku Vannila_kook dan honeybbear_
Nanti ada jurinya juga :D
Yang kalah harus membuat cerita berdasarkan alur dari yang menang, nih. Semoga aku menang ya! Tapi kalau kalah, aku bisa membuat karya lain untuk kalian. Hehe.Terimakasih, ditunggu next chapter❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulacino
Short Story"Terkadang Tuhan menghadirkan seseorang ke dalam kehidupanmu, bukan untuk kamu miliki. Tetapi untuk melengkapi tokoh dalam kisah yang dimana kamu menjadi protagonisnya." - Kulacino by teddybbear_ ----------------------- Short Story.