Chapter 1 - (first)

207 14 3
                                    


Happy Reading



"Assalamualaikum bunda kia pulang" kia menyalami tangan bunda

"Waalaikumsalam sayang. Gimana hari pertama UNBK nya lancar?"

"Hari pertama alhamdulillah lancar bunda, meskipun banyak soal ujian yang kia engga ngerti si, hehe"

"Ya sudah nanti belajar lagi yang rajin ya sayang, katanya kamu mau masuk universitas ternama diindonesia"

"Iya bunda. Ohh iya bunda ayah kerja?"

"Ayah lagi berenang di ujung kulon"

Bunda emang suka gitu, abis serius langsung bercanda.

"Ihh bunda gitu, kia kan nanya serius bunda"

"Jangan serius-serius nanti dighosting baru tau rasa"

Kia berdecak pelan, mengerutkan bibirnya dan meninggalkan bunda yang sedang menertawakan kia.

"Bunda kenapa ketawa?" shafa adik kia yang berumur 6 tahun menanyakan apa yang baru saja terjadi.

"Anak kecil engga usah kepo deh" kia kesal dan langsung berjalan ke kamarnya.

"Engga ada apa-apa sayang" bunda mencubit hidung shafa.

"Kamu sama adik kok ngomong gitu sih" bunda berteriak berbicara dengan kia yang sudah masuk kamar.

...

"Assalamualaikum bunda"

"Ayahhhh. Bunda ayah udah pulang" kebiasaan shafa kalo ayah baru pulang kerja.

Ayah baru saja masuk rumah sambil menggendong shafa.

"Waalaikumsalam yah" bunda menyalami tangan suaminya yang baru pulang bekerja.

"Kia kemana bun"

"Ayah kaya engga tau anak gadisnya aja"

"Hmmm" ayah mengangguk paham.

Ayah, bunda juga shafa sedang menonton tv diruang keluarga.

...

"Aduh besok matematika, nih otak suka buntu sama itung-itungan."

Dering telpon berbunyi, suara seorang gadis diseberang sana. Dia adalah qieena sahabat kia.

"Halo, kia lo belajar apaan dah buat ujian kedua besok, gue bingung sama itungan begini"

"Ya mana gue tau, segala nanya gue"

"Yaelah kia sombong amat lo"

"Udah ah gue cape. Bye"

Kia memutus sepihak panggilan telepon qieena.

Baru saja kia merebahkan badan dan memejamkan mata. Adik kia menggedor pintu kamar.

"Kakkkk, kakakkkk disuruh turun sama bunda. Kalo ga mau bunda sama ayah marah"

"Kenapa si de, ngomong pelan-pelan bisa ga. Kecil-kecil udah bikin emosi aja"

Kakak adek ini engga pernah akur emang, berantem terus kaya tom & jerry.

Shafa berlari menghampiri bunda dan menangis, anak kecil itu juga mengadu yang tidak-tidak sama bunda.

"Bundaaaaa-hiksss k kakak kakak. Kakak jahat, kakak bentak-bentak adek bundaaa hiksss"

"Kiaaaa" kebiasaan bunda kalo manggil kia harus teriak

Batin kia, haduhh pasti tuh bocah ngadu yang engga-engga sama bunda. Punya adek udah caper sejak dini.

"Kiaaaaa, keluar sekarang atau bunda ga kasih uang jajan besok"

"Kenapa si bun, engga usah teriak-teriak juga bun, malu sama tetangga"

"Emang enak diomelin bunda wleee" shafa mengejek kakaknya yang lagi diomelin bunda.

"Kamu nih kenapa si kia, murung terus dikamar. Makan harus disuruh, mandi juga disuruh, setiap hari kaya gini. Kamu ada masalah? Kamu kan masih ada ayah juga bunda kenapa harus diem gitu"

"Bun sabar dulu, bilangnya pelan aja. Kasian, takut kia malah tertekan dikasih pertanyaan kaya gitu"

Ayah meredamkan emosi bunda, yang sudah seperti macan siap menerkam.

"Sayang anak gadis ayah yang sebentar lagi mau lulus SMA, kamu kenapa si hmm. Punya masalah? Ada ayah juga bunda disini, kia bisa cerita kalo lagi ada masalah. Jangan kaya gini cantik, kamu mau apa, mau jalan-jalan. Atau mau apa ayah turutin. Tapi jangan kaya gini ya sayang, ayah sedih ngeliat anak gadis ayah murung terus didalam kamar, ayah bunda juga shafa sayang sama kia. Jangan bikin ayah sama bunda kehilangan lagi nak, menyakitkan sekali kehilangan dua anak sekaligus. Sekarang ayah sama bunda cuma punya kia juga shafa. Kalo ada masalah cerita sayang, jangan buat ayah sama bunda trauma untuk ketiga kalinya"

Kia sedari tadi mendengarkan semua pembicaraan ayah dan bunda, tanpa terasa air mata kia berjatuhan.

"Yah, bun. Kia gapapa kok, ini emang udah kebiasaan kia mau nya didalam kamar terus. Terlalu cape rasanya berkumpul dengan orang banyak, energi kia terasa habis kalo berkumpul dengan orang banyak" kia tersenyum terpaksa agar ayah bundanya percaya.

"Maafin ayah dan bunda ya sayang, kalo ayah sama bunda terlalu banyak mengekang kia"

Kia memeluk erat ayah dan bunda. Dan dibalas pelukan ayah bunda. Shafa iri melihat kakaknya yang dipeluk bunda sama ayah.

"Ayah bunda kok engga jadi marahin kakak sii, kakak kan tadi galak sama adek dia bentak-bentak adek" anak kecil ini mengiri karena engga dipeluk bunda ayah.

"Shafa juga kakak itu anak ayah sama bunda, jadi harus saling menjaga, jangan marahan terus ya" kini mereka berpelukan bersama.

Percayalah bahwa keluarga adalah tempat terbaik untuk berbagi.

.....

Kia berangkat sekolah pukul 06:18 menggunakan motor vespa matic nya yg berwarna ungu muda.

"Bunda, ayah. Kia berangkat"

"Kamu engga sarapan dulu sayang?"

"Engga yah, kia beli sarapan disekolah aja"

Setelah berpamitan sama ayah dan bunda, kia bergegas ke sekolah.

"Tumben lo jam segini udah sampe, biasanya lo telat" cicit farah yang juga sahabat kia.

"Yaelah far, hari ini kan ujian mana mungkin kia telat" qieena menyentil bibir farah yang kalo ngomong suka ngadi-ngadi.

Farah cuma bisa senyum terpaksa karena perlakuan qieena.

"Thanks na, lo emang the best" kia menepuk pundak qieena.

"Gue juga the best kan kia?"

"Haha, iya kalian berdua bestie gue yang paling best"

SMA SINAR WIJAYA sedang melakukan UNBK hari kedua, semua siswa mengerjakan ujian dengan hening.








Untuk Siapa Cinta Ini (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang