Bangchan masih duduk termenung di sudut kamarnya, ruangan berbentuk persegi itu yang jadi teman setianya setelah kepergian Seungmin, calon pengantinnya. Sudah tiga bulan, tapi Chan masih dalam keterpurukannya. Masih belum bisa menerima kenyataan jika sang kekasih telah pergi mendahuluinya, bersama calon anak mereka.
Seungmin Kim, pria manis kesayangan Bangchan itu meninggal karena kecelakaan lalu lintas saat menaiki taxi. Hari itu, Seungmin hendak memeriksakan kandungannya, ia meminta Chan menemaninya tapi karena hal mendesak di perusahaan Chan tidak bisa menemaninya. Alhasil Seungmin pergi seorang diri, dan terjadilah kejadian naas itu menewaskan Seungmin dan juga janin yang di kandung nya.
Chan begitu menyalahkan dirinya ketika mendapat kabar itu, Chan nyaris mengikuti jejak Seungmin jika tidak ada Minho, calon kakak ipar yang menahannya.
"Ikhlas Chan!" Bentak Minho, dia juga sedih marah kesal kecewa. Tapi semua sudah takdir Tuhan. Siapa yang bisa mengubahnya, bahkan tangis darah sekalipun tak akan mungkin mengembalikan adik kecilnya, adik manis yang sangat ia jaga sepenuh hati.
"Gue gak bisa, Ho. Gak bisa hikss.. Seungmin.. anak gue.. gue bodoh! Gue bodoh!" Chan menghantukkan kepalanya ke dinding rumah sakit, dia masih menunggu Dokter selesai mengemasi jenazah Seungmin.
"Seandainya gue milih nemenin dia, pasti gak akan begini. Gue pasti gak akan kehilangan dia dan bayi gue! Pukul gue Ho! Pukul!" Teriak Chan, Minho geram dan memberikan satu tinjunya pada Chan bermaksud agar pria itu dapat tenang. Tapi bukan tenang, dia malah tertawa kencang setelahnya dan meminta lebih. Dia ingin menyusul Seungmin, sedangkan orang tuanya dan orang tua Seungmin hanya dapat menangis. Mereka sangat tahu bagaimana sayangnya Chan pada Seungmin dan juga bayinya yang baru berumur tiga bulan.
Tak mendapat respon dari Minho, Chan berlari ke arah ayah dan ibunya Seungmin. Dia berlutut di hadapan sepasang paruh baya itu, dia meminta maaf yang sebesar besarnya. Dia memohon ampunan, karena telah lalai menjaga Seungmin. Ayah Seungmin hanya diam, pria tua itu masih sangat shock dengan keadaan dimana anak bungsunya di kabarkan kecelakan dan meninggal di tempat.
"Ayah maafin Chan. Maaf ayah.. hikss.. Seungmin maafin kakak, kakak lalai jaga kalian! Hikss.. bawa aku Seungmin, bawaaa... Hiksss"
Ceklek
Dokter membuka ruang IGD, dan memberitahu jika jenazah sudah siap untuk di bawa pulang. Chan kembali meraung, dia mencengkram kerah jas Dokter dan mengguncangnya dengan sedikit brutal.
"Dokter bohong kan? Iya kan? Seungmin masih hidup kan! Katakan Dokter!" Bentaknya, dan aksi itu di cegah ayah Seungmin agar Chan tidak melukai sang Dokter.
"Chan. Ikhlaskan. Ayah gak mau Seungmin sedih di sana" Chan menggeleng, dia masuk ke dalam ruangan dan di lihatnya Seungmin yang terbujur kaku dengan kain panjang yang menutupi seluruh permukaan kulitnya.
Chan mendekat, membuka sedikit kain penutup itu dan seketika air matanya kembali tumpah. Dia bisa melihat bagaimana wajah yang suka tersenyum itu kini terlihat kaku, tangan yang dulunya suka menggegam tangannya di kala terpuruk itu kini mendingin, mata yang selalu meneduhkan itu kini terpejam erat tak ingin membuka, semuanya, semua yang ada pada Seungmin sangatlah berarti bagi Chan. Seminggu lagi, seminggu lagi mereka akan menggelar pernikahan.
Pernikahan impian Seungmin yang mana akan di adakan di taman, dengan banyak anjing anjing lucu di sekitarnya. Bukan pernikahan mewah bak ratu istana di dongeng dongeng, nyatanya pria manis penggemar binatang anjing itu hanya menginginkan pernikahan yang sakral dan khidmat.
"Bangun sayang, bangun. Kakak udah siapain semuanya, anjing anjing maunya kamu juga udah kakak kumpulin. Bangun Seungmin, kakak gak bisa tanpa kamu sayang. Bangun, ayo kita menikah. Maafin kakak ya sayang, kalau aja kakak gak mentingin kerjaan pasti kamu masih ada sama kakak kan. Kakak bodoh ya? Haha. Ayo bangun sayang. Kakak kangen kamu manja manja, kakak kangen kamu minta ini itu dengan alasan si baby. Ayo sayang, ayo bangun. Kamu sama baby apa gak capek tidur terus.. ayo bangun Seungmin.. hikss..hikss..hikss.." Chan mengeluarkan isi hatinya di depan tubuh yang sudah tak bernyawa itu. Dia mengambil tangan Seungmin yang mendingin, di tempelkan nya di wajah. Dan kembali air mata tak dapat di tahan, Chan juga mengelus perut Seungmin yang masih rata. Mengusap sayang, sama seperti yang selalu ia lakukan pada Seungmin jika Seungmin meminta.
"Maafin Daddy ya nak, Daddy bakal coba ikhlas. Kamu jagain papa ya di sana, tungguin Daddy. Kita bakal ketemu nanti di atas sana, jadi anak baik ya sayang. Daddy ikhlas!" Chan mengecup sayang tepat di perut Seungmin dan setelahnya dia kembali menutup kain penutup itu dan menyilahkan satu persatu keluarganya untuk melihat Seungmin untuk yang terakhir kalinya.
***
Hari ini tepat pada peringatan kematian Seungmin Kim yang pertama, Chan pergi ke makam Seungmin dengan membawa sebuket bunga Lily kesukaan Seungmin. Chan memanjatkan doa untuk Seungmin dan anak mereka, tak lupa. Bahkan setiap harinya begitu. Dia akan mencium foto Seungmin sebelum berangkat kerja. Ini sudah setahun, Chan akhirnya survive dan belajar merelakan. Dia mendengar apa yang di katakan calon mertuanya itu, merelakan bukan berarti melupakan. Chan bersumpah dia tidak akan menikah sampai akhir hayatnya nanti, dia hanya akan menunggu kematian nya saja menyusul Seungmin. Demi kenyamanan Chan, kedua orang tuanya hanya mendukung keputusan sang anak. Tak apa tak menikah, yang penting Chan bisa bangkit kembali menjalani hari hari seperti biasanya.
***
"Sayang.. Kamu udah bahagia ya di sana? Kenapa kamu gak pernah mampir di mimpi kakak? Apa anak kita nakal? Kalau iya jangan di hukum ya, dan tolong sampaikan salam rinduku padanya ya, bilang kalau Daddy sangat menyayanginya. Daddy juga sayang papanya, Daddy rindu pada kalian. Ayo main ke mimpi Daddy. Daddy ingin tahu bagaimana rupa anak Daddy, i love you Kim Seungmin" ucap Chan sambil menatap langit malam yang penuh bintang, nampaknya langit pun mendukung suasana hati Chan saat ini. Dan terlihat ribuan bintang itu berkelap kelip di atas sana, seakan mengatakan jika Seungmin membalas perkataannya.
"Papa dan baby juga cinta Daddy" terdengar jelas suara bisikan pada telinga Chan saat dirinya memejamkan mata sejenak, seperti nyata. Chan membuka matanya perlahan, dan langsung melengkungkan senyumnya. Setidaknya dia tahu, jika Seungmin dan anak mereka sudah bahagia di atas sana.
End
Vomen